Dasar aneh

Stevan membaringkan tubuhnya ditempat tidur big size nya. Ia meletakkan tangannya di atas keningnya mengingat apa yang barusan ia lakukan pada ana.

"Apa yang aku lakukan? kenapa aku merasa marah melihat dia dengan pria lain?" ucapnya dalam hati.

Ia pejamkan matanya,namun bayang bayang ana selalu muncul hingga ia tidak bisa tertidur, senyumnya, tawanya, tingkahnya, semua bayangan ana muncul dipikirannya.

"Aahhhh,, ada apa denganku? kenapa dia terus muncul di pikiranku." geram Stevan, ia bolak balik ke kanan dan ke kiri mengatur posisi tidurnya namun tetap ia belum bisa tertidur.

*

Disisi lain sepasang insan sedang asyik memadu kasih dalam ikatan terlarang, mereka melakukan hubungan yang halal antara suami istri padahal mereka tidak terikat oleh ikatan suci itu.

"Makasih sayang, kamu sungguh luar biasa." Ucap pria itu sambil mengecup kening wanitanya dan mengelap sisa sisa keringat di wajah si wanita karena aksi mereka.

"Kamu juga luar biasa sayang, kamu sangat perkasa." balas si wanita dengan tersenyum bahagia.

"Apa kamu senang? tidak cemberut lagi?"

"Tentu aku sangat senang, kamu bisa menghilangkan rasa kesal ku terhadap Stevan." Stella mengecup bibir si pria singkat.

Ya, Stella sedang bersama pria lain melepas kekesalannya karena Stevan tidak mau menyentuhnya, ia sangat ingin merasakan berada dibawah Kungkungan Stevan, tapi Stevan tidak mau melakukannya sebelum mereka terjalin ikatan pernikahan. Sungguh pemikiran yang kolot menurut Stella.

"Kau sungguh bodoh Steven, kau menolak menyentuh wanita secantik Stella, kau sungguh bodoh. Tapi tak apa, aku merasa senang karena aku sudah merasakannya sebelum kamu. Hahahah..." Tawa pria itu dalam hati sembari menatap Stella dan meraba kulit wajah mulus Stella, hingga mereka pun tertidur.

**

Mentari sudah menunjukkan dirinya dan berdiri kokoh memberikan sinarnya. Seperti biasa Ana sudah membersihkan kamar Stevan dan menyiapkan pakaiannya, kini ia membantu bibik menata sarapan diatas meja, mereka tidak banyak menyiapkan makanan, hanya untuk para pekerja rumah ini dan Stevan.

"Ana, sekarang panggilkan tuan muda." perintah bik Wati.

"Baik bik" jawab ana dan hendak melangkahkan kakinya, namun Stevan sudah berjalan menuju ruang makan.

"Tak perlu dipanggil bik, tuan stevan nya sudah datang."

Stevan menarik kursi dan ia duduk, Ana mengambil piring dan meletakkan dua potong roti. "Mau selai apa tuan?" tanya ana menunjuk tiga botol selai dimeja.

"Kacang." jawab stevan singkat.

Dengan cepat ana mengoleskan roti dengan selai kacang,kemudian memberikannya pada Stevan, ia juga menangkan segelas susu dan diletakkan didekat Stevan.

"Mau kemana?" tanya Stevan melihat ana hendak pergi.

"Eh,, gak ada tuan, mau sarapan dibelakang." ana gugup melihat Stevan yang menatap nya intens, jantung nya berdegup kencang ditatap oleh Stevan.

"Duduklah, sarapan disini saja, temani saya sarapan."

"Ha? ta..tapi tuan!"

"Gak ada tapi tapian." keputusan Stevan tak mau dibantah.

Ana duduk didepan Stevan,ia mengambil roti dan mengoleskannya selai, ia makan dengan pelan, sebenarnya ia tidak terbiasa sarapan hanya dengan roti, ia perlu sarapan dengan nasi, tapi dimeja Stevan tidak tersaji nasi, ia takut untuk bicara lagi, jadi hanya menurut saat Stevan memerintahkannya ikut sarapan.

"Sudah selesai?" tanya Stevan yang melihat piring ana sudah kosong. Ana hanya mengangguk.

"Bersiaplah, saya akan mengantarkan mu ke kampus."

"Ha?" ana syok "Tu..tuan bilang apa tadi?" tanya nya memastikan,mungkin ia salah mendengarnya.

"Masih kurang jelas? saya akan mengantarmu. Maka cepatlah."

"Ti..tidak perlu tuan, saya naik ojol aja." Tolak ana.

"Saya sangat tidak suka kata penolakan."

Ana menelan saliva mendengarnya.

"Saya tunggu dua menit dari sekarang." ucap Stevan sambil melihat jam dipergelangan nya.

"Ha?" ana membolakan mata nya. Dengan cepat ia berlari kekamar ya mengambil tas dan memakai sepatu nya. Dengan nafas ter_engah ia menghadap Stevan yang sudah dihalaman.

"Dua menit empat puluh detik. Kamu lewat dari waktu yang saya berikan, nanti kamu akan saya kasih hukuman karena sudah buat saya menunggu empat puluh detik."

Ana tercengang mendengar ucapan stevan, bagaimana bisa hanya telat empat puluh detik ia akan dikenakan hukuman?

"Gila ni orang, gak liat apa aku Uda ngos-ngosan berlari secepat mungkin,masih mau dihukum? padahal dia aja yang gila ngasih waktu cuma dua menit." batin ana menggerutu.

"Jangan mengatai ku, cepat masuk." Stevan masuk ke kursi kemudi nya.

"Ha? dia bisa baca pikiran ku?" ucapnya dalam hati sambil membuka pintu mobil belakang.

"Kamu kira saya supir kamu?" sarkas Stevan membuat ana bingung. "Duduk depan." perintah Stevan. Mau tak mau ana langsung membuka pintu depan dan masuk,ia tak mau diomeli lagi oleh Stevan.

"Ada apa dengannya? kenapa dia jadi aneh begini?" batin ana sambil menutup pintu mobil.

"Pakai setbelt nya"

"Ha?"

"Kamu dari tadi ha he ha he aja dari tadi." Stevan mendekatkan tubuhnya pada ana untuk menarik setbeltnya. Kini wajah mereka sangat dekat, mata mereka pun kini saling tatap. Nafas ana tercekat menahan nafas saat sedekat ini dengan Stevan.

"Ya Allah, jangan sampai dia mendengar degup jantungku." batin ana.

Pandangan Stevan tertuju pada bibir pink ana, bibir lembut yang membuatnya candu. Ia menelan saliva nya menahan gejolak yang bangkit, dengan cepat ia hilangkan pemikiran yang berkelana di kepalanya. Cepat ia memasangkan setbelt ana, kemudian kembali pada posisi nya, lalu ia melajukan mobilnya.

Suasana hening tanpa ada yang bicara hingga sampai kampus. Ana melepaskan setbelt nya, "Makasih ya tuan" ana mengulurkan tangannya untuk Salim pada Stevan, dan Stevan menyambut tangan ana.

Deg

ada rasa aneh di dada Stevan, jantungnya kian kencang berdegup.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan jejak nya yah para readers🥰

Terpopuler

Comments

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

nanti stive nyesel pasti dasar kauuu kadal bodoh

2024-05-08

0

Dewi Putri💠

Dewi Putri💠

bucin kau steven sbentarg juga

2024-03-25

0

LANY SUSANA

LANY SUSANA

istri di jadiin prt di rumah calon istri malah obral tuh da blong😂😂😂

2024-03-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!