..."Tidak perlu menjelaskan apapun tentang siapa dan bagaimana dirimu kepada orang lain, itu hanya membuang waktu. "...
...----------------...
Setelah berbincang dengan Mama dan Papanya, kini Hazel mengantarkan keduanya ke bandara untuk perjalanan bisnis mereka. Mereka semua kini sudah berada didalam bandara dan saling berpelukan untuk menyalurkan rasa rindu yang akan datang nanti.
"Ingat, jaga dirimu dan tinggalah di rumah bersama Riri dan Vania."
Ucap sang Mama kepada putri semata wayangnya yang semakin hari semakin tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik.
"Jika butuh apapun kamu bisa menelfon Papa. Kau mengerti nak?"
Kini giliran sang Papa yang berbicara pada Hazel, Hazel tersenyum dan mengangguk patuh pada keduanya.
Hazel pun memeluk keduanya dengan erat dan selalu berkata untuk segera kembali. Hazel tahu menjadi Mama dan Papanya sangat berat, tidak hanya mengurusi satu perusahaan yang mereka bangun saja tapi keduanya mengurusi perusahaan yang ditinggalkan Mommy dan Daddy nya untuk Hazel.
Menjadi pengusaha besar dari dua perusahaan sekaligus membuat Kayla dan Mikhael sedih jika harus meninggalkan putri mereka untuk urusan bisnisnya ke luar negri tapi untung saja Hazel sejak dahulu tidak pernah rewel jika keduanya pergi untuk perjalanan bisnis.
Hazel menatap Mama Papanya dan tersenyum seraya mendadahi keduanya yang sudah masuk kedalam dan bersiap untuk memasuki jet pribadi mereka.
Seusai keduanya sudah tidak terlihat, Hazel pun berbalik badan dan bergegas meninggalkan bandara. Hazel mengerti bahwa kedua orangtuanya sangat lelah harus selalu berpergian ke satu negara ke negara lainnya dan karena hal itu Hazel berjanji saat usianya cukup nanti ia yang akan menggantikan kedua orangtuanya untuk mengurusi perusahaan-perusahaan yang mereka miliki.
Hazel kini telah mengendarai mobilnya dan akan kembali ke mansion orangtua nya, tapi sebelum itu Hazel juga telah mengabari Riri maupun Vania untuk kembali juga ke mansion nya bersama dengan dirinya.
Hazel menepikan mobilnya di sebuah parkiran minimarket, ia memasuki minimarket dan berniat membeli beberapa cemilan dan beberapa buah-buahan karena saat ini stok beberapa buah sedang kosong didalam kulkas miliknya.
Hazel pun tidak lupa membeli beberapa ramyeon untuknya dan kedua sahabatnya itu.
Hazel sering sekali lapar saat tengah malam dan ramyeon akan menjadi pilihan terakhirnya untuk dimakan.
Selesai belanja Hazel pun berjalan ke arah kasir untuk membayar semua belanjaannya.
Saat Hazel sudah berada di depan meja kasir tersebut, tiba-tiba saja seorang pria berdiri disamping Hazel dan merangkul pundak gadis itu.
Hazel yang kesal pun melihat kearah pria tersebut yang kini hanya menyunggingkan senyuman lebar miliknya. Hazel memutar bola mata nya malas ketika mengetahui siapa pria yang ia lihat kini.
"Hai pacar."
Kalimat yang diucapkan pria yang bernama Devandra itu pun mengundang senyuman malu-malu dari penjaga kasir didepannya. Hal itu membuat Hazel menatap Devandra dengan kesal sementara yang ditatap hanya terkekeh kecil.
Mengacuhkan Devandra yang terlihat bodoh dimatanya, Hazel meminta belanjaannya untuk segera dihitung agar ia pun bisa segera pergi dari hadapan Devandra.
Sang penjaga kasirpun menghitungnya dan memberikan total nya pada Hazel lalu Hazel membuka dompetnya dan memberikan sebuah kartu berwarna hitam untuk membayar belanjaannya. Namun sebelum kartu itu berhasil diambil alih oleh kasir, Devandra lebih dulu memberikan kartu kredit nya pada kasir tersebut.
Kini keduanya saling bersikeras untuk membayar memakai kartu masing-masing dan hal itu membuat kasir tersebut bingung apalagi kini antrian sudah memanjang karena mereka meributkan siapa yang akan membayar.
"Udah deh Zel ngalah sekali-kali sama gue kenapa sih! gue ini cowok jadi gue yang harus bayarin lo!! "
Tegas Devandra yang membuat persetujuan dari beberapa orang yang di belakangnya. Hazel terlalu malas menanggapi mereka semua dan malas terlalu lama berada disini yang akhirnya Hazel membiarkan Devandra yang membayarnya dan segera meninggalkan minimarket tersebut.
Melihat Hazel yang keluar dan menuju mobilnya membuat Devandra segera menyusul gadis itu. Saat Hazel akan masuk kedalam mobilnya tangannya tiba-tiba ditarik oleh Devandra untuk memutari mobilnya dan didudukannya Hazel di kursi penumpang sebelah kursi pengemudi.
Hazel yang ingin melayangkan protes pun menjadi tidak sempat karena sekarang Devandra sudah duduk untuk menyetir mobilnya.
"Lo gilaaa!!! Ini mobil gue !!"
Kesal Hazel dengan sedikit berteriak. Melihat respon yang diberikan Devandra yang hanya menganggukan kepalanya membuat kekesalan Hazel bertambah berkali lipat.
"Iya tau kok ini mobil lo, gini sayang mobil gue mogok jadi gue butuh tumpangan."
Hening, Hazel hanya diam mendengarkan ocehan pria disampingnya ini. Hazel sudah sangat kesal dan hanya mampu diam toh percuma saja jika dia protes pun Devandra tidak akan pernah mendengarkannya.
Devandra melirik gadis disampingnya yang kini hanya diam saja menatap keluar jendela, kali ini Hazel menurutinya dan itu membuat Devandra tersenyum melihat gadis ini.
"Gue anter lo pulang dulu abis itu baru gue balik."
Hazel hanya terus diam dan Devandra tahu jika gadis ini kesal dengannya. Devandra mengusap rambut Hazel dan langsung ditepis oleh Hazel.
"Nyetir aja lo yang bener !! Liat kedepan!!"
Nada suara Hazel yang tinggi membuat Devandra tertawa, bagi Devandra melihat Hazel kesal adalah hiburan tersendiri untuknya. Sangat menyenangkan pikirnya.
Devandra kini fokus pada jalanan didepannya, sementara Hazel hanya fokus menatap langit yang kini nampak mendung.
Hazel ingin segera sampai ke rumahnya karena sebentar lagi hujan akan turun. Dia tidak ingin phobia nya kambuh disaat ia bersama orang lain.
Melihat Hazel yang nampak gelisah membuat perhatian Devandra teralihkan, dia mengamati gerak gerik tubuh Hazel yang sangat kentara sedang sangat cemas akan sesuatu.
"Lo kenapa??"
Pertanyaan yang dilontarkan Devandra membuat Hazel hanya mampu menggeleng sebagai jawabannya. Hazel tidak ingin banyak bicara saat ini dan hanya bisa berdoa agar ia segera sampai rumah sebelum hujan tiba.
Tapi sayangnya, harapan Hazel itu percuma karena rintikan hujan mulai turun membasahi tanah. Hazel memejamkan matanya dan berusaha untuk tenang meskipun ia tahu bahwa itu percuma saja karena semakin deras hujan turun maka semakin cepat datang phobia tersebut.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments