Tragedi (2)

..."Berpura-pura menjadi kuat dan berani adalah Alasan Seseorang untuk melanjutkan hidupnya."...

...----------------...

Langit telah berubah menjadi sangat gelap, siang pun telah berubah menjadi malam tapi hujan masih terus menitikan airnya ke bumi.

Keadaan disekitar jalanan tersebut semakin ramai oleh banyaknya massa disana, terlebih orang-orang yang mengalami kecelakaan itu adalah seorang pengusaha yang sangat terkenal di negeri ini.

Mobil Ambulance dan juga polisi sudah berdatangan di tempat itu. Seorang wanita yang menjadi salah satu korban kecelakaan itu masih bertahan untuk membuka kedua matanya yang sejak tadi terus menelisik pada keadaan sekitar seolah mencari keberadaan putrinya.

Meskipun keadaan Kayra sudah sangat lemah dan memprihatinkan dengan seluruh darah yang menghiasi wajah cantiknya dia masih ingin bertahan untuk melihat keadaan putri kecilnya, Hazel.

Tim polisi mengevakuasi lokasi kejadian serta sudah menelfon pihak keluarga yang menjadi korban tersebut. Markus juga sudah dibawa oleh salah satu Ambulance untuk dibawa ke rumah sakit, sementara Kayra kini sedang di angkat dan pindahkan ke mobil Ambulance untuk di bawa ke rumah sakit untuk diberi penanganan.

Kayra memegang salah satu tangan dari petugas kesehatan tersebut, matanya bergerak kesana kemari dan bibirnya bergetar ingin mengucapkan sesuatu kepada petugas tersebut. Petugas tersebut mengerti maksud dari Kayra dan dia pun mendekatkan telinganya pada Kayra dan Kayra mencoba untuk berbicara kepada sang petugas itu.

"Selamatkan putriku terlebih dahulu."

"Putriku, Hazel tolong selamatkan dia."

Sambung Kayra kepada petugas itu dan petugas itu pun mengangguk untuk menenangkan Kayra.

"Jangan khawatir nyonya, anakmu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit dan akan diberikan penanganan. Kami juga sudah menghubungi keluargamu."

Airmata Kayra semakin menetes mendengar itu. Hatinya sangat sakit membayangkan putri kecilnya terbaring lemah dengan keadaan yang tidak jauh berbeda dari nya.

Baik Kayra dan Markus tidak pernah membiarkan Hazel terluka sedikitpun bahkan sejak Hazel lahir gadis kecil itu selalu dijaga baik-baik oleh dirinya dan juga suaminya.

Dan kini Kayra harus melihat bagaimana putri kecilnya terluka dan berdarah-darah seperti itu, apalagi membayangkan bagaimana jika Kayra juga nanti meninggalkan putrinya itu ?? Sungguh Kayra sangat ingin memeluk putrinya saat ini, entah apa yang akan dirasakan putri semata wayangnya itu jika mengetahui bahwa kini Daddy yang sangat ia sayangi telah pergi jauh meninggalkannya selamanya.

Mobil Ambulance itu kini telah sampai di rumah sakit dan semua perawat dan dokter yang berada disana dengan sigap langsung menangani Kayra dan Hazel.

Sementara para dokter dan perawat menangani keduanya, kini ada seorang wanita dan pria yang datang dengan sedikit berlari ke arah tim polisi tersebut yang berada didepan ruangan yang bertuliskan "UGD".

"Pak bagaimana keadaan kakak saya dan keluarganya ?? bagaimana ini bisa terjadi ??"

Wanita yang sangat mirip dengan Kayra itu terlihat sangat khawatir dan takut. Binar mata pada wanita itu benar-benar menunjukan rasa takut kehilangan , sementara pria yang bersama dengannya berusaha menenangkan wanita tersebut.

"Ada dua orang yang sedang ditangani di dalam nyonya, sementara satu orang pria yang menjadi korban kecelakaan itu kini berada di ruangan jenazah."

Mendengar kalimat terakhir dari seorang polisi itu membuat wanita itu menangis histeris, dia tahu siapa pria yang dimaksud oleh polisi itu. Kakak iparnya, Markus.

Kayla Adisty Alexandra, wanita yang datang tiba-tiba dengan keadaan menangis itu adalah kembaran dari Kayra.

Wajah keduanya sangat mirip bahkan orang lain tidak akan bisa membedakan keduanya, hanya keluarga nya saja yang dapat membedakan keduanya.

Kayla sedang berada dirumah sang kembaran untuk merayakan ulang tahun keponakannya itu mendapati sebuah telfon yang dimana ia mendapat sebuah kabar yang membuat dirinya kaget, khawatir sekaligus takut.

Kayla pun memutuskan untuk langsung pergi ke rumah sakit dengan ditemani oleh pria yang sejak tadi memeluknya yaitu suaminya sendiri yang bernama Mikhael.

Mikhael membawa Kayla untuk duduk disebuah kursi panjang yang disediakan dilorong depan ruangan tersebut. Kayla terus menangis memikirkan keadaan saudari kembarnya dan juga keponakannya didalam sana. Semua keluarga dari Kayla pun kini sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Kayla kini membayangkan betapa hancurnya saudari kembarnya melihat suaminya meninggal dengan keadaan tragis didepan matanya sendiri, dan kini dia harus berjuang bersama dengan anaknya didalam ruangan itu.

Bertepatan dengan datangnya seluruh keluarga Kayra, seorang dokter membuka pintu dan keluar dari ruangan tersebut. Sontak saja semua orang berdiri dan menghampiri dokter tersebut.

"Dokter bagaimana keadaan kakak ku dan anaknya ?". Kayla lebih dulu menghampiri dokter tersebut, tampak sang dokter menghembuskan nafasnya dan membuat semua orang kini semakin khawatir akan respon sang dokter.

"Kondisi keduanya tidak baik." Sebuah kalimat yang sangat menghancurkan seluruh hati keluarga tersebut terutama bagi Kayla dan kedua orang tuanya.

"Apa disini ada yang bernama Kayla ?? Pasien sejak tadi meminta untuk berbicara dengannya." Saat mendengar itu, Kayla langsung menunjuk dirinya sendiri dan kini dokter membawa Kayla pada Kayra yang menunggu di ruangan itu.

...----------------...

Sebuah ruangan yang dominan dengan warna putih tersebut tampak lengkap dengan adanya berbagai peralatan rumah sakit.

Airmata Kayla semakin deras turun ke pipi nya ketika melihat keadaan saudari kembarnya yang kini terbaring dengan berbagai selang infusan dan alat pernafasan membuat hatinya berdenyut sakit.

Lahir di rahim yang sama bahkan keduanya sudah berbagi segalanya sejak didalam kandungan ibunya itu membuat keduanya memiliki ikatan yang sangat erat. Keduanya akan merasakan rasa sakit yang sama saat salah satunya terluka, sama seperti saat ini ketika mendengar bahkan melihat saudari kembarnya terbaring lemah dengan dipenuhi banyak luka di tubuhnya membuat dirinya juga merasakan.rasa sakit yang sama.

Kayla berjalan perlahan mendekati brankar sang kakak kembarnya itu. Kayra yang melihat itu mencoba mengulurkan tangannya pada Kayla dan tentu saja Kayla langsung dengan cepat menggenggam tangan yang kini bergetar di dalam tangannya.

"Kay…la". Dengan susah payah Kayra memanggil nama saudari nya itu, Kayla mengangguk dan menangis dihadapan Kayra yang lahir lebih dulu 10 menit dari nya.

"Kak, jangan banyak bicara hikss."

"Kau akan baik-baik saja kak."

Sambung Kayla di sela-sela tangisannya. Kayra memberi isyarat pada Kayla untuk semakin mendekat padanya. Kini wajah keduanya sudah sangat dekat, airmata yang terus berjatuhan dari kedua pasang mata indah Kayla dan Kayra seolah mereka abaikan.

"A…ku tidak memi…liki banyak wak-tu, jad…iii dengarkan aa…ku"

Dengan terbata-bata Kayra berusaha berbicara pada Kayla. Mendengar kalimat yang keluar dari kakak nya itu membuat Kayla menggeleng dan berkali-kali berkata untuk jangan mengatakan hal itu lagi.

Kayra terus mencoba mengatakan sesuatu yang ingin dia katakan. Kayra merasa sangat hancur saat ini tapi dia harus mengatakan ini pada saudarinya Kayla karena dia percaya adik kembarnya ini mampu untuk menjaga putrinya itu. Bagaimanapun Hazel harus tetap hidup dengan bahagia. Kayra tidak ingin Hazel merasa sendirian meskipun kedua orang tuanya akan meninggalkan dirinya.

Membayangkan ia harus pergi meninggalkan putri kecil manisnya membuat hatinya sangat hancur.

"Jaga Hazelku, jadilah Orang tua untuk putriku. Jangan biarkan Hazelku merasa tidak memiliki Orang tua lagi"

"Tolong cintai Hazel seperti Anakmu sendiri, Anggaplah Hazel seperti putri yang kau lahirkan dari rahimmu."

Setelah mengatakan hal itu dengan susah payah, kini Kayra terlihat menarik nafasnya dengan sekali tarikan. Mendengar Kalimat itu membuat Kayla semakin menangis histeris, apalagi melihat Kayra kini menarik nafasnya dan terlihat menutup matanya membuat dirinya semakin tidak terkendali.

"TIDAKKKK !!! HAZEL ADALAH MILIKMU !! BESARKAN DIA DENGAN TANGANMU, KAYRA AYO BANGUUUNN."

Kayla semakin tidak terkendali saat melihat garis lurus yang berbunyi pada mesin disamping Kayra. Dirinya menangis sejadi-jadi nya dan memeluk Kayra.

Kayla kehilangan Kayra, Separuh hidupnya yang selalu bersama dengannya bahkan saat mereka masih berada dalam kandungan dan rahim yang sama.

Kayla kehilangan Kakaknya yang selama ini selalu menjadi pedang dan perisai nya sejak kecil.

Tapi selain itu, Kayla mengarahkan pandangannya pada gadis kecil di seberang brankar milik Kayra. Seorang gadis kecil yang saat ini tengah berjuang dengan nyawanya, yang menjadi kebanggaaan kakaknya kini tengah dalam keadaan yang kritis.

Dalam hati, Kayla berdoa agar Tuhan berbaik hati untuk tidak mengambil keponakannya dari nya.

Dia satu-satunya hal yang diinginkan kakak nya untuk ia jaga. Kayla harus memastikan gadis kecil itu selamat.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!