..."Sebanyak apapun duka seseorang tidak bisa membuat orang lain merasa lega hanya karena banyak orang disamping nya"...
...----------------...
"Belasan tahun silam tepat saat ulang tahun Hazel, Orang tua Hazel mengalami kecelakaan bersama Hazel. "
Riri kembali melanjutkan ceritanya yang sejak tadi didengar oleh Devandra. Riri merasa Devandra adalah orang yang tepat untuk tahu semuanya tentang Hazel karena lelaki tersebut selama ini selalu menunjukkan bahwa ia tertarik bahkan Riri melihat bahwa Devandra sangat peduli pada Hazel.
"Kecelakaan itu mengakibatkan kedua Orang tua Hazel meninggalkan Hazel untuk selamanya."
"Tapi,Tuhan masih berbaik hati menyelamatkan Hazel meskipun dengan kondisi Hazel yang dipenuhi trauma dan hilangnya ingatan Hazel hingga sekarang."
Perkataan Riri yang terakhir membuat Devandra Mengernyitkan dahinya dan membuat Devandra langsung mengajukan pertanyaan pada Riri.
"Apa ?? Hazel hilang ingatan ??"
Riri mengangguk dan bersamaan dengan itu Vania kini ikut menjelaskan kepada Devandra.
"Ya, Hazel hilang ingatan bahkan hingga kini Hazel sama sekali tidak mengingat apapun tentang Orang tua kandungnya bahkan bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi pun Hazel sama sekali tidak mengingat nya."
"Sejak saat itu, Hazel diadopsi menjadi anak angkat Tante Kayla yang merupakan saudari kembar dari Tante Kayra, Ibu dari Hazel."
"Tante Kayla dan Om Mikhayla yang merupakan Paman dan Bibi dari Hazel pun kini menjadi Orang tua Hazel."
Hening
Tidak ada percakapan lagi setelah itu dalam beberapa menit. Devandra ingin bertanya sesuatu tapi Vania terlebih dahulu mengatakan sesuatu kepada Devandra.
"Kita ceritain ini sama lo karena kita percaya lo bisa jaga Hazel. Tadinya Hazel anak yang ceria sejak kecil tapi saat Hazel tau tentang kebenaran dia bukan anak kandung Om Mikhael dan Tante Kayla dan fakta Orang tua kandungnya sudah meninggal Hazel pun menutup dirinya."
Devandra mengangguk paham maksud dari semua perkataan Vania tersebut. Dia pun beralih menatap Hazel yang masih tertidur lelap. Kini ia tahu apa penyebab Hazel menjadi orang yang tidak tersentuh siapapun.
"Thanks lo berdua udah ceritain ini semua ke gue. Gue pastiin bakal selalu jaga Hazel mulai sekarang."
Setelah mengatakan itu, Kedua gadis tersebut merasakan lega karena bisa berbagi hal ini pada Devandra. Mereka yakin bahwa Devandra adalah orang yang tepat untuk Hazel.
...----------------...
Ruangan yang terlihat hanya dengan cahaya lampu tidur itu memperlihatkan seorang laki-laki yang tengah menatap seorang gadis yang sedang tertidur di ranjang empuknya.
Mata laki-laki itu tidak berhenti menelisik wajah cantik gadis dihadapannya ini.
"Gue sayang lo, setelah ini jangan pernah menghindar lagi dari gue."
Devandra berbicara seolah Hazel sudah bangun. Sejak Riri dan Vania menceritakan tentang Hazel, Devandra meminta mereka untuk segera tidur saja karena Devandra lah yang akan menjaga Hazel malam ini. Keduanya pun setuju dengan tetap tidur di sofa panjang didalam kamar Hazel tersebut.
Ia pun menatap jam tangan di tangan nya yang menunjukan pukul dua dini hari. Semua orang sudah tertidur pulas sekarang dan hanya menyisakan dirinya yang masih terjaga untuk Hazel.
Devandra sama sekali tidak mengantuk karena ia memang jarang sekali tidur malam karena saat malam ia akan pergi bersama kelompok geng nya.
Ponsel yang sengaja ia heningkan pun kini dinyalakan. Devandra menatap layar ponselnya yang terdapat banyak sekali notifikasi dari teman-temannya.
Ia membaca semua pesan yang dikirim digrup khusus geng mereka. Devandra tahu pasti saat ini teman-temannya sedang menunggu dan mencari keberadaan nya karena malam ini mereka semua ada janji bahwa Devandra akan balap motor melawan geng lain yang merupakan salah satu musuh mereka.
Satu notifikasi telfon masuk dari salah satu temannya. Devandra pun beranjak keluar dari kamar itu untuk mengangkat telfon dari temannya.
"Hmm" Devandra berdehem saat mengangkat panggilan tersebut.
"Bos lo dimana?? lo gak lupa kan kita ada janji balap motor ??" Ucap salah seorang pria diseberang panggilan tersebut.
"Gue nggak bisa. Kalian aja yang gantiin gue, malam ini gue ada urusan."
Devandra ingin mematikan panggilan tersebut, tapi temannya lagi-lagi membuatnya menghentikan aksi mematikan panggilan itu.
"Masalahnya si bajingan itu nggak mau kita yang gantiin. Dia pengennya lawan lo, malah tadi dia bilang kalau lo nggak dateng tandanya lo dan geng kita emang pengecut."
Devandra terlihat berfikir sejenak. Dia tahu bahwa kini nama baik geng nya sedang dipertanyakan apalagi tanggung jawabnya sebagai ketua mengharuskan Devandra mau tidak mau menyetujui ini.
"Gue butuh waktu 30 menit"
"Hah?? Lama banget 30 menit?? lo dimana emang?? "
Tidak ingin mendengar suaranya temannya itu lagi, Devandra pun mematikan panggilan tersebut dan beralih memasuki kamar gadis pujaannya itu. Ia ingin melihat apakah Hazel masih tertidur pulas seperti tadi atau tidak.
Sebenarnya tidak butuh waktu lama bagi Devandra untuk sampai ke arena balap tersebut, ia hanya mencari alasan saja agar bisa berlama-lama disini melihat Hazel.
Apalagi melihat Hazel yang tertidur seperti itu membuat Devandra betah berlama-lama disana. Bagi Devandra, Hazel terlihat sangat manis dan cantik. Hanya ada wajah tenang dari Hazel tanpa adanya wajah ketus dan dingin yang selalu Hazel tunjukan pada orang-orang.
...----------------...
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments