Pletakk
Awwhshtt
"Anak kecil, namamu siapa, panggil aku Kak Varo, Ok?" Kata Elvaro ikutan berjongkok menyeimbangi tinggi anak kecil itu.
"Paman jahat! sudah memukul Kakak cantik, Ken!"
Elzara tersenyum menantang ke arah Elvaro, seakan dirinya habis mendapatkan tiket kemenangan. Tidak lupa juga Elzara menjulurkan lidahnya mengejek ke arah Elvaro.
"Paman tidak jahat, Paman hanya menunjukkan rasa kasih sayang kepada Kakak cantik" Kata Elvaro tersenyum membelai rambut pendek Ken.
Elzara merasa sedikit tersentuh ketika Elvaro mengatakan Kakak cantik yang pastinya tertuju kepadanya. Namun, mengingat Elvaro yang membuat rambutnya menjadi seperti ini, hati Elzara tidak jadi tersentuh.
"Ken, dia adalah Paman jahat, dia kejam, mesum, dan tidak ada hati nurani!" Maki Elzara puas ke arah Elvaro, langsung mendapatkan pelototan mata dari Elvaro.
"Apa itu mesum, Kakak?" Tanya Ken dengan wajah polos.
"Jika Ken sudah besar nanti, pasti Ken akan mengetahuinya sendiri" Jawab Elvaro dengan wajah tenangnya.
"Oke Paman."
"Jangan panggil aku Paman, anak kecil pemberani" Kata Elvaro mengelus lembut kepala Ken.
"Tapi Paman benal-benal bukan olang jahat, kan?"
"Tentu saja, bukan."
"Kenzie!!!!! Anak nakal, Ibu mencarimu hingga berlarian" Kata Ibu dari Ken dengan nafas yang masih tidak teratur. Ibu Ken menggendong Ken, dan tentu saja mengucapkan banyak terima kasih kepada Elzara dan Elvaro.
"Ibu, Ken mendapatkan ice cleam dali Kak Valo" Kata Ken dengan senyum nya menunjukkan ice cream yang dipegang di tangan kanan dan kiri.
Elvaro tersenyum tipis ke arah Elzara, saat Ken sudah mulai memanggilnya dengan embel-embel sebutan Kakak. Elzara yang paham dari senyuman Elvaro pun hanya memutar kedua bola matanya malas.
"Terima kasih banyak telah menjaga dan memberikan ice cream kepada anakku, semoga kalian cepat dikaruniai seorang anak, permisi" Kata Ibu Ken lalu pergi dari sana.
"Dadah Kakak Cantik!" Ken melambai-lambaikan tangannya ke arah Elzara.
Mendengar kata anak, membuat Elzara berdigik ngeri saja akan mendapatkan anak dari Elvaro si pria rambut pirang, yang ada nanti anaknya ikut-ikutan memiliki rambut pirang. Dengan terpaksa Elzara tersenyum ke arah wajah lucu dan sangat menggemaskan Ken.
Elzara bersyukur kepada Tuhan karena telah mempertemukannya dengan Ken, karena Ken telah membantunya balas dendam meskipun hanya tidak sampai seperempat dari dendamnya yang belum terbalaskan semuanya.
Melihat kepergian Ken sudah bersama pegangan Ibunya, Elzara dan Elvaro pun kembali masuk ke dalam mobil Elvaro, karena mereka akan melanjut perjalanan menuju butik. Tujuan utama mereka sejak awal.
"Paman, dimana ice cream ku?" Kata Elzara mengulurkan tangannya meminta ice cream.
"Huft!" Desah Elvaro merasa sedikit kesal saat Elzara mengejeknya dengan panggilan Paman, sama dengan Ken saat memanggilnya tadi.
Elvaro memberikan semua kantong belanjaannya yang berisi Ice cream tadi kepada Elzara. Lagi pula, Elvaro juga tidak menyukai Ice cream instan, Elvaro hanya mau jika Ice cream nya memang kadar gula gizinya sudah di atur oleh koki rumahnya.
"Banyak sekali, apakah kau akan ikut menghabiskannya?" Tanya Elzara kepada Elvaro yang tengah fokus menyetir.
"Tidak."
Kebetulan, Elvaro berhenti di sebuah lampu merah, ada anak kecil yang mengemis. Elzara pun memberikan semuanya kepada anak kecil itu, dan hanya menyisakan dua Ice cream saja.
Anak kecil itu terlihat tersenyum lebar ketika melihat apa isi dari kantong yang sudah Elzara berikan. Anak kecil itu mengucapkan banyak terima kasih kepada Elzara. Elzara pun tersenyum mengangguk dengan senang hati.
Tidak memakan banyak waktu lama, kini Elvaro dan Elzara telah sampai di sebuah butik terkenal yang terletak di tengah-tengah Kota London.
Saat mereka berdua masuk, banyak sekali orang yang mampir berkunjung hanya sekedar melihat-lihat bahkan membeli juga. Saat Elzara dan Elvaro masuk, mereka berdua disambut baik oleh Ketua pelayan beserta para pelayan dari butik itu.
"Mari silahkan, Tuan dan Nyonya muda. Saya akan mengantarkan Tuan dan Nyonya muda menuju ruang Fitting gaun pernikahan" Kata Ketua pelayan mempersilahkan mereka berdua untuk masuk.
Seperti diberi kesan yang bagus dan sempurna, saat Elzara masuk ke dalam ruang Fitting gaun pernikahan itu ada terdiri dari empat kamar untuk setiap pasangan yang ingin mencoba gaun pernikahan.
Begitu banyak berbagai macam model gaun pernikahan, yang sudah ditata serapi mungkin sesuai dengan warna gaunnya.
Elzara dan Elvaro memasuki salah satu dari ruangan itu. Elvaro duduk di sofa sedangkan Elzara dibawa oleh pelayan itu menuju ke ruangan lebih dalam.
Ternyata tidak hanya di luar saja, di dalam juga sangatlah banyak gaun-gaun yang tertata sangat rapi beserta Highless dan Mahkota nya. Berulang kali Elzara berdecak kagum, dirinya sangat tidak bisa melihat yang aesthetic seperti ini, rasanya seperti berada di kerajaan.
Elzara disuruh memilih gaun disana, sedang pelayan itu juga sedang mencarikan gaun yang pas ditubuh Elzara. Tentu saja Elzara tidak menemukan gaun yang dia inginkan, karena semua gaun bagus dan elegan disana dia inginkan semua.
Pelayan membawa tiga gaun di tangannya, dan di tunjukkannya kepada Elzara. Mereka berdua pun berjalan menuju ruang ganti. Sedangkan, Elvaro tengah asik membaca beberapa buku majalah yang ada di atas meja sofa. Elvaro tersenyum ketika wajah tampan nya terpampang jelas disana.
Dirinya memang pernah menjadi model mencoba Suit dan dirinya tidak meminta ataupun di beri bayaran karena butik itu adalah milik Mommy nya sendiri. Elvaro hanya sekedar membantu. Berkat Elvaro, butik Mommy Anev menjadi lebih sangat terkenal.
Para model ternama biasanya juga akan dengan senang hati untuk menjadi model di butik Mommy Anev, demi ingin bertemu langsung dengan ketampanan Elvaro.
Siapa yang tidak ingin bersanding sehidup semati dengan seorang Elvaro Ambaregav Harder, hidup mereka akan tenang damai dan sejahtera jika bersanding bersama dengan Elvaro.
Elzara keluar dari pintu ruang, gaun berwarna putih dengan model meliliti dadanya, gaun putih dan tampak elegan itu terlihat sangat pas di pinggang ramping milik Elzara.
Elvaro yang mendengar suara pintu terbuka pun menaruh majalah itu di meja kembali, lalu fokus ke arah depan. Mendadak Elvaro sangat mengagumi kecantikan Elzara yang terlihat elegan, Elzara terlihat sangat cocok memakainya.
"Ganti, Dada dan lenganmu terlalu terbuka" Tegas Elvaro kembali membaca majalah.
Jujur Elzara juga tidak terlalu suka karena gaun itu terlihat sangat terbuka pada bagian dadanya. Elzara pun bersiap mengganti gaun pilihan kedua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments