Akad nikah berjalan lancar, sekarang Hardhan berada di ruang rias bersama Kei dan team make up artist profesional yang akan membuka kebaya putih Kei dan menggantinya dengan kebaya untuk resepsi.
Dan memperbaiki make up Kei yang sedikit rusak karena dia menangis saat prosesi sungkeman dengan papanya.
Hardhan menatap Kei dengan perasaan baru, perasaan yang timbul sejak dia mengucapkan janji nikah di sebelah Kei, dihadapan penghulu dan kedua orang tua mereka, perasaan posesif, dan perasaan aneh lainnya yang bergemuruh di dalam dadanya.
Hari ini Kei sudah resmi menjadi istrinya, dia keluarganya sekarang, dan Hardhan terkenal dengan kesetiaannya kepada keluarganya, ia akan melindungi Kei sebagaimana mestinya.
Kei menahan Kebaya putihnya untuk tetap ditempatnya, dia terlalu malu untuk membukanya. Dia terus menatap Hardhan, meminta Hardhan keluar sebentar sementara dia ganti kebaya, Hardhan membalas tatapan Kei dengan menaikkan sebelah alisnya.
Sambil menghela nafas panjang, Kei membiarkan kebaya itu dilepas dari badannya, hanya menyisakan kamisol tipis dari brukat di dalamnya. Hardhan merasa kamisol itu terlalu sempit dibagian dada Kei.
"Apa kalian tidak punya kamisol yang lebih besar lagi? yang itu terlalu ketat untuknya, astaga... Kedua gunung kembarnya nyaris berontak keluar... Apa kalian tidak melihatnya?" gerutu Hardhan.
Muka Kei langsung semerah udang rebus, team make up yang melepas bajunya tadi saling tatap, sudah pasti mereka bingung dengan pertanyaan aneh Hardhan.
"Maaf tuan memang harusnya seperti ini."
Hardhan ingin melanjutkan komentarnya tapi terhenti ketika melihat Kei melototinya.
"Sudah lanjutkan lagi kegiatan kalian, saya tidak akan mengganggu lagi."
Kedua wanita itu memasangkan kebaya gaun warna maroon berkerah lebar dengan payet bermotif bunga. Mendapati bagian dada kebaya itu tidak mampu menutup gunung kembar Kei, membuat Hardhan kembali kesal. Siapapun pria di luar sana, akan bisa melihatnya nanti.
Hardhan akan perintahkan Alex untuk berjaga-jaga di sekitar Kei, siapapun pria yang berani menatap istrinya, terutama ke bagian dada istrinya itu, akan segera di kebiri.
Team make up sudah selesai dengan Kei, dan Kei terlihat sangat anggun dengan kebaya panjang itu, Kebaya itu benar-benar pas ditubuh Kei, mengikuti lekuk indah tubuh Kei.
Rambut Kei di gelung membentuk sanggul modern, tanpa hiasan sama sekali di kepala Kei, dengan beberapa helai rambut dibiarkan tergerai, terlihat begitu alami dan natural , Kedua tangan Kei menggenggam 1 buket bunga.
"Kalian boleh keluar sekarang." perintah Hardhan.
"Tapi kami belum selesai dengan baju tuan."
Hardhan menaikkan sebelah alisnya.
"Apa kalian pikir, kalian bisa menyentuhku? Keluar sekarang!" hardik Hardhan sambil mengibas tangannya.
Dengan segera ketiga wanita itu keluar dari ruang rias, menyisakan Hardhan dan Kei berdua. Dengan langkah mantap, Hardhan menghampiri Kei, melihat gunung kembar Kei yang melembung seperti balon, Hardhan mengintip ke sela-sela gunung kembar itu.
"Dari sini aku bisa melihat langsung ke pusarmu!" seru Hardhan kesal.
Kei memutar kedua bola matanya.
"Hanya yang berpikiran mesum saja yang akan melihatnya seperti itu."
Hardhan tertawa serak,
"Apakah kita akan bertengkar di hari pernikahan kita sayang? Dan kenapa kau pilih kebaya seperti ini? Apa kau sengaja memamerkan dadamu itu ke semua orang?"
"Ini kebaya model baru Hardhan, mama yang memilihnya buka aku...."
"Hmmm begitu, sepertinya dia ingin aku segera memberinya cucu... Bagaimana kalau kita memulainya sekarang?" Hardhan merangkul tubuh Kei, dan menariknya merapat ke Hardhan membuat Kei memekik kaget.
"Hardhan jangan gila kamu, lepasin... Bunganya bisa rusak...." gerutu Kei sambil mendongakkan kepalanya menatap Hardhan kesal.
"Kau lebih sayang bunga itu daripada memenuhi keinginan suamimu?" jari Hardhan mengelus rahang Kei.
"Aku..."
Apapun yang ingin dikatakan Kei terputus karena ciuman Hardhan ke bibirnya, mata Kei melotot kaget mendapat serangan tak terduga itu, ciuman dalam yang seolah menyedot seluruh kekuatan Kei sampai ia memejamkan mata dan bersandar ke dada Hardhan.
Tangan Hardhan tidak bisa diam dibelakang kepala Kei, menahan dan meraba bagian tengkuknya, sementara bibirnya terus bekerja dengan ahli, membuat kedua lutut Kei melemas.
Hardhan menghentikan ciumannya, dan membenamkan wajah Kei ke dadanya ketika pintu ruangan ini terbuka.
""Hardhan ibumu... Ohh maaf!"
seru Sam, dia membuka mulut ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak jadi, lalu Sam berdeham pelan,
"Itu... Ahh silahkan lanjutkan kembali."
lanjutnya sambil menutup pintu
"Aku akan membunuhnya!" desis Hardhan kesal dari atas kepala Kei.
Kei berusaha mengatur kembali nafasnya yang tidak beraturan, lututnya masih terasa lemas, kalau tangan Hardhan tidak memeluknya ia mungkin akan jatuh terduduk ke lantai.
Sekarang setelah Kei sudah sepenuhnya sadar, ia mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menolak ciuman Hardhan. Kei berontak dalam pelukan Hardhan, berusaha membebaskan diri, dan Hardhan melepasnya.
"Sepertinya aku sudah merusak sanggulmu." Hardhan terkekeh pelan, disambut pelototan Kei, wajahnya masih merona merah dan nafasnya sudah mulai teratur kembali.
Dengan wajah cemberut Kei meraba-raba sanggulnya, berusaha memperbaiki kerusakan yang dibuat Hardhan.
"Kamu benar-benar tidak tertolong!" gerutunya sambil micingin kedua matanya ke Hardhan.
Pintu terbuka lebar, dan mama menghambur masuk kedalam.
"Kenapa kalian lama sekali, tamu sudah mulai berkumpul, dan Hardhan... Kenapa kamu belum mengganti bajumu?!"
"Tidak perlu, cukup begini saja."
Mamanya mendekat ke Hardhan kemudian menjitak kepalanya.
"Dasar anak nakal, ganti bajumu sekarang."
Mama meghampiri Kei,
"Kamu ikut mama... Setidaknya salah satu mempelai sudah hadir."
Hardhan hanya pasrah melihat mamanya membawa pengantinnya keluar.
"Alex!!" teriak Hardhan.
Dengan secepat kilat, Alex sudah berada di tengah pintu masuk.
"Bantu aku ganti baju."
**********
Resepsi pernikahan diadakan di area kolam renang hotel bintang 5 milik Hardhan, ia dengan tegas menolak adanya kursi pelaminan, Yang Hardhan inginkan hanyalah ia bebas melangkah kemanapun.
Hanya saudara dekat dan beberapa orang penting di negara ini yang diundang, termasuk para petinggi di perusahaan Hardhan. Dan tidak ada satupun media yang diperkenankan meliput. Saat masukpun para tamu diminta menyerahkan telepon selular mereka.
Dan mama menarik Kei kesana kemari, mengenalkan Kei ke para tamu undangan, sampai Hardhan datang menyelamatkannya.
"Mama... Kau sudah memonopoli istriku, sekarang biarkan aku yang menggandeng tangannya." kata Hardhan sambil mengulurkan tangannya ke Kei yang disambut Kei dengan senang hati.
"Dasar anak nakal, belum puas kamu merusak sanggul istrimu? Ya sudah mama ke papa Kei dulu, ada yang ingin mama bicarakan."
"Syukurlah kamu datang...." kata Kei setelah mama sudah menjauh.
"Aku ingin sekali mencongkel mata mereka!" suntuk Hardhan.
Kei melihat kearah mata Hardhan tertuju, kekumpulan pria eksekutif muda yang sedang menatap Kei.
"Hati-hati, aku bisa berpikiran kamu cemburu, yang itu tidak akan mungkin terjadi mengingat pernikahan palsu kita." kata Kei sambil tersenyum masam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Rahman
wkwk
2023-07-14
0
sintesa destania
hadeuhhh
2022-05-20
0
Rokiyah Yulianti
Yang bilang ini palsu cuman kamu doang Kei, lah wong nikahnya jg sah dimata hukum n agama. gimana si kamu Kei😪
2022-04-29
0