Galang mengetuk-ngetuk jari tangan kirinya ke meja, itu adalah salah satu sifat Galang ketika berusaha bersabar menahan sesuatu, kali ini dia sedang berusaha bersabar menunggu temannya, yang sudah setengah jam lebih telat datang dari waktu yang sudah di sepakati. Matanya menatap serius ke arah luar kafe.
"Seperti apa dia? Temanmu itu, apakah dia baik?"
Mendengar suara Kei, Galang langsung mengalihkan tatapannya ke Kei, tangannya meremas tangan Kei, berusaha menenangkannya. Seminggu ini dia berusaha meyakinkan Kei untuk setuju menikah lagi, setelah mereka selesai menyelesaikan proses perceraiannya di pengadilan nanti.
"Dia baik, dan dia mau membantu kita. Dan sekarang dia mengajak kita bertemu disini untuk membahas detail rencana kita, sekaligus dia punya persyaratan yang akan dia ajukan hari ini."
"Kenapa mas memilih dia?"
"Dia playboy. Dia tidak pernah bersama wanita yang sama lebih dari dua minggu. Dengan begitu dia akan segera menceraikanmu secepatnya, iya kan?"
Kei hanya mengangguk, matanya memandangi tangannya yang sedang di genggam Galang.
"Dan sikap dia yang dingin dan hanya mementingkan dirinya sendiri itu juga bagus, jadi dia tidak akan membuatmu jatuh cinta sama dia," lanjut Galang sambil mencubit gemas dagu Kei.
Kei menyandarkan kepalanya ke bahu Galang. Sambil menahan air matanya yang nyaris keluar, dia memeluk pinggang ramping mantan suaminya.
Hidup terpisah dari Galang, membuat Kei seperti kehilangan arah.
"Maaf telat, tadi ada rapat dadakan!" seru seseorang membuat Kei tersentak kaget mengangkat kepalanya dari bahu Galang kemudian melihat pemilik suara itu. Wajahnya mendongak lebih tinggi lagi baru Kei bisa melihat wajahnya.
Astaga! Jangan bilang ini teman yang dimaksud mas Galang tadi. Apa dia sudah gila menyuruhku menikahi raksasa ini?
"Hai bro! Aku yang harusnya minta maaf karena sudah menyita waktumu."
Galang mengulurkan tangannya disambut tangan raksasa itu, hati Kei langsung mencelos. Raksasa itu langsung duduk didepan Kei sambil menatap tajam Kei dengan sebelah alis terangkat, membuat Kei sedikit gemetar takut.
"Kenalin Dhan ini Kei."
"Hardhan," sapanya sambil mengulurkan tangan.
Ragu-ragu Kei menyambut uluran tangannya.
"Keilani," balasnya dan langsung menarik tangannya kembali.
Hardhan terus menatap Kei, seperti menatap produk baru yang akan diluncurkan perusahaannya secara teliti, melihat sedetail mungkin adakah yang cacat dari produk itu.
Dan produk didepannya ini memang terlihat cantik, rambut hitamnya tergerai sebahunya, alisnya yang melengkung indah membingkai kedua mata sendunya, dilengkapi dengan bibirnya yang seksi, sekilas wajahnya mirip dengan Davika Hoorne, tipe wanita kesukaan Hardhan.
"Perfect!" gumamnya lebih ke diri sendiri.
Dilihat mendetail seperti itu, membuat Kei salah tingkah. Kedua telapak tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan dia yakin mukanya sekarang pasti sudah sepucat mayat.
"Ingat bro ini cuma pernikahan sementara. Kau tidak harus melihat Kei seperti itu!" sungut Galang dengan nada cemburu. Hardhan tertawa keras mendengarnya, suara tawanya menggema di kafe ini, membuat beberapa pasang mata melirik penasaran.
"Memang benar cuma sementara. Tapi bukannya baru sah ya kalo saya sudah berhubungan badan sama dia? Dan mengingat hal itu harus terjadi, sudah sewajarnya kan saya penasaran apa dia bisa membangkitkan nafsu saya."
Galang terlihat kesal mendengarnya, kedua tangannya terkepal erat di atas pangkuannya, berusaha menahan diri untuk tidak menghajar Hardhan.
"Dan saya harus memastikan terlebih dahulu kalau dia tidak sedang hamil," lanjut Hardhan tanpa ampun.
"Kau tenang saja, Kei mandul!" seru Galang santai.
Sambil mengangkat sebelah alis lebih tinggi lagi, Hardhan mengalihkan perhatiannya dari Kei ke Galang.
Cukup!
Kei tiba-tiba berdiri, menatap tajam ke Galang dan lanjut ke Hardhan, "Aku mau ke toilet!" tanpa menunggu jawaban dari Galang dan Hardhan, Kei meninggalkan mereka.
"Kau yakin dia mandul? Sudah cek?" tanya Hardhan penasaran setelah Kei tidak terlihat lagi.
"Tidak perlu di cek lagi, aku yakin dia yang mandul, itulah penyebab keributan aku sama dia selama ini."
"Tunggu, kenapa kau bisa seyakin itu kalau dia yang mandul? Jangan bilang kau pernah ... "
"Iya," jawab Galang sebelum Hardhan selesai bertanya, Galang sudah tau arah pertanyaannya Hardhan.
"Ahh gila kau! Dia tahu?"
Galang mengangguk, matanya menerawang ke peristiwa itu, ketika Inge mantan sekretarisnya yang sekarang sudah menjadi istri keduanya menggedor-gedor pintu rumahnya, dan meminta pertanggung jawaban Galang karena sudah menghamilinya.
Betapa marahnya Kei waktu itu, dan seminggu setelahnya mereka masih terus ribut, Galang yang sudah lelah dengan masalah di kantornya, sampai rumahpun tidak bisa istirahat dengan tenang, akhirnya kehilangan kendali diri, dan terucaplah kata keramat pertama Galang saat itu.
'Ya sudah terus mau kamu sekarang apa? Kamu mau kita cerai? Ok aku talak kamu sekarang juga! Puas kamu?'
"Itu talak pertama aku ke dia."
"Terus Kei masih mau rujuk sama kau?"
Hardhan penasaran, terbuat dari apa hati wanita itu sampai mau rujuk lagi sama Galang setelah di khianati seperti itu, sampai hamil pula selingkuhannya, padahal kebanyakan wanita pasti sudah melabrak selingkuhan suaminya dan bersikeras meminta cerai dari suaminya.
"Iya dia mau, bahkan dia yang kasih saran ke aku untuk menikahi Inge. Mengingat anak dalam kandungannya adalah anakku. Itu syarat dia mau rujuk lagi denganku."
Hardhan menyandarkan punggungnya ke kursi, menatap Galang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tatapan mencemooh Hardhan, Galang kembali emosi.
"Sebelum kau kritik aku, aku ingetin kalau kau juga tidak jauh beda sama aku, lebih sering kau yang gonta ganti cewek dibanding aku!"
"Tapi saya tidak sebodoh kau sampai bisa kebobolan begitu! Dan satu hal lagi, saya belum menikah, kau tahu kan perbedaanya?"
Belum sempat Galang jawab, Kei sedang berjalan kearah mereka dan kembali duduk disebelah Galang, sambil menghela nafas panjang dia menatap tajam Hardhan, kedua tangannya dilipat diatas meja.
kasih kacamata maka dia akan mirip seorang guru yang sedang mengawasi anak didiknya ujian.
"Jadi kapan kita bisa menikah?" tanyanya tanpa basa basi. Galang tersedak minumannya.
"Setelah proses perceraian kalian selesai tentunya," jawab Hardhan santai.
"Proses perceraian selesai akhir bulan ini, kita menikah bulan selanjutnya atau dua bulan selanjutnya?"
"Wahwahwah, ada yang sudah tidak sabar ingin menjadi Nyonya Hardhan rupanya."
"Jawab saja kapan?" desak Kei lagi mengabaikan ejekan Hardhan.
"Galakan yang minta tolong daripada yang mau menolong, Lang kayanya saya harus mikir-mikir lagi deh!"
Kei tahu itu cuma gertakan Hardhan saja, buktinya dia masih tetap duduk santai didepannya, masih menatap Kei dengan kedua matanya yang berwarna coklat itu.
Hardhan menjentikkan jarinya, tidak lama kemudian seseorang datang menghampirinya dan menyerahkan selembar kertas kepadanya.
Hardhan membalik kertas itu kearah Kei, Galang ikut melihat surat itu dan membaca isinya.
"Kalau kalian setuju, silahkan tanda tangan, dan saya akan segera mengatur tanggal pernikahan kita."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Dewa Rana
sudah diselingkuhi masih mau rujuk, gimana tuh
2024-10-30
1
Tuấn Mark
aduh ini novel peran wanita utama terbodoh yg pernah aku baca,kok hardan digambarkan raksasa sih apa dia ganteng thor
2023-08-27
0
Lela
perempuan bodoh emang
2023-08-06
0