Berulangkali ia di sakiti oleh Andrew dan Aerin. Tapi ia selalu saja terlihat sangat tegar. Padahal ia begitu rapuh dan terluka. Selama ini ia sudah merasakan kenyamanan dan cinta dalam hubungannya dengan Andrew.
Tapi apalah daya nya. Ia hanya wanita polos yang sudah tertipu oleh rayuan cinta Andrew. Ia berpikir bahwa buaya saja lebih terhormat di bandingkan Andrew. Alice sedari tadi mengurung diri di kamar, ia tak ingin siapapun masuk ke dalam kamarnya.
Ia merebahkan diri di tempat tidur seraya membuka album foto kenangan manisnya bersama Andrew. Di depan kamera Andrew bisa memanipulasi keadaan hatinya, tapi tidak dengan pandangan mata yang selalu melirik ke arah Aerin.
Album foto itu sekilas memang seperti foto berdua, namun kenyataannya mereka bertiga pada saat itu. Semua foto-foto di album adalah hasil manipulasi cinta oleh Andrew dan Aerin. Tak ada foto berdua tanpa adanya orang ketiga. Seakan-akan mereka berdua sudah merencanakan hal itu.
Memang semua salahnya. Dia membiarkan Aerin menjadi orang ketiga di hubungannya, sehingga setiap kencan Aerin selalu hadir. Dengan beragam alasan ia selalu meminta Alive untuk mengajaknya saat kencan mesra bersama Andrew.
Seakan akan Aerin tak suka dengan kebersamaan Andrew dan dirinya. Lembar demi lembar halaman album foto itu terbuka. Di halaman terakhir ada foto dia dan Aerin sedang menikmati jagung bakar di malam tahun baru. Andrew yang memotretnya, pun tak lepas dari memandang Aerin. Sungguh pasangan toxic yang sangat serasi.
Tak terasa Airmatanya mulai keluar dan menetes di pipi membasahi album foto itu. Bibirnya terasa kelu saat itu. Ada rasa kecewa dan amarah yang berkecamuk di dalam hatinya.
"Aerin jahat! Lo jahat Aerin! Jahat! Lo buat skenario seakan akan Andrew jatuh cinta pada gue! Padahal itu hanya rencana kalian untuk merebut saham Caffetaria yang susah payah gue bangun bersama Andrew!" jerit Alice.
Alice mengambil kerdus besar yang kosong. Ia mulai mengumpulkan semua barang-barangnya bersama Aerin, sahabat baiknya. Semua barang itu di masukkannya ke dalam kerdus itu dan ia juga membuang semua foto-fotonya bersama Aerin dan Andrew.
"gue nggak akan lupa dengan semua perlakuan jahat lo selama ini!" ucap Alice sambil mengemas semua barang barang kenangan manis bersama Aerin dan Andrew.
"Andaikan saja ada Ye joon di sini, pasti dia akan menghiburku saat ini. Sudah ya Alice..sudah! Lo harus lupakan Ye joon! Anggap saja lo nggak pernah kenal dengan Ye joon." ucap Alice yang merindu Ye joon.
"Aku harus bisa hidup tanpa bantuan Ye joon lagi! Aku nggak mau Ye joon kembali di kirim ke lembah kehancuran!" gumam Alice dalam hati.
Kerdus itu pun di tutup dan di bungkus dengan plaster hingga tak bisa terbuka lagi. Alice kembali mengingat semua permasalahan di hubungannya dengan Andrew.
Ia adalah kekasi h Andrew, namun sikapnya Andrew seolah tak menganggapnya kekasih. Dengan tatapan mata yang menatap Aerin dalam, memberikan perhatian lebih ke Aerin padahal ia ada di situ juga. Yang lebih menyakitkan lagi adalah Saat mereka makan siang bersama di sebuah restoran mahal di kota.
Pada saat itu, Pelayan restoran itu tak sengaja menumpahkan kuah sup ke arah ia dan Aerin. Sehingga Ia dan Aerin basah terkena kuah sup itu. Bukannya perhatian untuk mengelap baju nya yang basah terkena tumpahan kuah sup, Andrew malah begitu perhatian pada Aerin. Andrew terlihat sangat marah sekali dengan pelayan restoran itu.
"Mba! Kalo jalan itu lihat-lihat! Kalau ada apa-apa bagaimana!" ucap Andrew memarahi pelayan itu.
"Udah..And..sudah! Gue nggak papa kok! Makasih ya lo udah bantuin gue membersihkan baju gue yang kotor!" ucap Aerin sambil menatap Andrew.
Matanya hanya menyaksikan saja hal itu di depan matanya. Apa mereka lupa dengan Alice saat itu? Andrew seakan lupa siapa Alice. Ia benar-benar lupa dengan Alice juga ada di situ.
Alice hanya menangisi kejadian waktu dulu. Ia merasa paling bodoh, karena tak bisa memvaca gerak gerik keduanya.
"Bodoh! Lo itu bodoh Alice..! Lupakan lah dia lupakan lah mereka!"gerutu ia pada dirinya sendiri.
Mereka terlalu jahat padanya. Aerin berulang kali ingin melenyapkan nya. Mungkin Aerin takut dan cemburu pada Alice. Karena Alice selalu dapat banyak keberuntungan di dalam hidupnya.Aerin juga takut jika seandainya Andrew menyadari bahwa Alice memang wanita baik dan mulai jatuh cinta pada Alice.
Alice pun bangkit dari kesedihannya. Ia mulai menghapus airmatanya yang tak pantas di tangisi. Luka itu tak perlu di tangisi, pedih memang pedih namun ia tak bisa larut terus dalam kesedihan yang mendalam.
"Bangkit Alice...bangkit! Lupakan luka itu! Lupakan sakit itu!" keluh Alice pada dirinya.
Kemudian ia mengangkat kerdus bersi barang-barang dari masa lalunya dan membawa nya keluar dari rumah. Ia berjalan ke luar rumah. Di depan rumah sudah tersedia korek api dan minyak tanah.
Kotak itu di taruh di tanah. Ia mulai menyiramkan minyak tanah dan mulai menyalakan korek api. Korek api batang itu di lemparnya ke arah kerdus yang basah dengan minyak tanah. Api pun menyala di situ dan mulai berkobar.
"Pergilah...Pergi saja jauh dari hidupku! Kalian telah menghianatiku dan membuat luka di hidupku. Sampai hati kalian menginginkan kematianku! Pergi saja...pergi...tak usah kembali lagi!" ucap Alice sambil menangis.
Tak lama kemudian datanglah Aerin. Aerin terkejut dengan apa yang ia lihat saat itu. Aerin langsung menarik tangan Alice dan mulai menegurnya.
"Alice...lo apa-apaan sih! Lo udah gila ya? Kenapa lo buang dan bakar semuanya! Inikan kenangan kita sejak SMA dan tak hanya itu, sebagian dari barang-barang itu juga ada kenangan lo bersama Andrew!" tegur Aerin dengan sangat marah.
Alice yang terlanjur sakit hati pun mulai membalas perkataan Aerin.
"Buat apa lagi lo datang ke sini? Sudah cukup lo buat hidup gue menderita! Lo lupa..lo sangat menginginkan kematian gue!" balas Alice dengan perkataan agak kasar.
Aerin pun mulai meminta maaf. Tapi ia harus berpura-pura baik demi mengambil surah sertifikat kepemilikan Caffetaria milik Alice dan Andrew. Ia melakukan hal itu atas perintah Andrew dan janji manis Andrew padanya.
"Gue...minta maaf Lice.." sahut Aerin sambil menyentuh tangannya Alice.
"maaf! Hah...setelah semua yang lo lakuin kepada gue, dengan gampangnya lo minta maaf! Gue harap lo pergi dari sini!" usir Alice pada Aerin.
"Tap..tapi Lice..gue tulus minta maaf sama lo!" sahut Aerin.
"Lo dan gue nggak ada lagi hubungan persahabatan! Sekarang lo bisa pergi dari sini!" ucap alice dengan kasar.
"baiklah...gue juga nggak sudi memohon maaf sama lo! Gue hanya di suruh sama Andrew untuk memperbaiki hubungan persahabatan kita!" balas aerin.
"Cuih...gue nggak sudi lagi bersahabat dengan ular berkepala dua kaya lo!" herdik Alice.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments