Pingsan

Dikantor

Stevan melamun,pikirannya menerawang memikirkan ana, sesekali ia juga tersenyum. Membuat Andre mengernyit heran. Dari Andre masuk memang Stevan tidak tahu,ia sibuk dengan pemikirannya.

"Kenapa ni anak? kesambet jin kantor ni kayak nya." batin Andre yang tidak dipedulikan Stevan.

"Stev", Andre melambaikan tangannya didepan wajah Stevan namun Stevan masih fokus melamun sesekali tersenyum.

"Wah memang bener nih,kerasukan jin nih kayak nya." gumam Andre.

"Stev. Woooy" Teriak Andre dekat telinga Stevan, membuat Stevan kaget reflek melempar Andre.

"Uda bosan hidup lho?" sarkas Stevan geram sembari menggosok telinganya yang berdengung.

"Dari tadi gue panggil lho malah sibuk ngelamun dan senyum senyum gak jelas. Kenapa lho? kesambet?" balas Andre.

"Apaan sih lho, ngapain lho kesini, sana keluar." usir Stevan karena merasa terganggu.

Andre tidak memperdulikan perintah Stevan,ia duduk didepan Stevan sambil memperhatikan wajah Stevan. "Ada yang aneh sama diri lho kayaknya." ucap Andre serius.

"Aneh apanya?"

"Ya aneh, seperti remaja sedang kasmaran aja." balas Andre. Ia terus memperhatikan wajah Stevan. "Beneran lho lagi jatuh cinta? siapa? jangan bilang lho jatuh cinta sama istri kecil lho." tebak Andre.

"Ck..Gue jatuh cinta sama dia? Bulshit." balas Stevan tidak suka. "Gak mungkin dan gak bakal gue jatuh cinta sama tu anak." sambung nya. Kemudian ia bangkit dan meninggalkan Andre sendiri di ruangannya.

"Lah, mau kemana lho?" teriak Andre melihat Stevan yang pergi meninggalkannya. "Ck..stev..stev.. akhirnya lho terjerat cinta istri kecil lho kan! lho gak bisa menyembunyikan perasaan lho sama gue." gumam Andre menggeleng melihat Stevan.

Dikampus.

"Astaga, aku gak bawa dompet. Ini semua gara gara dia." gerutu ana kesal.

Karena Stevan menyuruhnya bersiap dengan waktu cuma dua menit membuatnya buru buru hingga lupa membawa dompet nya.

"Ck..perut laper banget lagi." ia memegangi perutnya yang meronta minta diisi, dari pagi ia belum sarapan,ia hanya memakan sepotong roti saat pagi dan itu tidak bisa mengganjal dalam waktu yang lama. Via sudah mengajaknya ke kantin namun ia menolak, ia beralasan lagi tidak lapar, padahal ia hanya sungkan, via sangat sering mentraktir nya makan di kantin, walaupun ia mampu membayar sendiri, namun via kekeh membayarkan nya.

Bel jam kuliah sudah selesai, semua mahasiswa dan mahasiswi berhambur pulang.

"Lho naik ojol lagi na? bareng gue aja yuk!" ajak via.

"Gak usah lah Vi, lain kali aja, lagian aku Uda pesan ojol kok." jawab ana.

Tin..tin.. mobil Rama berhenti dekat ana dan via. "Ana, yuk bareng!" ajak Rama.

"Makasih bang. Aku naik ojol aja." tolak ana.

"Lo batalin aja na, jadi bareng kita." sambung via.

"Kasihan dong Abang ojol nya Vi, dia juga kan mencari Rizki."

"Hmmm...ya udah deh, gue duluan yah." Via masuk mobil Rama. "By na, hati hati ya."

"By" ana melambaikan tangannya.

Ana melangkahkan kaki nya menyusuri jalan. Jalannya berat karena merasa lelah dan lapar. "Ck.. ya Allah, gimana pulangnya? uang gak punya." gumamnya menyogoh kantongnya.

Sudah setengah jam ana berjalan, cuaca yang terik membuat ia sangat kelelahan, keringat bercucuran membasahi tubuhnya. Langkahnya semakin melambat dan berat, tak kuasa mengangkat kaki. "Harus kuat na, palingan dua jam lagi nyampai." ucapnya dalam hati.

*

Stevan melajukan mobilnya mengarah pulang, ia memilih pulang kerumah dari pada di kantor tapi tidak bisa fokus bekerja.

Ia menyipitkan mata nya serta menajamkan pengelihatan nya, apa benar yang ia lihat itu, ia melihat ana yang sedang berjalan dengan langkah berat. Kemudian ia menepikan mobilnya tepat disamping ana, ia membuka kaca mobilnya

"Hey, kamu dari mana?" tanya Stevan namun ana tak menjawab dan tetap berjalan.

Stevan langsung keluar dari mobil dan menyusul ana, ia menghentikan ana dengan menarik tangan ana. "Kamu ngapain jalan?" tanya nya datar.

"Tu..tuan?" ana baru konek jika yang memanggilnya tadi adalah suami plus majikannya.

Stevan merasa khawatir melihat ana yang pucat dan keringat yang bercucuran. "Kamu kenapa?"

Ana tak menjawab,karena pandangannya sudah buram, ia memijit kepalanya berharap rasa gelap akan menghilang, namun.

Bugh.

Ana limbung, dan untung Stevan sigap menahan tubuh ana.

"Ana..ana. kamu kenapa?" Stevan menepuk nepuk pipi ana khawatir. Dengan sigap Stevan menggendong ana memasukkan ke mobil dan ia melajukan mobilnya kerumah sakit. Terlihat sangat jelas raut wajah khawatir stevan.

*

Stevan cemas menunggu di depan ruang periksa.

"Bagaimana keadaannya dok?" tanya nya saat dokter yang memeriksa ana keluar.

"apa dia adik anda?" tanya dokter.

"Ha? eh I..iya. " jawab stevan.

"Adik anda tidak apa-apa, dia hanya mengalami dehidrasi dan kurangnya asupan, sehingga membuat tubuhnya lemas."

"Jadi tidak perlu dirawat kan dok?"

"Tidak pak, dia bisa langsung pulang setelah meminum obatnya."

Stevan memasuki kamar rawat, ia melihat ana yang duduk bersandar di ranjang rumah sakit.

"Tuan? bagaimana aku bisa berada dirumah sakit?" tanya nya heran.

"Tadi kamu pingsan dijalan." jawab Stevan singkat.

"pingsan?" beo nya, ia mencoba kembali mengingat kejadian sebelumnya. Ia menarik nafas lesu.

"Makasih ya tuan, sudah nolongin aku." ucapnya lesu.

"Sudah enakan kan? ayo pulang."

Ana turun dari ranjang dan menyusul Stevan, ia masuk ke mobil dengan pintu yang sudah dibukakan oleh Stevan.

"Kenapa kamu jalan?" tanya Stevan tanpa melihat kearah ana, ia fokus melihat jalanan.

"Ehmmm..Aku gak punya uang mau naik angkutan tuan." ana menunduk.

"What?" Stevan syok mendengarnya. "Bagaimana bisa?"

"Aku tidak membawa dompetku karena terburu buru saat tuan menyuruhku bersiap dalam dua menit tadi pagi."

Stevan menghela nafas kasar, sungguh ia merasa iba juga kesal bersamaan.

"Jangan bilang kamu juga belum makan?" tebak Stevan.

Ana hanya mengangguk membenarkan, Stevan kembali menghela nafas kasar, ia benar benar tidak habis fikir dengan ana, kenapa dia bisa sebodoh ini.

"Kamu bodoh atau gimana? kenapa tidak hubungi saya jika kamu tidak punya uang untuk pulang." kesal Stevan.

"A..aku tidak punya nomor tuan."

"What? Nomor saya pun kamu tidak tahu?"

"I..iya tuan."

"Stevan hanya bisa menggeleng, ia tak tau lagi harus berkata apa.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ya readers🥰🥰

Terpopuler

Comments

Susillah

Susillah

yg bodoh km ... suami lacnat...sukur di sm stella dpt bekas

2024-04-15

3

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

baru di novel ini CEO mau di bego begoin sama pelakor 😭😭😭😭

2024-05-08

0

Sri Siyamsih

Sri Siyamsih

yg bodoh suamimu Ana. bkn dirimu, gak nyadar dia

2024-03-09

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!