first kiss

Setelah ana keluar kamar nya, ia langsung pergi kekamar mandi hanya untuk menggosok gigi dan membersihkan muka, barulah ia akan keluar menemui mama dan papa nya diruang makan.

Kenapa tidak langsung mandi? jika ia mandi maka sang mama akan lama menunggu otomatis ia akan di amuk karena telat jam makan.

Sampai diruang makan ia menyapa mama dan papa nya, tak lupa ia mencium pipi mama Inggrid, begitulah Stevan,kelihatan ia memang kaku tapi ternyata ia bisa hangat dengan keluarganya.

"Pagi pa, ma" Cup.. cuiman mendarat di pipi sang mama.

"Pagi stev, ayo cepat sarapan." ucap mama Inggrid.

Stevan mengambil roti dan meletakkannya di piring nya,mengolesi dengan selai yang sudah tersedia diatas meja.

Ana menuankan minuman di gelas yang ada disisi mereka, sesekali matanya melirik ke arah Stevan, jantung nya masih berdetak kencang karena kejadian tadi, entah kenapa jantungnya tidak berhenti berdetak kala melihat Stevan.

"Bagaimana persiapan pernikahanmu Steve? sudah sampai mana?" tanya papa Ardan. Mendengar pertanyaan itu membuat hati ana ter sentil, ia melirik Stevan untuk mendengar jawaban Stevan.

"Sudah delapan puluh persen pa. Hari ini kami akan feeting baju pengantin." Jawab Stevan sambil mengunyah makanannya.

Entah kenapa hati ana merasa sakit saat mendengar ucapan Stevan, wanita mana yang tidak sakit mengetahui suami nya akan menikah dengan wanita lain, tentunya ana sangat sakit, tapi ia tepis perasaan itu,ia sadar ia hanyalah pembantu bukan istri sang majikan.Setelah selesai menuangkan air minum, ana beranjak melangkahkan kaki nya pergi namun Stevan memanggilnya.

"Ana." panggilnya, "Kamu tolong bersihkan kamar saya yah!" perintah Stevan.

"I..iya tuan." jawabnya dan langsung pergi.

"Kamu minta ana membersihkan kamar mu?' tanya mama Inggrid tidak percaya.

"He'em", Stevan hanya mengangguk sebagai jawabannya. Mama Inggrid sungguh tidak percaya, Stevan yang tidak pernah mengizinkan kamar nya dibersihkan oleh orang lain, dan kini ia minta dibersihkan oleh ana? sungguh ajaib pikir mama Inggrid.

"Kamu serius stev? tumben, biasanya kamu gak pernah izinin orang lain buat bersihkan kamarmu." tanya mama penasaran.

"Yah karena aku lihat ana kerja nya bagus." jawab Stevan, ia sebenar nya pun merasa aneh, entah kenapa ia suka melihat ana dikamarnya, ia ingin ana lebih lama dan lebih sering masuk ke kamarnya.

"Ana sini deh" panggil teh Mina.

Mendapati namanya dipanggil, ana menghampiri teh Mina di ruang belakang,tempat biasa mereka para pekerja jika makan bersama.

"Ada apa teh?" tanya ana.

"Ini bagaimana memainkannya?" tanya teh Mina menunjuk aplikasi berwarna hitam putih itu.

"Teh Mina main ini? wiiihhh canggih juga teteh." ana tertawa memuji.

"Ya gak apa lah na, masa anak muda saja yang mau eksis, teh Mina juga mau, siapa tau teteh bisa viral nanti disini." antusias teh Mina. Bik Wati hanya menggeleng melihat Mina seperti ABG.

Ana pun mengajari teh Mina cara menggunakan aplikasi itu, ana yang meski dari kampung, tapi dia tidaklah buta akan teknologi, ia mengenal semua aplikasi yang semua orang pergunakan saat ini. Dan dia juga mempunyai beberapa akun sosmed, seperti Ig,FB,wa juga tik tok.Meskipun ponselnya tidak sebagus dan secanggih orang kebanyakan, namun itu sudah lebih dari cukup untuknya.

"Ya sudah teh, aku mau kekamar tuan Stevan dulu."

"Ngapain kamu kekamar tuan Stevan?" tanya teh Mina.

"Saya disuruh tuan stevan membersihkan kamarnya." jawab ana.

"Apa?" kaget bik Wati dan teh Mina kompak.

"Ada apa? kenapa kalian kaget gitu?" tanya ana heran.

"Kamu serius di suruh tuan Stevan na?" tanya teh Mina.

"Iya teh, serius. Emang kenapa sih?"

Bik Wati dan teh Mina menceritakan jika biasanya Stevan membersihkan kamar nya sendiri, ia tidak pernah membiarkan orang lain membersihkan kamarnya. Tentu saja Mina dan Wati kaget saat tahu ana disuruh membersihkan kamar Stevan.

"Fix,berarti tuan Stevan mah suka sama kamu ana." ucap teh Mina.

"Hussst...jangan ngomong macem macem, tuan Stevan kan sebentar lagi menikah, mana mungkin ia menyukai wanita lain." timpal bik Wati.

"Iya nih, teh Mina ngelantur ngomongnya." sambung ana,kemudian ia permisi pergi kekamar Stevan.

Saat masuk kamar Stevan, ia tidak mendapati Stevan dikamar, ia langsung masuk dan memperhatikan sekeliling kamar Stevan.

"Dia dikamar mandi." gumam ana saat mendengar gemercik air dari dalam kamar mandi. Ia membersihkan tempat tidur Stevan mengganti seprei yang baru ia ambil dari lemari,kemudian ia membersihkan lantainya dengan vacum cleaner.

Ceklek.

suara pintu kamar mandi dibuka sontak ana reflek melihat kearah pintu.Stevan keluar hanya dengan menggunakan handuk yang melilit pinggang. Ana benar benar syok melihat pemandangan didepan mata nya, ia menelan saliva melihat tubuh atletis Stevan. Dengan cepat ana memalingkan wajahnya, ia merasa malu melihat Stevan seperti itu.

"Tuan, bisakah kau memakai baju mu?" ucap ana .

"Apa maksudmu memerintah saya? ini kamar saya jadi terserah saya." jawab Stevan ketus.

Stevan duduk di tempat tidurnya sambil memperhatikan ana yang bekerja, dengan usilnya ia melempar bantal bantal dilantai. Ana sedikit kesal karena Stevan terus menganggu nya, jika seperti ini bagaimana ia bisa cepat menyelesaikannya.

"Tuan, jangan di serakin lagi, aku capek bersihinnya."

"Terserah gue dong." Stevan kembali melemparkan bantal dan beberapa kepalan kertas. Ana yang geram mengambil bantal nya dan melempar kembali kepada Stevan.

Bugh..

Bantalnya tepat jatuh kearah wajah Stevan. "Berani nya kau!" berang Stevan.

"Ma..maaf tuan, saya gak sengaja." ana meminta maaf,ia merasa bersalah sudah melempar majikannya.

Stevan berjalan menghampiri ana, merasa takut ana berjalan mundur saat Stevan berjalan kearahnya. Ia terus mundur hingga tubuhnya terbentur dinding membuatnya tidak bisa bergerak mundur lagi.

"Tu..tuan, saya minta maaf." ucap ana gugup yang melihat tatapan kematian dari Stevan. Stevan semakin mendekat dan tangannya mengurung ana di dinding. Wajahnya semakin dekat membuat ana merasa nafasnya terhenti. Oksigen seolah habis hingga ia menjadi sesak.

"Kamu! berani sekali kamu melempar ku ha?" ucap nya berbisik namun penuh penekanan, gigi nya gemeretak menahan amarah. "Kamu harus dihukum." tekan Stevan.

"Aku Uda minta maaf tuan, jadi tolong maafkan aku." lirih ana dengan kepala tertunduk.

"Ternyata dia sangat cantik." batin Stevan, sebentar ia merasa terpesona akan kecantikan alami ana, dia yang tanpa make up terlihat sangat cantik. Kulit putih bersih, bibir merah seksi, ditambah aroma vanila yang menguar dari tubuh ana sehingga membuat Stevan terlena.

Stevan menelan saliva nya melihat bibir ana, ingin rasanya ia mencicipi bibir itu. Ia menaikkan dagu ana hingga menghadapnya, ana yang takut masih memejamkan matanya tak berani menatap mata Stevan.

Cup..

Stevan mendaratkan bibirnya dengan bibir ana, ia benar benar tidak tahan melihat bibir ana yang sangat menggoda.

Seketika mata ana terbuka lebar merasakan bibirnya di jamah oleh bibir Stevan, matanya membola, tubuhnya langsung membeku. Melihat ana yang syok Stevan kembali mendaratkan bibirnya dengan bibir ana.

"Ahh.." ana langsung mendorong tubuh Stevan hingga Stevan terhuyung kebelakang.

"Tu..tuan!" Ana memegangi bibirnya syok. "Ciuman pertamaku." sambungnya.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

si stip nyosor AE🥱🥱🥱🥱

2024-04-08

1

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

ciuman pertama nya untuk suaminya yang halal 🤣🤣🤣

2024-04-08

1

Nenden Zakiah Bahasuan

Nenden Zakiah Bahasuan

kan bukan ana yg benbuka mulut tapi dirinya yg membuka

2024-03-19

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!