"Siapa wanita itu nak?" tanya Inggrid mama nya Stevan.
"Oh.. ini mah kenalkan, dia ana, dia pembantu baru dirumah ini."
"Ha?" heran mama Inggrid, "Ya udah mari masuk dulu, ayo nak masuk." Ucap mama Inggrid mempersilahkan ana masuk.
Ana masih melongo meneliti setiap sudut rumah, kagum dengan rumah besar suaminya ini.
"Duduk nak" ana kemudian duduk,ia juga di suguhkan minum dan beberapa kudapan, mama Inggrid memperlakukannya sebagaimana tamu. Keluarga mereka memang baik, mereka tidak memandang status dan kasta untuk berbuat baik, semuanya mereka berlakukan sama.
"Bisa cerita dengan mama" mama Inggrid minta penjelasan bagaimana bisa dia membawa seorang wanita kerumah sebagai pembantu, padahal dia tidak sedang membutuhkan pembantu.
"Biar saya yang jelaskan Tante" ucap Andre. "Namanya ana, dia anak pak Jamal dikampung tempat kami memantau proyek kemarin, ana kehilangan calon suaminya saat hari pernikahannya, dan..."Andre menceritakan sesuai perintah Stevan, cerita jika ana dianggap pembawa sial karena gagal menikah dan akan diusir dari kampung, dan mereka diminta pak Jamal untuk membawa ana dan memberikannya pekerjaan.
Andre menghembuskan nafas kasar karena merasa berdosa telah berbohong seperti ini.
Ana hanya menunduk mendengar ucapan Andre, hatinya sangat sakit tidak dianggap dan tidak diakui oleh suaminya sendiri. Ia sadar akan dirinya,tapi ia juga akan sakit diperlakukan seperti ini, dadanya begitu sesak dan air mata nya sudah berembun ingin tumpah. Andai saja calon suaminya tidak meninggal, pasti mereka sudah menikah dan dia akan hidup bahagia dengan suaminya saat ini.
"Kasihan banget kamu nak." Ucap mama Inggrid, ia memeluk ana dan mengelus punggung ana merasa kasihan dengan nasib gadis itu. Air mata ana akhirnya tidak bisa dibendung lagi, ia menangis membasahi baju mama Inggrid. "Menangis lah nak, agar hati kamu lebih baik." ucap Inggrid, ia pikir ana menangis karena kesedihan ditinggalkan calon suami, ya meskipun itu salah satunya, ia juga sedih sekaligus bahagia, ia sedih karena statusnya saat ini dirahasiakan oleh suaminya, dan ia juga bahagia mempunyai mertua yang sangat baik kepadanya.
Andre yang melihat adegan ini merasa terenyuh, ia merasa kasihan dengan ana, seharusnya ia dipeluk sebagai menantu dirumah ini, bukan sebagai orang asing yang menjadi pembantu dirumah keluarga suaminya sendiri.
Stevan hanya melirik ana dan mama nya yang masih berpelukan, ada juga sedikit rasa bersalah dan kasihan terhadap ana namun segera ia buang rasa itu, ia tidak mau bersimpati terhadap ana. Kemudian ia pergi ke kamarnya meninggalkan ana bersama mama nya tanpa rasa bersalah. Andre hanya menggeleng melihat kelakuan Stevan.
"Gue nggak ngerti stev, jika sampai keluargamu tahu yang sebenarnya." Kemudian ia juga pamit pada Inggrid untuk pulang kerumahnya.
Ana sudah reda kesedihannya karena mendapat hiburan dari mama inggrid, kemudian ia diantarkan bik Wati kepala asisten rumah tangga untuk berkeliling melihat rumah serta apa saja yang akan jadi tugas ana. Ia juga diperkenalkan pada semua pekerja rumah keluarga Stevan.
"Nah ana, ini nama nya Mina, dia kerjanya bersih bersih disini, nanti kamu bantu Mina untuk bersih bersih ya." jelas bik Wati.
Ana mengulurkan tangannya berkenalan dengan Mina. "Halo ana, saya Mina, panggil saja teh Mina."
"Iya teh, saya ana, mohon bimbingannya ya."
Mina satu kampung dengan bik wati, dan masih saudara dengan buk Wati. Mina adalah seorang janda beranak dua, dia ditinggal oleh suaminya sehingga ia harus bekerja untuk menghidupi anak anaknya yang saat ini diasuh oleh ibu nya.
Bik wati kemudian mengenalkannya dengan tukang kebun dan satpam rumah. Setelah itu ia diantarkan ke kamarnya.
Ana terkagum melihat kamar nya yang bagus dan cukup luas, jika dibandingkan dengan kamar nya dirumah.
"Sekarang kamu istirahatlah, besok kamu bisa beraktifitas." ucap bik Wati.
"Makasih ya bik."
Bik Wati kemudian meninggalkan ana dan kembali ke kamarnya untuk beristirahat,karena hari sudah malam.
Ana duduk diatas kasurnya sambil menangis, ia sedih karena jauh dari orang tuanya, ia juga sedih mengingat nasibnya. Ia kembali teringat akan almarhum Seno, "Semoga kamu bahagia disana bang." Doa nya tulus sembari menghapus jejak air mata di pipinya.
"Kamu harus kuat ana, jangan lemah,lanjutkan hidupmu, ingat kamu hanyalah pembantu baru disini,jangan berharap lebih ataupun bermimpi." gumamnya menyemangati diri.
**
Stevan berbaring di ranjang big size nya sambil menatap atap rumah, pikirannya menerawang mengingat bagaimana ia bisa terjebak dalam pernikahan dengan ana.
"Gue harus pastikan agar dia tidak membongkar semuanya." Gumam nya. Ia mengambil ponselnya kemudian menelpon sang kekasih hati, tak butuh waktu lama panggilannya langsung diangkat.
"Hallo sayang. kamu lagi apa?"
"Aku kangen" manja Stevan.
"Oke, besok aku jemput kamu."
"Emmuach..." Steven mencium ponselnya kemudian mematikan panggilannya.
"Hmmm rasanya tidak sabar ingin segera menikahi mu, waktu dua bulan sangat lama bagi ku." Monolog nya seorang diri.
"Pernikahannya dengan sang kekasih memang sudah ditentukan, dan itu dalam waktu dua bulan lagi, ia sangat bahagia akan menikah dengan sang kekasih, tidak sabar untuk ya menunggu waktu itu tiba. Tapi bagaimana dengan pernikahannya dengan ana? entahlah, hanya author yang tahu 😅
.
.
Semoga para readers suka ya dengan ceritanya.
Jangan lupa tinggalkan jejak nya yah🥰🥰
Like, coment dan vote. Karena support dari kalian sangat berharga bagiku😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Christina Hartini
suami durhaka kamu Steven, bisa kebales kamu kekasihmu bersama orang lain baru nyaho kamu😝
2025-01-21
0
Sandisalbiah
suami LUCNUT... Ana juga gak mau di posisi ini, Stev.. jgn lupa kau lah pembunuh calon suami Ana..
2024-08-05
0
💗 AR Althafunisa 💗
Suka 😍
2024-05-27
1