CHAPTER 15

Fasilitas yang sangat lengkap disana membuat Elzara hanya tinggal merebahkan tubuh pegal nya saja. Elzara menatap langit-langit kamar, mengapa nasib nya menjadi seperti ini. Atau memang sudah waktunya untuk dirinya belajar mandiri.

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan di pintu kamar hotel nya, Elzara pun bangun dari tidur nya menuju pintu, untuk membukakan.

"Waktunya untuk sarapan, saya dengar Nona baru saja menempati kamar ini, semoga nyaman atas fasilitas kamar hotel kami," Kata Pelayan wanita Hotel itu, sembari menaruh beberapa makanan dan minuman di meja dekat sana.

"Ini baju yang Nona pesan" Pelayan wanita Hotel itu menaruh pakaian yang tadi Elzara pesan saat di lobby. Hanya pakaian dalam, dan jaket hitam.

"Emm, bisakah anda pesankan saya sebuah tiket pesawat menuju negara Indonesia, saya tidak memiliki Handphone untuk memesannya" Mohon Elzara dengan nada sendu.

"Bisa sekali Nona, saya akan pesankan dan silahkan lakukan pembayaran di resepsionis lobby kami" Kata Pelayan wanita Hotel sopan dan ramah lalu pamit undur diri.

Elzara pun merebahkan tubuhnya kembali ke atas kasur. Seperti orang gila saja, keluar berlarian dari rumah memakai piyama.

Seumur hidup, baru kali ini Elzara melakukannya, untung saja Elzara sudah terbiasa joging dan berlari di sekitar taman rumahnya yang luas, jadi tidak terlalu lelah.

Mengingat Elzara disuruh membayar, dengan segera Elzara bangkit dari tidurnya untuk menuju lobby Hotel yang tempatnya ada di lantai paling bawah. Sampai di lobby, Elzara langsung mengeluarkan uang tunai nya.

Brakkk

"Permisi saya mencari Nona ini, apakah kau pernah melihatnya?" Kata Pria bertubuh besar, dan berpakaian serba hitam, mungkin berjumlah sekitar empat orang. Menunjukkan fotonya.

Elzara yang dapat melihat sekilas pun, langsung mengambil masker yang tersedia di dekat sana, Elzara mengambilnya lalu langsung memakainya, untung saja wajah dan rambutnya tertutupi oleh jaket.

"Seperti pernah melihatnya, namun saya lupa, mungkin sudah keluar" Kata Penjaga resepsionis Hotel.

Pandangan pria berpakaian serba hitam itu mengarah kepada gadis yang memakai jaket hitam serta memakai masker hitam itu. Mungkin itu adalah Elzara, mereka pun berniat menanyakannya.

"Buka masker mu, dan jaket mu, kami akan periksa!"

Dengan tubuh bergetar dan memejamkan matanya namun berusaha biasa-biasa saja, Elzara perlahan membuka Hoodie nya, jika kali ini dirinya tertangkap, maka memang sudah takdirnya.

"Dilihat dari rambutnya saja, sepertinya bukan, karena di foto ini gadis Tuan kita tidak berambut pirang" Kata Pria bertubuh gempal itu membanding-bandingkan Elzara dengan yang ada di foto.

Elzara membuka matanya, Elzara dengan wajah Elzara yang ada di foto tidak sama dan berbeda, itu artinya mereka hanya membawa foto dirinya saat sebelum berambut pirang.

"Coba buka masker nya dulu, kita harus segera kembali sebelum kita dimakan oleh bos" Kata salah satu kelompok Pria berpakaian serba hitam.

"Buka maskermu!"

Uhuk uhukkk

"Maaf, saya sedang batuk pilek, jadi tidak bisa membuka masker" Ucap Elzara dengan suara batuk yang dibuat-buat, sekaligus bersin juga untuk menetralkan akting nya.

"Ck baiklah."

Brakk

"Bagaimana!?" Kata seorang pria berjas, tampan, berambut pirang kepada para bawahannya. Yupp pria itu adalah Elvaro.

Degg, Suara yang Elzara sangat kenal.

"Maaf bos, kami belum menemukannya" Kata bodyguard menundukkan kepalanya semua.

"Dasar kalian tidak becus bekerja, aku akan memecat kalian jika tidak berguna!" Tegas Elvaro lalu berlari masuk menuju lift, di ikuti para bodyguard nya.

Setelah Elzara memastikan orang-orang itu ke atas. Elzara pun membuka maskernya karena merasa pengap, dan mengantongkannya di saku jaket nya.

"Nona kan!? Makanya saya seperti melihat Nona" Penjaga resepsionis merasa sangat terkejut, sembari memberikan tiket dan lain-lain kepada Elzara.

"Tolong jangan katakan kepada orang jahat itu jika aku berada disini, akan kuberikan uang" Kata Elzara memberikan tiga lembar uang.

"Tidak perlu, Nona pakai untuk perjalanan Nona menuju Indonesia saja, saya akan usahakan untuk merahasiakannya. Semoga perjalanan anda tenang."

"Terima kasih banyak" Kata Elzara tersenyum, dan langsung berjalan cepat menuju jalanan perkotaan, dan menghentikan salah satu taxi yang melintas.

Di tengah jalanan perkotaan, Elzara menidurkan kepalanya di kursi mobil taxi, Elzara berharap mereka tidak dapat menemukan Elzara. Memikirkan Mommy dan Daddy nya membuatnya merasa sedih dan ingin menumpahkan air matanya.

"Nona, foto gadis yang sedang dicari dan terpasang di layar Perusahaan itu mirip dengan Nona" Kata Pak Supir.

Elzara pun menyembulkan kepalanya keluar dari jendela mobil. Yang benar saja, fotonya terpampang sangat jelas disana, pasti ini semua adalah ulah si Pria rambut pirang yang sangat dirinya benci.

"Mungkin hanya mirip saja, Pak" Sahut Elzara.

Sampai di bandara, setelah check in Elzara langsung masuk dan bergegas menaiki pesawat. Setelah Elzara mendudukkan pantat nya di kursi pesawat, Elzara bernafas sangat lega. Mengapa tidak dirinya lakukan dari kemarin-kemarin saja saat hendak dijodohkan oleh Daddy nya.

Pesawat Elzara mulai bergerak terbang, Elzara pun menidurkan dirinya di pesawat dalam keadaan memakai jaket hitam tebal dan masker hitam sisa dari yang dirinya ambil di lobby Hotel.

Disisi lain, Elvaro mencari di seluruh penjuru negara, tidak ada muncul tanda kehidupan dan batang hidung sesosok orang yang dicarinya. Dirinya merasa sangat gagal kali ini, jika sebelumnya Elvaro tidak pernah merasa gagal, kini Elvaro tengah merasakannya.

Elvaro berjalan menyendiri di tengah padatnya perkotaan pada malam hari, dengan memegang botol kaca minuman Alkohol.

Melihat ke arah foto pengumuman yang dirinya sendiri memang sengaja menelepon semua pihak Perusahaan yang bekerja sama Perusahaan nya, agar memasang foto Zora di layar lebar.

"Segitunya kau tidak ingin menikah kepadaku!" Bentak Elvaro pada dirinya sendiri lalu membanting botol kaca minuman Alkohol ke bawah, trotoar.

Pyarrrrrr

Semua orang menatap sekilas ke arah Elvaro dengan ekspresi aneh sekaligus bingung, ada apa dengan Elvaro dan mengapa marah sendirian di tengah trotoar yang banyak sekali orang melintasinya.

Mereka semua jelas mengenal Elvaro pembisnis terkenal, yang bahkan penggemarnya dari kalangan atas, model papan atas dan lain-lain.

Namun, setelah melihat benda yang Elvaro lempar, para orang tersebut pun tidak lagi merasa aneh dan bingung, mereka berpikir pasti Elvaro sedang mabuk. Daripada terkena masalah, lebih baik mereka berusaha dan bersikap tidak peduli.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!