CHAPTER 18

Elzara merebahkan tubuhnya di kasur besar yang terasa sama sangat empuknya dengan kasurnya di London. Perlahan Elzara tertidur, dan masuk ke dalam alam mimpinya karena kasurnya yang terlalu empuk.

Di sebuah jalanan perkotaan yang sangat luas, Elzara berada di trotoar pinggir jalan raya, Kota London, Britania Raya. Elzara membawa sebuah tali kalung hewan peliharaan, setelah Elzara lihat ternyata dirinya sedang membawa anjing kecil putih lucu.

Elzara berjongkok untuk menggendong anjing kecil putih lucu itu. Namun, tali nya terlepas dari tangan Elzara, membuat anjing kecil putih itu berlarian menyebrangi jalanan yang cukup padat kendaraan.

"Anjing! Anjing! Kau jangan lari!" Teriak Elzara panik lalu ikut mengejarnya dari belakang dengan berlarian.

Tinnnnn- Brakkk

Semua orang berkumpul ke arah kecelakaan yang baru saja terjadi itu. Sang penabrak turun dari mobil nya lalu berlari secara tergesa-gesa menghampiri kerumunan. Terkejut ternyata jika yang dirinya tembak adalah Elzara.

Elzara dengan tangan berlumuran darah, memegangi kepalanya yang terasa sangat amat sakit. Darah segarnya terus mengalir dari kepalanya menuju aspal.

"ELZARA! ELZARA! TETAPLAH SADAR, AKU AKAN MEMBAWAMU KE RUMAH SAKIT!" Teriak Sang Penabrak lalu segera menggendong Elzara.

Samar-samar Elzara mendengar suara yang sepertinya dirinya kenal, namun entah siapa itu, Elzara sudah tidak dapat mengingat sesuatu karena kepalanya kini terasa sangat sakit hingga pada akhirnya Elzara tak sadarkan diri saat masih di gendongan Sang Penabrak.

Suara Sirene terdengar sampai di seluruh penjuru Kota, yang di lintasi oleh mobil Ambulance itu, hingga sampai di sebuah Rumah Sakit terbesar di Kota London. Para suster sigap memberikan tandu di ikuti oleh dokter dibelakangnya.

Elzara dibawa ke dalam sebuah ruang ICU untuk segera mendapatkan perawatan. Sedangkan Elvaro sedang membayar semua biaya rumah sakit, dengan kemeja putih yang sudah berlumuran darah.

"Atas nama siapa?"

"Elzara Hazelgrant James."

Selesai membayar semua biaya nya, Elvaro dengan tangan bergetar menatap pintu ICU, bagaimana bisa dirinya menabrak sang pujaan hatinya dengan tangannya sendiri. Elvaro bersandar pada tembok dan berjongkok disana meratapi lumuran darah yang ada di tangan gemetar nya.

Elvaro sungguh merasa bersalah dan menangis, dadanya begitu terasa sangat sesak, berulang kali Elvaro memukul-mukul dada nya.

"Elvaro!!"

Mommy Hazel dan Daddy James berlarian menghampiri Elvaro yang menangis bersandar pada tembok sendirian seperti orang gila.

"Bagaimana dengan, Elzara?" Tanya Mommy Hazel terlihat sangat khawatir, bahkan masih mengenakan baju rumahan.

Elvaro belum kunjung menjawab karena dirinya sudah membisu, merasa bersalah kepada kedua orang tua Elzara karena tidak berhasil menjaga putri semata wayang mereka.

Kriettt

Pintu ruang ICU terbuka, seorang Dokter medis yang bertugas menangani Elzara keluar. Elvaro sekaligus Mommy Daddy Elzara pun langsung merapat untuk mempertanyakan bagaimana keadaan Elzara di dalam.

"Bagaimana keadaan Elzara, Dokter?" Tanya Mommy Hazel.

"Mohon maaf, Nona kami sudah berusaha sebaik mungkin. Elzara Hazelgrant James, hari ini dinyatakan telah meninggal dunia karena terkena benturan aspal yang sangat keras, silahkan urus pembayaran kematian Elzara di Resepsionis Rumah Sakit, Permisi" Jelas Dokter, lalu pergi dari sana.

"TIDAKKKKKK!!!!" Teriak Mommy Hazel menangis lalu terduduk.

Di dalam, Suster menutupi bagian kepala Elzara dengan kain putih di ranjang yang di tempati oleh Elzara.

"MOMMY! MOMMY! MOMMY!!!"

Elzara terbangun dari mimpi tidurnya, dengan keringat bercucuran dan nafas yang tak teratur. Bagaimana bisa Elzara bisa memimpikan hal tersebut, perasaannya menjadi tidak enak saja.

Pasalnya semua kejadian itu semuanya bisa dirasakan dan seperti terjadi di dunia nyata saja rasanya. Bahkan saat di mimpi kepala Elzara sakit, Elzara ikut merasakan rasa sakitnya.

Elzara langsung menuangkan air dari teko kaca ke dalam gelas lalu langsung meminumnya hingga tandas. Elzara bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi, karena hari juga telah Sore.

Di sebuah gedung besar dan mewah negara Korea Selatan tergelar acara Pelelangan saham dengan harga yang membuat para pembisnis berlomba-lomba untuk mendapatkannya karena saham itu berpengaruh besar pada setiap kesuksesan Perusahaan.

Ada banyak tamu dan makanan yang sudah tertata rapi di meja setiap sudut gedung. Elvaro duduk di salah satu kursi disana, dirinya dengar sahabatnya yang dari negara Indonesia juga ikut turut menghadiri acara pelelangan besar ini.

"Hai, Bro!"

Elvaro langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara yang dirinya kenal, ternyata benar, itu adalah suara sahabatnya yang berasal dari negara Indonesia. Cleo duduk di pinggir Elvaro.

"Kau bertambah cuek dan tua saja" Cibir Cleo karena Elvaro tidak membalas sapaannya.

"Ck, mulutmu! nanti akan ku geser Perusahaan mu!" Kesal Elvaro, padahal dirinya kini masih berumur dua puluh dua tahun.

"Eittsss bercanda, ckck mainnya geser Perusahaan orang gini" Cengir Cleo.

Andai dirimu tau, calon istri mu ada di rumah ku sekarang, Batin Cleo.

Cleo menarik nafasnya dalam sembari menatap ke arah Elvaro. Elvaro yang duduk terdiam dan menatap ke arah Cleo itu pun mengerutkan keningnya, apakah sahabatnya ini sedang salah minum obat.

"Kenapa kau melihatku!" Ketus Elvaro.

"Ah tidak, hanya melihat saja" Jawab Cleo tidak mau ribut.

Jika waktunya sudah tepat, Cleo akan memberitahukannya kepada Elvaro sembari membujuk Elzara yang kini berada di rumahnya. Padahal jika di lihat-lihat, sahabatnya ini masih sangat tampan, mengapa Elzara tidak mau menikah dengan sahabatnya ini.

Elvaro yang menyadari Cleo kembali melihatinya pun hanya menghembuskan nafasnya gusar, entah obat apa yang telah di minum oleh sahabatnya ini. Melihat ke arah Elvaro dengan melamun seperti orang tidak waras saja.

Acara pembukaan telah dimulai, semuanya mulai fokus ke arah depan untuk menyimak memperhatikan semuanya. Setelah menjelaskan semuanya, waktunya penawaran untuk pembelian saham. Banyak yang menawar, semakin lama semakin bertambah saja digit harganya.

Bahkan Cleo yang menawari dengan harga sebanyak 1 Triliun saja kalah dan gugur oleh orang yang menawar lebih tinggi. Mungkin memang belum rejekinya untuk mendapatkan saham kali ini.

"Satu koma lima triliun!! Apakah ada lagi yang ingin mencoba menawarkan?" Tanya MC.

Elvaro mengangkat tangannya, "Lima Triliun."

"Woww, apakah ada lagi yang ingin menambahkan!?" Tanya MC.

Semuanya terdiam, mereka juga tidak merasa heran lagi jika seorang Elvaro menawarkan nilai digit harga yang lebih atau paling tinggi saat acara pelelangan. Bahkan sejak awal Elvaro masuk ke dalam gedung, semuanya sudah merasa bahwa tidak akan mendapatkan pelelangan saham kali ini.

"Karena tidak ada yang ingin menambahkan, kita pencet, DEALLL" Kata MC, semuanya bertepuk tangan meriah, Elvaro maju ke atas panggung untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan.

"Sudah cukup untuk tepuk tangannya, saham lima triliun ini akan aku berikan kepada kalian semua secara percuma-cuma dengan syarat tolong bantu diriku mencari calon istri ku" Kata Elvaro di Mic lalu bergerak turun dari panggung, di layar lebar sudah terpampang jelas foto wajah lengkap Elzara beserta ciri-cirinya.

Elvaro pergi keluar dari gedung dengan di ikuti oleh Serketaris nya dari belakang. Cleo pun diam-diam ikut menyusul sahabatnya yang pergi keluar.

Saat Elvaro hendak membuka pintu mobil, tangannya di cegat oleh Cleo. Pasti sahabatnya ini sedang ingin mencari gara-gara dengannya, "Aku sedang tidak memiliki perasaan untuk kau cari gara-gara" Ucap Elvaro dengan wajah datarnya.

"Mari kita bicara, di dekat Sungai Han."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!