"Alex!!!" teriak bigboss dari dalam kamar.
Dengan sigap Alex membuka pintu kamar, melihat nona Raisya tertidur diatas tempat tidur, dengan cemas dia beralih ke bigbossnya yang sedang tersenyum puas padanya, sambil mengangguk.
Alex bisa bernafas lega sekarang, melihat suasana hati bigbossnya sudah kembali bagus. Selalu seperti itu jika dia sudah mencapai kepuasan baik untuk perusahaannya atau hal lain.
Dalam kasus ini dia terlihat puas karena nona Raisya sepertinya berhasil melakukan tugasnya dengan baik.
Dengan satu anggukan dari bigbossnya Alex sudah mengerti, bahwa sudah saatnya nona Raisya meninggalkan kamar ini. Bigbossnya memang tidak mau melihat wanita yang sama jika sudah selesai dengan mereka.
Alex menghampiri sisi tempat tidur, menggoyang-goyangkan badan wanita itu.
"Bangun, Nona. Anda harus meninggalkan tempat ini."
"Aku masih capek... Ngantuk... Biarkan aku istirahat sebentar saja..." gerutunya setengah mengantuk sambil menarik selimut sampai dibawah dagunya.
"Anda bisa istirahat di kamar lain hotel ini, Nona. Saya sudah booking untuk anda...."
"Hardhan... Tolong bilang ke orang ini untuk segera pergi, dia mengganggu istirahatku!" pinta wanita itu sambil tangannya meraba-raba tempat kosong disebelahnya.
Cih apa dia pikir bigboss akan tertidur disebelahnya.
"Nona... Ingat perjanjiannya!! atau...."
"Oh baiklah sialan!!" gerutunya kesal.
Dia melihat Alex dengan tatapan membunuh sambil melilitkan selimut ke sekeliling tubuhnya dan turun dari tempat tidur.
Dengan kasar dia ambil baju dan pakaian dalamnya yang tercecer dilantai, dan langsung masuk ke kamar mandi.
Alex melirik bigbossnya yang sekarang sedang asik melihat pemandangan ibukota diluar jendela, dengan hanya menggunakan handuk yang dililit dipinggangnya, tampak tidak peduli dengan keributan kecil dari arah tempat tidur.
Tidak lama kemudian wanita itu sudah selesai dengan segala urusannya di kamar mandi, baju dan rambutnya sudah kembali tertata rapi.
"Hardhan...." dia berusaha mendekati bigboss tapi Alex langsung menghalangi jalannya.
"Pintunya disebelah sana nona...."
Kembali Alex mendapatkan tatapan mematikan dari wanita itu, sebelum akhirnya dia melangkah keluar kamar dan Alex mengantarnya, sekedar memastikan wanita itu benar-benar keluar dari sini.
Setelah Alex kembali ke kamar, bigbossnya sudah tidak ada, mungkin sedang membersihkan diri di kamar mandi. Alex merapihkan celana, kemeja dan jas bigbossnya, menggantinya dengan yang baru.
"Bagaimana keadaan Kei?" tanya biggboss setelah selesai berpakaian dan sudah rapi kembali.
Haa ternyata boss memikirkan calon istrinya.
"Dokter Sam sudah melakukan tes gelombang otak, dia bersedia menjelaskan hasilnya jika boss ingin tau."
"Ya sudah tunggu apa lagi... Ayo kita segera kesana!!"
8 jam saya menunggu anda boss... Kuat sekali stamina anda sampai menghabiskan waktu selama itu... Dan anda masih bertanya tunggu apalagi?
Gerutu Alex dalam hati.
Ting... Pesan chat berbunyi di hp Alex dan langsung dibuka, pesan dari dokter Sam.
Sam : "Bagaimana suasana hati Hardhan saat ini?"
Alex : "Sudah lebih baik, ada apa dengan nona Kei?"
Biasanya kalau dokter Sam menanyakan suasana hati bigbossnya terlebih dahulu, akan ada berita buruk yang menyertainya, dan itu membuat Alex sedikit khawatir.
Sam : "Tidak ada yang perlu di khawatirkan."
Alex langsung menghela nafas lega.
Alex : "Bigboss menuju kesana."
Sam : "Ok, nanti langsung ke ruangan saya."
********************
Diruangan dokter Sam
"Melihat hasil tes, kami menyimpulkan Kei mengidap Vasovagal Syncope Dhan."
"Apa itu? Saya baru dengar...." tanya Hardhan.
"Kondisi dimana pasien mudah pingsan. Biasanya dipicu oleh beberapa faktor tertentu, sehingga tubuhnya bereaksi berlebih terhadap faktor pemicu tersebut."
"Seperti apa tepatnya faktor pemicunya?"
"Bermacam-macam tergantung pasien, tapi biasanya terjadi karena tekanan emosional yang cenderung ekstrem...."
"Itukah yang menyebabkan dia terus pingsan setelah minum obat sialan itu? Dia tidak kuat menahan gairahnya yang ekstrem?" tebak Hardhan.
"Bisa jadi."
"Sial!!" gerutu Hardhan kesal sambil menggeprak meja, Sam tertawa geli melihatnya.
"Tenang saja Dhan, dia tidak akan pingsan jika kalian berhubungan badan dengan normal, selama kau tidak memaksanya minum obat perangsang hehe" jelas Sam seperti bisa menebak arah pikiran Hardhan.
"Selain itu, apalagi faktor pemicunya?"
"Yang pasti hindari berdiri terlalu lama, apalagi dibawah panas matahari dalam jangka waktu yang lama, hindari juga melihat hal-hal yang mengerikan, dan yang terpenting, jangan sampai dia emosi berlebihan."
"Berbahayakah penyakitnya?"
"Oh tidak, Synkope bukan termasuk ke dalam kondisi medis yang berbahaya. Tapi... Jika dibiarkan berulang kali pingsan dan tidak ditangani dengan baik, bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang berbahaya."
"Dimana wanita sialan itu berada sekarang?!"
********************
Wanita yang dimaksud sedang mondar mandir didalam kamar, sesekali dia menggebrak pintu kamar, memaksa siapapun yang berada dibalik pintu untuk segera membukanya.
"Buka pintu ini sialan!!" teriaknya tapi sia-sia, pintu tidak dibuka sedikitpun.
Dengan langkah kesal Kei duduk disalah satu kursi kulit yang menghadap ke arah pintu, sambil memegang vas bunga ditangannya, matanya menatap tajam daun pintu, siapapun yang melewati pintu itu akan mencium vas bunga ini.
Demi Tuhan.. Ini termasuk penculikan!!.
Suntuknya untuk yang kesekian kali.
Tidak berselang lama pintu itu akhirnya terbuka, Alex membukanya untuk Hardhan, melihat vas bunga yang melayang ke arah Hardhan dengan sigap Alex menepisnya, membuat Kei semakin kesal.
Sambil berdecak Hardhan masuk, melihat vas bunga yang hancur dan Kei yang sedang di penuhi amarah.
"Ckckck... Inikah balasanmu untuk orang yang telah menyelamatkanmu?" tanya Hardhan sambil terus maju sampai berdiri tepat didepan Kei.
Kei harus mendongakkan kepalanya tinggi-tinggi kalau mau memakinya.
"Ini penculikan... Bukan penyelamatan!!"
"Tinggalkan kami!" perintah Hardhan ke Alex, mengabaikan protes Kei.
Dengan segera Alex keluar dari kamar dan menutup pelan pintu dibelakangnya, rutinitas yang sering sekali ia lakukan.
Tidak mendengar suara pintu yang dikunci, Kei mencoba peruntungannya dengan menyelip ke celah antara dia dan Hardhan, dan bergegas lari ke arah pintu, mencoba kabur dari kamar ini.
Hanya butuh satu langkah dari Hardhan dia sudah bisa menarik tangan Kei dan mendorongnya ke atas sofa panjang membuat Kei jatuh terduduk.
Klik... Terdengar bunyi pintu dikunci dari luar
Kei melotot ke arah pintu.
Sial raksasa ini, dan sekretaris sialannya itu.
Hardhan tersenyum geli melihatnya...
"Tidak pernah ada sebelumnya, wanita yang begitu tidak sabarnya ingin kabur dari ku."
Kei langsung buang muka,
"Cihh sombongnya..."
"Dan mereka cenderung takut padaku." lanjut Hardhan dengan suara dingin.
Bulu kuduk Kei seketika meremang, dia lupa siapa yang sekarang sedang dia hadapi, keberaniannya yang tadi ada karena terbantu dengan emosinya... Sekarang sudah lenyap entah kemana, membuat kepala Kei tertunduk, dan kedua tangannya saling meremas diatas pangkuannya.
Kei kesal dengan dirinya yang sekarang, sisi dirinya yang pengecut, selama ini keberaniannya keluar hanya karena dia terdesak emosi, ketika emosinya mereda keberaniannya pun akan ikut mereda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
8 jam apa kaga bengkak tuh apem😂😂😂
2022-04-28
0
Nina Anjelina
berarti kebanyakan orang kaya celup sana celup sini kali ya...
2022-01-30
0
princess purple
thor knpa bikin hardhannya suka celup sana sinj siii, kasian kei..
lepas dri galang dpet hardhan, sama aja gak siii.. knpa kalo emosi hsrus main sex gituuu hadeuhh
2022-01-10
0