Menyangkal Perasaan

Stevan dan Stella sedang makan disebuah cafe. Saat sedang menikmati makanan mereka Stella memberi tahu jika ia melihat pembantu rumah Stevan sedang makan di cafe yang sama dengan mereka.

"Sayang, itu bukannya pembantu rumah kamu yah?" tanya Stella, Stevan melihat kearah yang Stella tunjuk, dan benar, ia melihat ana sedang bersama seorang pria. Stevan menggeram melihat ana yang tertawa dengan pria itu. Tangannya mengepal melihat tatapan pria itu terhadap ana. Hatinya panas melihat pria itu yang menatap ana penuh damba. Ada rasa tidak suka melihat ana ditatap seperti itu. Apalagi ana tersenyum dan tertawa pada pria itu,hatinya tambah mendidih.

Stevan bangkit dari duduknya.

"Sayang, mau kemana?" Stella menghentikan namun Stevan pergi melangkah menuju meja ana.

"Pulang." ucap stevan dengan datar dan dingin.

Mendengar suara yang tidak asing,ana mendongak dan seketika mata nya membola.

"Tu..tuan." ucapnya gugup. Ana sangat syok melihat suami plus majikannya saat ini berada didepannya, ia sangat takut melihat wajah Stevan yang menggeram menahan amarah.

"Ayo pulang." Stevan langsung menarik ana keluar dari cafe. Stella dan Rama hanya melongo melihat tak sempat untuk mencegah.

"Stev, tunggu" Stella menyusul.

"Tu..tuan, lepasin sakit." ana Mecoba melepas tangan Stevan dari pergelangan tangannya. Ia meringis merasakan sakit karena Stevan mencengkam tangannya cukup kuat.

"Stev, tunggu." Stella berlari dan menyamai jalannya.

"Kamu pulanglah sendiri, aku akan buat perhitungan dengannya." ucap Stevan tanpa menoleh pada Stella, Stevan terus berjalan menyeret ana hingga kemobil nya. Ia masukkan ana kemudian ia masuk dikursi kemudi.

"Stev, kok aku ditinggal?" Stella menghentakkan kakinya kesal ditinggal Stevan.

Stevan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, suasana didalam mobil hening tidak ada yang memulai pembicaraan. Ana merasa khawatir melihat raut wajah tegas Stevan, ia menelan saliva nya takut.

Mobil Stevan pun sampai dirumah, Stevan membuka pintu mobil dan menarik ana keluar dan menariknya sampai kedalam rumah, ia menghempaskan tangannya hingga membuat ana terhuyung.

"Ahh.." kaget ana terhuyung.

"Stev, ada apa?" mama Inggrid heran melihat Stevan menyeret ana.

"Dia berkeliaran dengan pria." ucap Stevan berang.

"Tu..tuan, aku bisa jelaskan." lirih ana.

"Stev, mama tau ana pergi, ana sudah izin sebelumnya dan mama mengizinkan." bela mama Inggrid.

"Dia tidak bisa sesuka hati nya disini ma."

"Ingat, posisi kamu hanya pembantu disini,jadi jangan berlaga nyonya dan berkeliaran dan berkencan sesuka kamu." Sarkas Stevan kemudian berlalu meninggalkan mama Inggrid dan ana.

"Mama Inggrid mengernyitkan dahinya heran melihat sikap Stevan, biasanya ia tidak mau tau urusan pekerja rumah mereka bahkan orang lain,ia tidak mau dan tidak mau tau urusan orang tersebut, dan ini? ia marah melihat ana bersama seorang pria?

"Gak mungkin kan dia cemburu!" Batin mama Inggrid melihat Stevan yang sedang menaiki tangga.

"Jangan dimasuki hati ya na."

"Iya nyonya."

"Oh iya, kasih tau bik Wati gak usah masak banyak hari ini, saya dan suami akan pergi keluar kota."

"Baik nya, kalo gitu saya permisi nya." ana menunduk kemudian pergi ke dapur.

**

Angin malam begitu terasa dingin menembus kulit dan tanah basah disirami oleh rintik hujan gerimis.

Ana membuat wedang jahe untuk menghangatkan tubuh nya, ia menawari bik wati dan teh mina tetapi mereka tidak mau, mereka lebih memilih tidur meringkuk di bawah selimut.

Ana berinisiatif memberikan wedang jahe pada pak satpam.

"Pak!" sapa ana menghampiri.

"Eh ana. ada apa kemari? kenapa belum tidur?" ucap pak satpam sambil melihat jam melekat di dinding pos jaga nya.

"Ana bawakan ini untu bapak." ana menyodorkan segelas wedang pada pak satpam.

"Wedang? waahh makasih ya na."

"Iya pak."

Stevan melihat ana dari jendela kamarnya, tangannya mengepal merasa geram saat melihat ana yang tertawa dengan satpam rumahnya.

"Apa apaan dia, tadi dengan pria muda,sekarang dengan satpam rumahku." Stevan mengetatkan rahangnya. "Sialan kau ana, kau membuatku cemburu dengan dua pria dalam satu hari." gumamnya mengepalkan tangan.

"Tunggu..tunggu. aku bilang apa tadi? cemburu? tidak tidak. aku tidak cemburu. apa apaan cemburu dengan dia." Monolog nya seorang diri.

Kemudian ia pergi menyusul ana di pos satpam.

"Ana. Masuk." Perintah Stevan tegas.

Tawa Ana terhenti mendengar suara Stevan. "Tu.tuan!" ucap nya kaget. Tak mau banyak bicara ana langsung masuk kerumah,Stevan menyusulnya dari belakang dan menarik tangan ana menuju kamar ana.

"Tu..tuan, apa yang kau lakukan?" ucap ana kaget melihat Stevan mengunci pintu kamarnya.

"Kamu senang? senang bisa menggoda banyak pria?"

"Ma..maksud tuan?"

"Tadi siang dengan pria itu, dan sekarang dengan satpam rumahku, nanti siapa lagi pria yang akan kamu goda?" sarkas nya sambil melangkah mendekati ana.

"Apa masalahnya sama tuan? terserah aku mau dekat dengan siapa pun, dan aku bukan menggoda." Jawab ana dengan berani.

"Ingat, kamu itu seorang istri. Jadi kamu harus menjaga harga diri kamu sebagai istri." Stevan menarik pinggang ana hingga menempel dengan tubuhnya. Ana begitu syok Stevan menarik nya hingga tubuh nya menempel dengan tubuh Stevan. Dengan berani ia mendongak menatap mata Stevan.

"Apa? istri? lalu bagaimana dengan suami yang terang terangan jalan dan bermesraan dengan wanita lain?" sindir ana.

"Bukankah tuan sudah memberi tahu jika pernikahan kita hanyalah status saja, dan jangan mencampuri urusan masing masing. Jadi bebas dong jika aku mau dekat dengan siapa saja."

Ehmmpptt..... Stevan langsung membungkam mulut ana dengan bibirnya. Ana membolakan matanya saat bibir Stevan menyentuh bibirnya dan melumat nya dengan lembut, ana merasa terbuai namun dengan cepat ia mendorong tubuh Stevan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Tuan, kau sungguh keterlaluan. Lebih baik tuan talak aku sekarang juga, agar aku bisa bebas dekat dengan siapa pun tanpa harus merasa berdosa." ucap ana dengan emosi.

"Itu tidak akan pernah terjadi. Kau akan tetap terikat pernikahan denganku. Camkan itu." Ucap Alvian kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar ana.

"Kau begitu egois." Teriak ana.

.

.

.Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan jejak nya ya 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

cemburu menguras hati 😁😁😁😁

2024-05-08

0

tris tanto

tris tanto

kepanjangn thor,,EGOIS~

2024-05-05

0

Alifah Azzahra💙💙

Alifah Azzahra💙💙

Bilang aja kalau kamu itu cemburu🤣

2024-03-18

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!