CHAPTER 12

Hari mulai Sore, Elvaro dengan Elzara belum kunjung sampai di halaman rumah Elzara hanya karena padatnya jalanan perkotaan Kota London. Elzara hanya melihat pemandangan Kota penuh kendaraan sembari memakan roti yang tadi Elvaro belikan. Untung saja kendaraan mereka ber AC.

Tidak lupa juga, ditaruhnya kaki Elzara di atas dashboard mobil mahal Elvaro. Membuat Elvaro bolak-balik mendesis dengan tingkah calon istrinya itu.

Tentu saja bagi Elvaro sebagai pemilik Perusahaan yang sangat menekankan Tata tertib, Kerapian, keamanan, dan kesopanan, Elzara sangat tidak sopan.

Entah mengapa Elvaro mau dijodohkan oleh perempuan seperti Elzara, dirinya juga bingung sendiri. Padahal jika mencari perempuan di luaran sana, pasti banyak yang mendaftar untuk menjadi pendamping seumur hidupnya.

Sedangkan Elzara yang kian menjadi makin bosan, akhirnya tangannya bergerak memencet tombol layar TV kecil mobil. Pasalnya Elvaro sedari tadi hanya memutar musik klasik saja, tidak ada serunya.

Elzara mencari YouTube dan membuka channel Idola Koreanya, setelah audio TV nya mulai bersuara dengan suara merdu milik Idola Koreanya, dirinya pun ikut bernyanyi.

Baru kali ini Elvaro merasa kagum dengan suara perempuan, biasanya dirinya akan meloncati musik yang ada suara perempuannya.

Suara lembut Elzara lah yang membuat Elvaro kagum, Elzara cocok menjadi orang Korea ketika menyanyikan lagu Korea seperti ini, karena Elzara menyanyikannya dengan sangat fasih.

Persetan dengan Elzara yang memutar lagu Idola Koreanya, diam-diam Elvaro menikmatinya sembari menyenderkan kepala dan tubuhnya di kursi mobil.

Tinn tinnn

"Heii! pria rambut pirang! kau ketiduran ya, ayo jalan, nanti mobil yang mengantri di belakang akan sangat marah!" Panik Elzara sembari menatap ke arah belakang berulang kali.

Dengan ekspresi terkejut sekaligus masih mengumpulkan nyawa, Elvaro langsung menancap gas nya. Elzara bernafas lega, baru kali ini Elzara merasakan rasanya di klakson keras sekali seperti tadi.

Efek suara lembut merdu Elzara, membuat Elvaro kenyamanan hingga tertidur. Baru kali ini, dirinya teledor dan di klakson oleh mobil orang lain. Biasanya, Elvaro adalah orang anti teledor, apalagi dengan masalah kecil seperti ini, Elvaro tidak pernah.

Mobil mewah dan mahal milik Elvaro kini telah memasuki halaman rumah megah milik Elzara. Setelah selesai memarkir, Elzara langsung turun dari mobil dan berlari ke arah rumah yang sangat dirinya rindukan kasur lembutnya.

Di ruang tamu, Elzara di sambut oleh Daddy dan Mommy nya. "Sore Mom, Dad!" Sapa Elzara ceria.

"Sore sayangg" Sapa balik Mommy Hazel.

"Soree" Sapa balik Daddy James.

"Elvaro nya mana, El? Udah pulang? kok ga disuruh masuk dulu? Rambut kamu kok jadi pirang?" Tanya Mommy Hazel bertubi-tubi.

"Masih diluar Mom. Ini semua gara-gara si Pria itu Mom, sengaja mengerjaiku!" Adu Elzara kepada Mommy nya.

Elvaro dengan langkah tegas, memasuki pintu menjulang tinggi rumah Elzara. "Ekhemm" Dehem Elvaro, menaruh tas belanjaan Elzara.

"Ya ampunn Elzaraa, kenapa ga kamu bantuin si Elvaro" Kata Mommy Hazel merasa tidak enak kepada Elvaro. Sedangkan, Elzara bernafas gusar karena Mommy nya tidak mau berniat untuk mendukungnya.

"Elzara lupa, Mom hehe" Cengir Elzara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mommy Hazel menggelengkan kepalanya bingung ingin berkata-kata apa lagi dengan sikap putrinya ini.

"Elvaro duduklah dulu, Elzara akan buatkan Teh" Kata Mommy Hazel ramah. Elzara pun melotot ke arah Mommy nya, bagaimana bisa Elzara disuruh membuat Teh, bahkan Elzara tidak tau jika membuat teh itu menggunakan apa. Yang Elzara tau hanya jika Teh itu terbuat dari daun teh yang segar, makanya teh sangat segar diminum saat hangat.

Mommy Hazel mengode Elzara dengan kedipannya. Elzara mengerutkan keningnya mengode jika dirinya tidak bisa membuat Teh. Mommy Hazel pun mengode, sebisa mungkin, katanya.

Dengan terpaksa, Elzara melangkah ke arah dapur. Elzara bingung harus mulai dari mana, karena Teh seperti ada air hangat nya, akhirnya Elzara lebih dahulu mendidihkan air. Lalu Elzara mencari-cari daun Teh di tempat daun-daun yang biasanya dibuat untuk memasak.

"Nona, sedang apa?"

"EH KECEMPLUNG SUMUR!" Elzara terkejut memegangi dadanya hingga mengeluarkan kata-kata random.

"Maaf Nona, maafkan saya" Kata Maid menundukkan kepalanya berulang kali.

"Eh eh tidak apa-apa, aku hanya mencari daun Teh untuk membuat Teh" Ucap Elzara tidak enak hati.

"Daun Teh?" Tanya Maid itu kebingungan, dibalas anggukan dari Elzara.

"Setahu saya, membuat Teh itu tidak menggunakan daun Ten Nona. Melainkan menggunakan Daun Teh yang sudah di olah menjadi pcs seperti ini" Kata Maid itu sembari mengeluarkan sebuah pcs dari kotak yang pasti isinya adalah bahan untuk membuat Teh.

"Terima kasihh banyak, untung saja ada dirimu" Kata Elzara bernafas lega.

"Sama-sama, Nona. Saya kesini hanya untuk mengambil air mineral, kalau begitu saya permisi. Jika membutuhkan bantuan, Nona bisa memanggil saya" Kata Maid itu ramah.

"Baiklah ..."

Elzara meraih satu pcs dan kotak teh itu di tangan kanan dan kiri. Tidak sengaja matanya tertuju kepada tata cara membuat Teh yang ada di bagian belakang produk kemasan.

Dengan kepahamannya, Elzara menaruh satu sendok teh gula ke masing-masing cangkir sebanyak empat. Namun, saat sampai di cangkir yang nomor ke empat, dengan ide jahilnya Elzara tidak jadi memasukkan gula, akan tetapi garam sebanyak lima sendok teh ke dalamnya. Cangkir itu Elzara berencana akan memberikannya kepada Elvaro.

Melihat air yang dirinya didihkan tadi telah mendidih, dituangkannya air panas itu ke dalam masing-masing cangkir, lalu Elzara mengaduknya hingga gula yang dirinya taruh menjadi larut.

"Selesaii!"

Elzara memindahkan satu persatu cangkir di atas sebuah nampan, tidak lupa milik Elvaro dirinya taruh di pinggir sendiri. Merasa semuanya rapi, Elzara pun berjalan menuju ruang tamu kembali.

"Woww, anak Mommy yang cantik inii, makin pintar saja" Puji Mommy Hazel kagum kepada putrinya yang baru saja bisa membuat Teh.

"Terima kasih, Mom ..."

Elzara menghidangkan satu persatu Teh kepada Mommy dan Daddy nya, tidak lupa juga punya Elvaro yang bisa dibilang sangat khusus. Selesai menghidangkannya, Elzara duduk di sebelah Elvaro, karena ingin melihat langsung kejadian itu dari dekat.

Tentu saja Mommy Hazel dan Daddy James merasa senang akan putrinya, yang sepertinya mulai bersikap dewasa dan menerima tentang perjodohannya dengan Elvaro.

Elvaro pun merasa senang karena Elzara mau duduk di sampingnya dengan senang hati. Namun, sesuatu sedikit mengganjal di hatinya, entah apa itu, mungkin hanya perasaannya semata.

Mereka berempat mengobrol santai, membicarakan tentang semua model gaun yang tadi di coba oleh Elzara di butik. Mommy Hazel sangat antusiasme mendengarkan putrinya itu.

Begitupun Daddy James yang membicarakan tentang pernikahan, nanti Elvaro harus apa saat di pelaminan. Hingga mereka tertawa bersama.

"Sudah-sudah dulu tertawanya, mari kita nikmati dulu Teh bikinan putriku" Kata Mommy Hazel. Semuanya pun mulai mengambil masing-masing cangkir Teh yang tadi Elzara hidangkan.

"Emm enak sekali, betul Dad?"

"Benar Mom ..."

Elzara tersenyum berterima kasih mendengar pujian dari kedua orang tuanya itu. Disisi lain, dirinya tidak sabar melihat aksi Elvaro.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!