Setelah pemakaman palsu itu, Aishi Moey mencoba mengelola caffe miliknya dulu dengan identitas barunya. Ia mulai bergegas mengendarai mobil miliknya sendiri berjalan menuju Cafetaria. Sesampainya di sana, semua orang tampak bingung dengan kehadiran nya.
"Hai, selamat siang. Perkenalkan saya Aishi Moey, sepupu dari Alice Yunchi. saya di sini yang akan menggantikan posisi Alice untuk mengelola cafe miliknya, di karenakan permintaan nya sebelum ia tiada. Jadi saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik. Paham semua!" ujar nya.
"Paham.." sahut semua karyawan.
"Di sini, aku menginginkan sebuah ide dari kalian semua." ucap Aishi Moey.
"I..ide Boss?" tanya karyawati cage itu.
"Ya, sebuah ide."
"Untuk apa boss?" tanya karyawan lain.
"Di sini izinkan saya, memberikan sebuah perubahan untuk cafe ini. Di mana tujuannya untuk memajukan usaha cafe ini. Saya harap kalian bisa ikut berpartisipasi dalam perubahan di cafe ini. Mendengar hal yang pernah di sampaikan oleh Alice, bahwa ada cafe baru yang mencoba menghalalkan berbagai macam cara untuk membuat Cafetaria ini menjadi bangkrut." jelas Aishi Moey.
"Apa kalian semua punya ide?" tanya Aishi kembali.
"Bagaimana, dengan menata ulang ruangan cafe ini semenarik mungkin." ujar karyawati lain.
"Bagaimana dengan menu yang tersedia?"
"Kita akan menambah beberapa menu yang sekarang belum ada di manapun. Contohnya seperti perpaduan makanan khas korea dan khas Indonesia. Kan unik tuh." ujar yang lain.
"Bagus, tuh. Ayo kita mulai dari sekarang..." ajak Aishi.
Hari itu, Aishi dan seluruh karyawan serta karyawati sedang berbenah untuk melakukan perubahan pada cafe itu. Memerlukan waktu seharian untuk melakukan semua itu.
Saat melintasi jalan, Andrew tak sengaja melihat aktivitas di cafe milik Alice. Hatinya yang semula bahagia karena rencana mengambil alih cafe itu menjadi sirna, karena kehadiran wanita cantik berkulit putih itu.
"Siapakah gerangan wanita yang berada di dalam cafe milik almarhum Alice?" tanya nya dalam hati.
Ia mulai penasaran dengan kehadiran wanita itu. Ia pun segera singgah sebentar ke cafe itu. Membelokkan mobil dan memarkirkan mobil di parkiran. Ia pun berjalan menuju cafe itu.
Kreekkk
pintu cafe terbuka.
"Wah...wah...ternyata kalian masih buka ya? Ku kira kalian sudah tutup, secara boss kalian kan sudah meninggal." sindir Andrew.
Karyawan menghampirinya dan mulai bertanya mengenai keberadaan dia di sini.
"Ada perihal apa, kamu datang kemari? Bukan kah kamu sudah tidak di perlukan lagi di sini.?" celoteh karyawati yang lain sambil menghampirinya.
"U...santai bro! Santai.."sahut Andrew.
Tiba-tiba datanglah seorang wanita cantik berbaju serba hitam menghampirinya. Dia wanita yang tadi di lihatnya.
"Siapa kamu? Buat apa kamu ke sini?" tanya Aishi Moey berpura-pura tidak kenal.
"Kamu siapa? Kenapa kamu bisa berada di cafe ini. Cafe ini milik Almarhum Alice Yunchi kan?" tanya Andrew dengan sangat penasaran.
"Oh, kamu belum tahu ya. Perkenalkan Aku Aishi Moey, pemilik cafe ini. Aku membelinya selagi Alice masih hidup." jelas nya.
"Ah, kamu bercanda! mana mungkin Alice mau menjual cafe miliknya kepada orang lain. Kamu pasti orang suruhannya kan?" ujar Andrew.
"Kalau tidak ada kepentingan silahkan keluar! Tentunya kamu sudah, tahu kan pintu keluar ada di mana?" ucap Aishi dengan sombong.
"Sombong sekali kamu!" ucao Andrew dengan geram.
* * * *
Keesokan harinya, saat Andrew berada di cafe miliknya. Saat itu, Aerin sudah menyogok polisi yang mencarinya dengan sejumlah uang. Di sini sudah tak menjadi buronan lagi, karena sesudah membunuh Kedua orang tua Alice, Aerin mencoba muncuri sejumlah uang dan perhiasan yang ada di berangkas milik Ayahnya Alice.
Aishi mendapatkan kabar di ponsel miliknya mengenai hal yang menyangkut orang tuanya. Kabar itu memang tak mengenakkan untuknya. Kedua orang tuanya telah tewas mengenaskan di dalam rumah.
"Halo, boss. Saya ingin mengabarkan bahwa 2 hari yang lalu setelah kepulangan boss dari Korea, kedua orang tua boss tewas di serang orang. Mereka tewas dengan mengenaskan, semua uang dan perhiasan telah lenyap di curi. Bahkan Cctv di rumah pun di buat tak berfungsi." ujar anak buahnya.
"Apa? Kedua orang tua ku, tiada? Bagaimana mungkin?" tanya Aishi seolah tak percaya.
"Coba, boss lihat di sosial media. Semua penuh dengan berita Alex Yuchi konglomerat terkaya di kota itu, tewas mengenaskan." ujar anak buahnya.
Lalu Aishi mencoba membuka sosial media miliknya dan mulai mencari berita viral itu. Betapa terkejutnya ia, melihat berita viral itu. Judul artikel berita itu membuatnya sedih bahkan marah.
"Astaga..ternyata benar kabar itu. Ayah...Ibu...mengapa kalian meninggalkanku." lirih Aishi
Airmata mengalir membasahi pipi, kesedihan sudah tak terbendung lagi. Ia menangis karena sudah tak memiliki orang tua lagi. Kini sudah tiada lagi orang terkasih yang menyayangi ku. Mereka semua sudah pergi menjauh dari ku.
Rasanya tak sanggup menangung semua ini. Mengapa semua masalah dan kejadian ini menimpaku? Apa salah dan dosaku?
Rasa sedih Aishi ternyata masih tersambung kepada Ye Joon. Ye joon masih merasakan apa yang sedang di rasakan oleh Aishi Maka Ye Joon pun segera menghampirinya.
Clingg..
Ye joon tiba menghampirinya di kamar. Ye joon memeluk Aishi seperti dulu ia memeluk Alice sebelum berubah identitas.
"Mengapa tuhan sekejam ini padaku? Mengapa kedua orang tuaku menjadi tiada akibat permasalahanku. Aku yakin pasti pelakunya adalah Aerin. Aerin tega sekali dengan keluarga ku." ucap Aishi.
"Apa yang membuatmu bisa menuduh Aerin pelakunya?" apa yang dia perbuat terhadap kedua orang tuamu?" tanya Ye Joon.
Hiks..hiks..hiks..
Gadis itu menangis. Sementara itu Andrew terkejut dengan kedatangan Aerin.
"Aerin..apa kamu sudah gila? Kamu itu buronan polisi? Kalau ketahuan dan tertangkap bagaimana?" tanya Andrew dengan sangat khawatir.
"Tenang aja...santai. Mereka sudah tidak mencariku lagi. Karena aku sudah menyogok mereka dengan sejumlah uang." ucapnya sambil mengelilingi Andrew.
"Dapat uang dari mana kamu, bisa nyogok polisi? Apa ada hubungannya dengan kematian orang tua Alice?" tanya Andrew dengan curiga.
"Emm....aku minta sama ayahku. Enak aja, asal tuduh aja. Memangnya aku ini ada tampang pembunuh apa." celoteh Aerin dengan nada tinggi menyangkal tuduhan dari Andrew.
Andrew tetap tidak percaya pada Aerin. Ia hanya berpura-pura percaya pada Aerin. Sementara itu Aishi atau Alice masih menangisi kematian orangtuanya.
Ye Joon mencoba menghiburnya dengan candaan seperti biasanya. Kali ini memang tak sedikitpun tertawa atau tersenyum. Ia benar benar di landa kesedihan yang mendalam. Ia melepaskan pelukan Ye Joon dan berjalan menghampiri sebuah bingkai foto.
Di foto itu terlihat sangat bahagia. Bagaimana bisa mereka terpisahkan. Ayah dan Ibu yang selama ini menyayanginya dan penuh kasih sayang, kini pergi jauh dari hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments