Identitas baru (2)

..."Jika Seseorang yang selama ini kamu lihat adalah seseorang yg terlihat tangguh dan kuat, percayalah semua itu adalah cara dirinya untuk bertahan dari semua rasa sakit yang dia pendam"...

...----------------...

Setelah menunggu lebih dari 5 jam, kini Dokter keluar dari Ruangan Operasi tersebut. Semua pihak keluarga berbondong-bondong mengelilingi Dokter tersebut untuk menanyakan bagaimana hasil dari operasi tersebut. Dokter memandang satu persatu anggota keluarga dari gadis kecil yang menjadi pasien nya kali ini.

"Bagaimana Hasilnya Dokter ??". Kayla bertanya paling pertama kepada Dokter.

Terlihat Dokter melepas masker yang menutup hidung dan mulutnya itu.

"Operasi nya berjalan lancar."

Dokter tampak menghembuskan nafasnya berat dan itu membuat semua orang terlihat cemas.

"Tapi, kondisi pasien kritis. Kita harus memastikan Hazel sadar untuk melewati masa kritis nya".

Sebuah kalimat yang membuat mimik semua orang menjadi terlihat semakin sedih. Mereka pikir dengan dilakukan nya operasi maka kondisi Hazel akan membaik dan Hazel akan kembali pada mereka, tapi pada kenyataannya gadis manis itu masih harus berjuang hidupnya.

Tubuh Kayla merosot ke bawah mendengar pernyataan dari dokter tersebut termasuk kedua pasang nenek dan kakek dari Hazel.

Mereka tidak ingin kehilangan Hazel seperti mereka kehilangan Kayra dan Markus.

Tidak ada yang mampu untuk bicara lagi setelahnya. Tubuh mereka serasa lemas dalam dua hari terakhir ini. Mendengar dan melihat sesuatu yang sedih secara terus menerus membuat mereka kehilangan tenaga bahkan mereka lupa kapan terakhir mereka menyentuh makanan.

Airmata semua orang hanya mampu untuk menetes, kini mereka semua menangis dalam diam. Mereka tidak sanggup memikirkan apapun lagi, kini fokus mereka adalah Hazel.

Hanya kesembuhan Hazel dan membuat Hazel kembali kepada keluarga mereka.

Mereka tidak akan mampu melanjutkan hidup lagi jika sesuatu terjadi pada Hazel.

Mikhael kini beranjak di tempatnya dan berjongkok di hadapan Kayla. Dia menggenggam kedua tangan Kayla seolah menyalurkan semangat kepada istrinya itu. Kayla menatap Mikhael dengan mata yang terus penuh dengan airmata. Ia pun lalu memeluk Mikhael dan menangis di pelukan pria yang telah menjadi suami nya itu.

Mikhael tidak mengatakan apapun, ia hanya menepuk-nepuk punggung istrinya sesekali mengelus punggung Kayla dengan lembut.

Tangisan Kayla membuat siapapun yang mendengar nya akan ikut menangis. Kayla tahu ia seharusnya bersikap kuat di hadapan semua orang terutama kedua orangtua nya dan juga Markus, tapi Kayla merasa tidak sanggup merasakan sesak dalam dada nya yang sejak kemarin ingin ia luapkan tapi berhasil ia tahan.

20 menit pun berlalu, kini tangisan Kayla sedikit demi sedikit mereda. Pintu ruangan operasi itu pun terbuka dan terlihat perawat dan dokter mendorong brankar yang diatasnya terdaoat gadis kecil yang kepalanya di perban dengan alat-alat untuk membantu pernafasan gadis itu terpasang di tubuhnya.

Semua orang sontak berdiri saat melihat brankar yang ditempati Hazel di dorong oleh dokter. Dokter menjelaskan bahwa Hazel akan segera di pindahkan ke ruangan lain. Semua keluarga pun mengiyakan dan mengatakan untuk memberikan fasilitas dan ruangan terbaik untuk Hazel sambil mengikuti Brankar itu.

...----------------...

Semua orang tampak berkumpul di ruangan yang terlihat sangat luas itu bahkan sangking luas nya ruangan tersebut seperti sebuah kamar hotel dan tidak terlihat seperti sebuah ruangan yang berada di rumah sakit.

Rumah sakit itu memiliki sebuah kamar VVIP yang hanya diisi oleh pemilik dari rumah sakit tersebut.

Kayra dan Markus adalah pemilik dari rumah sakit besar tersebut dan sudah dipastikan semua keluarganya akan di rawat di ruangan ini jika ada yang sedang sakit dan siapa sangka kini yang menempati ruangan tersebut adalah Putri nya sendiri yaitu Hazel.

Gadis kecil itu terbaring lemah dengan kondisi kepala yang di perban dan banyak sekali selang yang terpasang di tubuh gadis itu. Kayla sedari tadi duduk di sebuah kursi yang telah disediakan di samping Hazel. Kayla menyentuh tangan kecil dan mungil keponakannya itu dengan penuh rasa sayang.

Kayla berjanji pada Tuhan jika Hazel nanti bangun dan pulih, ia akan menganggap keponakannya itu sebagai putrinya sendiri seperti apa yang telah di ucapkan oleh sang ibu dari Hazel.

"Bangunlah Hazel, kami semua menunggumu disini nak."

Kayla terus menerus memandangi wajah putih yang kini terlihat semakin memucat itu. Mikhael yang melihat itu pun menyentuh bahu istrinya yang melupakan kondisi kesehatannya sendiri.

"Kayla makanlah terlebih dahulu. Kau belum makan apapun." Ujar Mikhael yang dismbut gelengan lemah dari Kayla.

Hari sudah semakin larut dan semua orang telah tidur di dua ranjang yang disediakan di ruangan tersebut. Hanya tersisa Kayla dan Mikhael yang saat ini masih terjaga.

"Makanlah. Jika kau sakit siapa yang akan menjaga Hazel ?? Bukankah Kakakmu sudah menitipkan Hazel padamu ??? Setidaknya pikirkan Hazel jika nanti dia sadar dan dia tahu bahwa Aunty kesayangannya sakit pasti ia akan merasa sedih kan ??".

Melihat Kayla yang mengangguk membuat Mikhael dengan segera membuka kotak makanan yang tadi dia beli. Mikhael menyuapi Kayla dengan penuh sabar meskipun mata Kayla terus menerus menatap kearah Hazel.

"Lihat saja, sebentar lagi Hazel pasti akan segera bangun."

Kayla kini beralih menatap Mikhael, tatapan mata yang sayu itu terlihat sedih.

"Apa yang akan kita katakan jika Hazel bertanya dengan Kak Kayra dan Kak Markus ??".

Mikhael terdiam mendengar pertanyaan dari wanita yang menjadi istrinya itu. Mikhael pun bingung harus mengatakan apa jika nanti gadis kecil bertanya tentang kedua orangtua nya, apalagi Hazel masih terlalu kecil untuk menerima fakta bahwa kecelakaan itu mengakibatkan kedua orangtuanya pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Kayla dan Mikhael pun saling menatap gadis kecil yang tengah terbaring tidak berdaya itu. Hazel adalah kesayangan semua orang di keluarganya bahkan dia adalah kebanggaan keluarga mereka. Bagi keduanya, Hazel tidak lagi seperti keponakan mereka, tapi sudah seperti putri mereka terlebih saat Mikhael dan Kayla memutuskan untuk tidak memiliki anak karena penyakit hemofilia yang di derita oleh Kayla.

Maka dari itu, keduanya akan dengan senang hati merawat Hazel dan membesarkan Hazel dengan baik karena mereka berdua sangat menyayangi Hazel seperti anak mereka sendiri.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!