..."Kekuatan seseorang ada didalam diri seseorang"...
...----------------...
Pertandingan balap itu akan segera dimulai. Dua Kubu dari sebelah kanan dan kiri itu telah mengelilingi arena tersebut. Ada satu wanita dengan pakaian seksi nya telah berada ditengah kedua calon pembalap dari masing-masing ketua geng yang akan bertanding sekarang.
Di sisi sebelah kanan terdapat anggota geng D'Lions dan juga si cantik Hazel yang tentu saja akan mendukung ketua geng yang terkenal dingin bernama Devandra. Sementara di sisi sebelah kiri terdapat anggota musuh dari D'Lions yang tentu saja mendukung ketua mereka.
Albert dan Devandra kini menutup helm full face mereka, bendera yang berada di tangan wanita sexy pemandu itu kini mulai bersiap memulai pertandingan.
"Satuu...."
"Duaaa.... "
"Tigaaa.... "
Tepat pada hitungan ketiga wanita itu memulai pertandingan tersebut dan kedua peserta sudah melakukan motor mereka dengan kencang.
Sebelum melajukan motornya, Devandra sempat melirik Hazel dan membuat Hazel menggerakan bibirnya dengan membuat kata "semangat" yang membuat mood Devandra sangat baik dan tersenyum dibalik helm nya.
Kedua peserta kini sudah semakin jauh melajukan motor mereka hingga kedua nya tidak bisa terlihat lagi oleh mata orang-orang disana. Hazel terus menatap sirkuit tersebut seolah berharap Devandra akan segera datang.
Sementara semua orang menunggu kedua peserta tersebut, motor Devandra ternyata lebih dahulu memimpin didepan motor Albert meskipun hanya sedikit.
"Gue mau tawaran hadiah nya diganti"
Albert berteriak sedikit dan menyamai motor Devandra, Devandra yang mendengar itu hanya menaikkan sebelah alisnya dan menoleh sebentar ke arah Albert.
"Nggak usah mimpi buat menang! Hadiah diganti pun lo bakal tetap kalah"
Devandra langsung meng-gas rem motornya dan melajukannya lebih cepat lagi, namun Albert tidak kehilangan cara untuk menyusul Devandra sehingga kini keduanya sejajar.
"Bilang aja lo nggak mampu kasih hadiah yang lebih menarik kan ?"
Albert membuka penutup kaca helm nya dan menampakan smirk nya yang membuat Devandra kesal melihatnya.
"Apa yang lo mau?"
Albert tersenyum puas mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Devandra sekarang.
"Hadiahnya Cewek lo"
"Gue mau Hazel kalau gue menang"
Mendengar nama gadisnya disebut membuat Devandra menatap sinis lawan nya tersebut. Senyuman sinis terpatri di wajah tampan Devandra.
Otaknya terbenam kata-kata "Apa katanya tadi?? Si sialan itu menginginkan gadisnya? Hazel nya?"
Seringai mulai muncul di wajah Devandra. Kini tatapan menantang itu muncul di matanya. Pria ini harus ia kalahkan dengan telak untuk memberi pelajaran dan peringatan bahwa tidak boleh ada yang main-main dengan miliknya.
"Jangan berharap lebih !!"
"Hazel punya gue dan akan selalu jadi milik gue"
"Jadi gue nggak akan siapapun ngerebut milik gue"
Setelah tiga kalimat yang ia ucapkan, Devandra langsung melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia bak kesetanan mengendarai motornya tanpa memperdulikan ia bisa saja celaka.
Devandra merasa kesal karena musuh bebuyutan nya menyebut nama gadisnya dan menginginkan Hazel sebagai tawaran dari hadiah pertandingan tersebut.
Hazel adalah miliknya meskipun gadis itu menerimanya atau tidak.
...----------------...
Sorak sorai dari penonton yang ada di arena balap tersebut mulai terdengar ketika salah satu motor peserta terlihat melaju dengan sangat kencang.
Mereka semua kenal pemilik dari motor tersebut yang tidak lain adalah Devandra, sang ketua dari D'Lions.
Suara sorakan itu semakin terdengar kencang saat motor Devandra semakin dekat dengan garis finish. Anggota D'Lions bahkan Hazel terlihat bersorak menyambut kedatangan sang pemenang.
Hazel terlihat bertepuk tangan ketika Devandra berhasil melewati garis finish. Rasanya seperti dirinya yang memenangkan pertandingan itu.
Devandra turun dari motornya dan semua orang menghadiahi dirinya dengan kata-kata selamat. Anggota D'Lions pun memeluk Devandra dan memuji ketua tersayang mereka.
Namun, Devandra sedari tadi hanya diam dan menatap lurus kearah satu orang saja yaitu Hazel yang membuat anggota yang lain saling menatap dan menerka apa yang terjadi pada Devandra.
Mereka baru menyadari bahwa tatapan Devandra terlihat marah dan kesal meskipun ia menjadi pemenang nya disini.
Devandra berjalan kearah Hazel dengan wajah yang tegas. Kini tangannya telah memegang salah satu pergelangan tangan Hazel dan menarik Hazel dari kerumunan membuat semua orang yang ada disana berbisik.
"Kenapa lo tarik tangan gue begini??"
Hazel yang masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi terhadap Devandra hanya bisa mengikuti langkah lebar Devandra.
Semua anggota D'Lions terlihat mengikuti kemana Devandra akan membawa Hazel dan mencoba untuk berbicara dengan Devandra apa yang sebenarnya terjadi.
"Dev, tunggu" Salah seorang anggota D'Lions yang bernama raja mencoba memanggil Devandra, namun Devandra seakan menulikan pendengarannya dan terus membawa Hazel ke sebuah ruangan yang seperti ruang khusus.
Mereka berdua kini sudah berada diruangan tersebut. Hanya mereka berdua.
Hazel menatap sekeliling ruangan yang tidak terlalu terang tersebut dan beralih menatap wajah Devandra yang kini berada di hadapanya dengan sangat dekat.
Hazel meneguk saliva nya dengan berat ketika merasakan kemarahan yang ada didalam diri pria dihadapannya tersebut.
"Lo kenapa??"
Suara Hazel yang biasanya nampak berani kini menciut seperti seorang anak burung yang terjepit. Mata Devandra beradu dengan mata indah milik Hazel.
Hazel dibuat kaget karena tiba-tiba saja setelahnya Devandra memeluk dirinya dengan erat. Pelukan tersebut terasa sangat protektif seolah Devandra sedang menjaga dirinya.
Tangan Hazel terulur mengelus punggung lebar tersebut, ia tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi yang membuat Devandra kehilangan kendali seperti itu dan itu pasti berhubungan dengan dirinya. Karena selama ini yang Hazel tahu mengenai Devandra adalah ia akan mudah terpancing emosi jika itu berkaitan dengan seseorang yang menjelekkan Hazel.
"Lo milik gue kan??"
Seperti seorang anak kecil yang ingin memastikan sesuatu, Devandra menanyakan pertanyaan tersebut yang membuat Hazel bingung harus menjawab apa.
"Jawab Zel. Lo milik gue kan?? Lo nggak akan pergi dari gue kan??"
Lagi, Pertanyaan yang membuat Hazel semakin tidak tahu harus menjawab apa. Masalahnya, Ia dan Hazel tidak memiliki hubungan apapun saat ini selain teman mungkin.
"Zel, Jawab!"
Devandra melepaskan Pelukan tersebut dan kembali menatap mata Hazel dengan lekat. Hazel yang ditatap selekat itu membuatnya harus mengalihkan pandangannya kearah lain.
Entahlah, Hazel merasa saat ini ia sangat gugup berada sedekat ini dan ditatap seintens itu oleh pria yang selalu mengklaim dirinya adalah miliknya.
"Nggak tau."
Dua kata tersebut semakin membuat Devandra tidak sabar dan menangkup kedua pipi Hazel agar melihat kearahnya.
"Hmm... Kenapa??"
Devandra berhasil membuat Hazel tidak bisa berkutik atau mengalihkan pandangannya lagi. Mau tidak mau ia harus menatap lawan bicaranya saat ini.
"Apanya yang kenapa? Kita aja nggak pernah jadian"
Dengan nada yang takut-takut tersebut Hazel berhasil mengatakan itu.
"Kalau gitu kita jadian sekarang. Mau kan jadi cewek gue?"
Tatapan Devandra semakin dalam menyelam kedalam mata Hazel.
"Gu------" Sebelum kalimat itu terucapkan oleh bibir Hazel, Devandra terlebih dahulu mencium bibir gadis di hadapanya itu. Ciuman tersebut terasa lembut namun penuh dengan ketegasan didalamnya. Hazel hanya diam tanpa mengimbangi ciuman tersebut karena ia masih terlalu terkejut atas aksi Devandra yang sangat tiba-tiba tersebut.
Devandra terus melakukan ciuman yang intens pada bibir Hazel yang saat ini pemilik bibir tersebut terlihat memukul punggung lebarnya. Devandra yang mengerti bahwa Hazel kehabisan nafas pun menghentikan dan melepaskan ciuman itu. Nafas Hazel tersengal-sengal karena ciuman yang diberikan Devandra.
"Nggak terima penolakan kali ini. Lo cewek gue mulai sekarang !!!"
Hazel mencebikkan bibirnya kesal karena pria ini selalu memaksakan kehendaknya sendiri.
Devandra yang melihat Hazel yang kesal hanya tersenyum dan mengusap permukaan bibir tipis yang baru saja dia cium.
"Kalau cemberut gitu makin pengen gue cium lagi"
Hazel melotot mendengar kata-kata liar Devandra dan memukul dada bidang pria tersebut.
"Ngomong tuh di filter. Lagian punya bibir main nyosor aja"
Mendengar kalimat tersebut membuat tawa Devandra keluar. Hazel yang mendengar tawa tersebut seakan lega karena amarah Devandra seperti lenyap digantikan tawa tersebut.
Hazel hanya membiarkan Devandra tertawa, ia akan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Devandra tadi setelah ini.
Lagipula Hazel seakan lupa bahwa ia juga baru merasakan trauma nya lagi tadi malam.
Padahal biasanya Hazel akan terbaring lemas seharian dan tidur seharian karena rasa traumanya itu, tapi kini gadis itu seperti seorang yang terlihat sangat baik-baik saja dan itu semua berkat Devandra, lelaki yang baru saja menjadi pacar nya dan miliknya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments