Lagi-lagi Elvaro dibuat mabuk kepayang secara diam-diam hanya dengan masakan Elzara, calon istrinya. Bagaimana bisa seenak ini, bahkan mengalahkan rasa makanan yang ada di restoran-restoran mahal bintang tujuh di Kota London. Elvaro menatap wajah Elzara, yang seakan-akan ingin mendengar jawaban sesuai harapan gadis itu.
"Sangat tidak enak, lebih enak masakan pembantuku" Jawab Elvaro, membuat Elzara jelas naik pitam. Mengapa Elvaro sangat begitu menyebalkan, tidak pernah membuatnya tidak kesal.
Elzara pun menghela nafas pasrah karena sudah lelah menanggapi Elvaro, "Terserah."
Tiba-tiba Elzara teringat sesuatu terhadap sekolahnya, yang dimana dirinya masih pelajar. Umur Elzara dengan Elvaro sangat jelas berbeda, karena Elvaro sudah mulai bekerja sedangkan Elzara masih pelajar. Elzara tidak mau sekolahnya berhenti hanya karena dirinya sudah resmi menikah.
"Apakah aku boleh bertanya?" Tanya Elzara menyengir. Terlihat aneh bagi Elvaro, namun sebisa mungkin Elvaro hanya menunjukkan ekspresi datar.
"Hmm."
"Apakah diriku akan tetap bersekolah setelah menikah?" Tanya Elzara dengan sangat berhati-hati.
"Hmm."
Lagi-lagi dan terus lagi, Elzara dibuat emosi kepada Elvaro. "Hmm, itu iya atau tidak!?" Ketus Elzara.
"Ya."
Elvaro tidak bisa menjawab pertanyaan Elzara karena dirinya sedang menikmati masakan Elzara. Bukankah tata tertib makan itu tidak boleh berbicara.
Tersenyum sumringah mendengar jawaban dari Elvaro, Elzara pun melanjut makan malam nya lagi. Kini dirinya sudah sedikit tenang, meski menikah juga tidak apa-apa.
Lagi pula jika umurnya sudah genap dirinya juga akan tetap menikah juga toh, yang perlu Elzara hindari hanyalah berhubungan badan saja dengan Pria rambut pirang itu. Enak saja Pria rambut pirang itu menikmati tubuh ideal milik Elzara yang telah Elzara jaga selama ini.
Elzara memiliki rencana terbesit dalam hatinya, besok Elzara akan mengajak Elvaro pergi ke salon untuk rencananya dan menemani dirinya juga karena besoknya dirinya akan menikah.
Elzara ingin terlihat begitu cantik di hari kebahagiaannya meskipun hari kebahagiaannya sekali seumur hidup itu telah di renggut oleh Pria berambut pirang yang sama sekali tidak dirinya sukai.
Selesai makan malam, Elzara membereskan semua bekas piring yang telah mereka berdua gunakan lalu mencucinya di bawah air mengalir. Selesai mencucinya Elzara kembali ke meja makan, Elvaro nampak seperti sedang menunggunya.
Benar saja, Elvaro berpamitan pulang kepadanya. Tentu saja dengan senang hati mempersilahkan Elvaro pulang dan pergi dari rumahnya. Bahkan jika tidak kembali lagi, tidak apa-apa.
Setelah memastikan Elvaro pergi dari halaman rumahnya, Elzara pun bergegas naik tangga menuju kamarnya. Dirinya juga sebenarnya merasa sedikit lelah karena menangis dan memasak.
Tidak lupa, sebelum tidur Elzara memakai Skincare terlebih dahulu agar kulitnya tetap terjaga dan terawat, mengingat tadi dirinya telah menangis deras, pasti kantong matanya akan sedikit menumbuh dan Elzara tidak ingin itu.
Selesai memakai Skincare, barulah Elzara keluar dari walk in closet dan naik ke atas ranjang untuk segera masuk ke alam mimpi malam yang tenang ini.
Elzara berdoa kepada Tuhan agar dirinya tidak kembali memimpikan pria rambut pirang seram itu lagi, dirinya ingin mimpi malam harinya ini begitu indah dan tenang tanpa pria rambut pirang.
Bagaikan sudah diberi jalan pengcayaan oleh Tuhan, Elzara sudah tidak memimpikan pria rambut pirang seram itu. Elzara sangat menikmati malam nya. Merasa sudah tidak akan ada lagi gangguan hidup seperti datangnya si pria rambut pirang mesum itu ke rumahnya.
Pagi yang cerah bersinar benderang diiringi oleh udara segar. Membuat Elzara perlahan mulai membuka matanya menyambut pagi hari yang cerah ini.
Elzara melihat ke arah kanan, tempat jendela kamarnya terpapar sinar matahari yang terik. Sangat sehat bagi semua orang untuk melakukan olahraga joging.
Elzara tersenyum bernafas lega menghirup udara segar itu, bak kehidupan semula yang kembali lagi. Elzara merenggangkan tubuhnya dan langsung duduk dari tidurnya. Menutup matanya menikmati udara segar pagi hari.
"Mommy dan Daddy sudah menunggumu di bawah."
"OMO!!" Elzara terkejut ketika mendengar suara seorang pria dari sebelahnya. Siapa lagi jika bukan si pria rambut pirang mesum yang dijodohkan olehnya itu.
Elvaro hanya menatap Elzara dengan muka datar, lalu melipat kedua tangannya dan pergi dari kamar Elzara. Mati-matian Elzara mengumpat dalam hati, pagi yang cerah bersinar benderang langsung berubah menjadi malam yang gelap dan menyiksa.
Dengan langkah kesal, Elzara melangkah menyusul keluar dari kamar, pastinya untuk melaksanakan sarapan pagi bersama kedua orang tuanya. Elzara mendorong kursi meja makan yang berjarak sedikit jauh dari Elvaro, untuk dirinya duduk.
"Elzara, duduklah di dekat calon suamimu" Kata Daddy James.
"Sama aja kok, Dadd" Rengek Elzara.
"Sayangg, kasihan calon suami kamu duduk sendirian disana" Kata Mommy Hazel lembut, membelai rambut Elzara.
Mau tidak mau, Elzara berdiri dari duduknya dan berpindah tempat duduk di dekat Elvaro. Elvaro tetap tidak menunjukkan ekspresi apapun, dirinya sedang mengunyah buah Apel yang dirinya ambil dari atas laci dekat kasur kamar Elzara.
"Huftt, demi Mom and Dad" Gumam Elzara kecil, kian masih terdengar di telinga Elvaro.
Tentu saja Elvaro tetap tidak peduli dan tidak menunjukkan ekspresi apapun, lagian seharusnya Elzara juga harus terbiasa dengan duduk disampingnya, karena mereka berdua sebentar lagi akan menikah.
Selesai sarapan, Elzara berpamitan menuju kamarnya kembali untuk mandi dan berganti pakaian. Mengingat hari ini, dirinya dengan Elvaro akan mencoba gaun pernikahan di butik terkenal Kota London sekaligus akan pergi ke Salon. Kebetulan, sudah jadwalnya Elzara perawatan ke Salon.
Elzara hari ini, memakai celana jeans panjang dan baju atasan hiasan bunga-bunga berwarna hijau, menampakkan perut mulus putih bersihnya.
Tidak lupa Elzara sedikit menata rambutnya, dan memoleskan lip cream di bibirnya. Setelah merasa selesai semuanya, Elzara pun bergegas ke bawah.
Di bawah, Elvaro sedang menunggunya dengan berdiam diri bersama Daddy nya, keduanya kini sudah memakai jas rapi. Tumben Daddy nya tidak joging, pasti Mommy nya sedang bersiap akan pergi ke acara Arisan.
"Dua manusia patung bersatu, seperti hiasan rumah saja" Ucap Elzara dalam hati.
Elzara kini sudah sampai di bawah, berjalan menuju Daddy dan Pria rambut pirang mesum. Mengambil satu buah Apel merah yang terlihat masih sangat segar di meja.
"Mommy dimana, Dad?" Tanya Elzara.
"Mommy di sinii ..."
Mommy Hazel dengan pakaian elegan berwarna biru tua nya turun dari tangga, meskipun sudah berumur tiga puluh enam tahun, kulit putih nya masih sangat terlihat kencang dan muda. Mungkin efek dari perawatan rajin, maka dari itu Elzara juga rajin perawatan, bahkan sudah terjadwal.
Daddy James langsung menaruh korannya, dan memeluk pinggang istrinya, lalu mencium bibirnya. Tentu saja Elzara sudah tidak asing dengan aksi tersebut, malah dirinya terbiasa.
"Mom and Dad berangkat dulu, El" Pamit Mommy Hazel lalu berlalu pergi besama Daddy James. Tinggal lah, Elzara bersama dengan Elvaro di ruang tamu rumah mewahnya itu.
Elzara menghela nafasnya, dan menarik tangan Elvaro yang sedari tadi hanya seperti patung hiasan. "Tunggu!" Elvaro menghentikan langkah Elzara.
"Ada apa lagi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments