Kuliah

Seperti perintah Stevan, ana masuk kamar Stevan untuk membangunkan Stevan dan membersihkan kamar nya. Mata ana membola melihat kamar Stevan yang seperti kapal pecah, semua berserakan, pakaian, kertas kertas bahkan bantal nya pun bergelimpangan di lantai.

"Ya ampun, ini kamar apa gudang?" Gumamnya kaget. Berbanding terbalik saat dua hari sebelumnya, Sudah tiga hari ini ia membersihkan kamar Stevan, dan selama dua hari kemarin kamar Stevan sangat rapi tapi pagi ini entah apa yang mengacau kamar Stevan.

"Tuan, bangun." ana menggoyang tubuh Stevan yang masih terbungkus selimut. "Tuan cepat bangun." ucap nya lagi namun Stevan tak bergeming.

"Tuan."

"Hmmm.."

"Cepat bangun, bukankah tuan harus berangkat pagi hari ini." Ucap ana yang masih duduk ditepi tempat tidur Stevan.

"Lima menit lagi." jawab Stevan dengan suara serak, dan juga masih dengan posisi yang sama.

"Ya sudah, aku gak peduli lagi, mau tuan terlambat atau apalah, terserah. Yang penting aku sudah bangunin tuan." ucap ana dengan suara meninggi, ia kesal dengan Stevan yang sangat susah dibangunkan.

"Ck, berisik." Stevan bangun dan duduk, " Ternyata kamu cerewet sekali yah." sambungnya sambil mengucek matanya, sesekali ia menguap karena masih mengantuk.

Setelah Stevan terbangun ana membereskan barang yang berserakan, ia memungut kertas kertas dan menaruhnya diatas meja sudut kamar,ia terus memungut barang yang berserakan dan meletakkannya pada tempat asal nya sambil mulutnya menggerutu pelan.

Stevan mengernyitkan dahi mendengar gerutuan ana, bukannya marah ia Mala menyunggingkan bibir nya merasa ana sangat lucu. Tersadar melihat ana yang sudah rapi dan sangat wangi lagi kagi ia mengernyitkan dahi nya.

"Dia mau kemana sudah rapi begini?" batinnya bertanya, penampilan ana saat ini memang sangat rapi,menggunakan jeans dan baju kemeja yang tidak sempit juga tidak Longgar, dan itu sangat pas ditubuh ana, dan terlihat sangat cantik.

"Tuan, ayo cepat." suara ana menyadarkannya dari menerka nerka, bergegas ia bangun dan memasuki kamar mandi.Sekitar sepuluh menit ia sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, dan ana sudah tidak ada didalam kamarnya.

"Sempurna." ucapnya merasa puas dengan kerja ana, kamarnya menjadi sangat rapi dan juga wangi.

Di ruang makan

Stevan mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai kemudian menutup dengan selembar roti lagi dan memasukkannya kedalam mulutnya.

"Stev, nanti kamu berangkat sekalian antar ana yah!" ucap mama Inggrid.

"Kemana?" tanya Alvian yang masih mengunyah rotinya.

"Kampus X, ana kuliah disana dan mama sudah mendaftarkan nya."

Stevan melirik ana yang menuangkan minum untuknya.

"Kuliah?" beo Stevan.

"Iya, kuliah, ana itu pintar, sayang kalo tidak dilanjutkan pendidikannya, ya kan pah?" ucap mama sambil meminta pendapat papa nya, dan papa nya hanya mengangguk, papa nya juga setuju dengan rencana kuliah ana, dan ia sangat mendukung.

Stevan melajukan mobilnya menuju universitas x.

"Kenapa kamu mau kuliah?" tanya Stevan memecah keheningan.

Ana bingung mau menjawab apa alasan ia mau kuliah. "Kenapa? apa gak pantas yah pembantu seperti aku ini kuliah?" ana bukannya menjawab malah bertanya kembali.

"Ya nggak sih, siapa saja punya hak untuk melanjutkan pendidikannya dan mengejar cita citanya." jawab Stevan sambil melirik kearah ana.

Hening kembali, Setevan merasa aneh dengan keheningan ini, ia ingin ana terus bicara tapi ana selalu diam dan hanya menjawab jika ia bertanya.

"Jurusan apa?" tanya Stevan lagi.

"Ha?" ana yang melamun menatap jalanan lurus merasa kaget dengan suara Stevan.

"Kamu ambil jurusan apa?" ulang Stevan lagi.

"Emm.. informasi komputer." jawab ana menatap Stevan kemudian ia palingkan kembali wajahnya menghadap jendela mobil.

Hening kembali hingga mobil Stevan sudah terparkir di parkiran universitas x tepatnya di Fakultas informasi komputer.

Stevan keluar dan berjalan menuju ruangan dekan,ana mengikuti Stevan dari belakang, Stevan menemui dekan melaporkan serta membawa sisa sisa berkas ana.

"Sudah, kamu boleh masuk ke kelas mi sekarang." ucap Stevan.

"Iya , makasih tuan." ucap ana kemudian berbalik melangkahkan kakinya, baru dua langkah ia berjalan kemudian langkah nya terhenti. Ia membalikkan lagi tubuhnya.

"Tuan tunggu." ana menghentikan langkah Stevan.

"Ada apa?"

"Emm...kelas nya dimana tuan?" tanya ana sambil menggaruk tengkuknya.

"Kamu punya mulut kan?" tanya nya dan ana mengangguk. "Kamu bisa bertanya dengan orang." sambung Stevan lalu beranjak meninggalkan ana yang masih berdiri disitu.

"Isss... Dasar tua resek,ngeselin." geram ana mengepalkan tangannya ke udara.

.

.

Bersambung.

Happy reading 🥰🥰 semoga suka yah😊

jangan lupa tinggalkan jejak nya yah readers👍

Terpopuler

Comments

Susillah

Susillah

blm ketemu gregetnya tp penasaran lanjut

2024-04-12

0

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

hhhhhh 😅🫣

2024-04-08

1

Alifah Azzahra💙💙

Alifah Azzahra💙💙

Ayo Dong Thor hadirkan sosok laki2 yg mau deketin Ana agar tuan rese itu jdi galau

2024-03-17

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!