..."Tidak ada sesuatu hal yg nampak Abadi, Sekalipun itu Kebahagiaan."...
...----------------...
Jam telah menunjukan pukul 5 sore dan seluruh murid SMA Starlight kini berbondong-bondong menuju parkiran untuk mengambil kendaraan mereka dan segera bergegas untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Hazel dan kedua sahabatnya kini telah menaiki mobilnya dan bersiap untuk mengemudikannya. Riri dan Vania memang selalu bersama dengan Hazel bahkan dalam hal berangkat dan pulang sekolah keduanya selalu menaiki mobil yang dikendarai oleh Hazel.
Kedua Orangtua Hazel mempercayakan Riri dan Vania untuk menjaga Hazel. Mereka percaya bahwa Riri dan Vania adalah sahabat yang bisa diandalkan oleh Hazel.
Hazel mulai mengendarai mobil berwarna merah kesayangannya menuju kediaman milik orangtua nya, tapi sebelum itu Hazel harus mengantarkan kedua sahabatnya ke Apartemen pribadi miliknya.
Riri dan Vania adalah kedua orang gadis yang sudah tidak memiliki keluarga. Hazel bertemu dengan mereka saat masih kecil di sebuah panti asuhan yang selalu dikunjungi dirinya dan orangtuanya.
Saat itu, Hazel kecil merengek kepada kedua orangtuanya untuk membawa Riri dan Vania untuk pulang kerumahnya maka dari itu kedua orang tuanya mengadopsi keduanya dan menjadikan keduanya sebagai teman Hazel.
Kedua Orang tuanya menganggap keduanya seperti putri mereka, tapi Riri dan Vania tidak pernah ingin memanggil orangtua Hazel dengan sebutan "Mama" ataupun "Papa" dan tidak ingin menganggap kedua orangtua Hazel sebagai milik mereka.
Riri dan Vania sangat bersyukur ada keluarga yang merawat mereka berdua maka dari itu keduanya sangat menyayangi Hazel dan keluarganya. Bagi mereka berdua, Hazel adalah penyelamat dan mereka berjanji untuk selalu bersama dan menjaga Hazel kedepannya.
"Lo nggak apa-apa kalau sendirian ?? Nggak perlu kita temenin ?".
Vania melirik Hazel yang kini fokus mengendarai mobil yang kini jalanannya mulai sedikit lebih padat karena bertepatan dengan jam pulang sekolah dan jam pulang kerja orang-orang.
"Ya." Satu kata yang singkat cukup menjawab pertanyaan Vania untuknya. Saat ini Hazel tidak ingin berbicara banyak kepada siapapun karena dia sedang dalam keadaan suasana hati yang baik.
Sore tadi, saat Hazel akan beranjak dari taman belakang sekolah tiba-tiba saja ponselnya berdering dan panggilan masuk dari ponsel nya yang bertuliskan kata "Mama" itu tertera di layar ponsel miliknya.
Sang Ibu meminta Hazel untuk pulang ke kediamannya karena mereka kini ada dirumah dan ingin bertemu dengan Hazel dan mau tidak mau Hazel menuruti Ibunda nya itu.
Mobil merah itu kini berada di depan Apartemen pribadi miliknya. Hazel melihat Riri dan Vania yang keluar dari mobilnya, tapi sebelum itu Riri menanyakan sekali lagi apakah benar tidak apa-apa jika Hazel pergi sendirian dan tidak ditemani oleh mereka.
"Zel, bener nggak apa-apa ?".
Tanya Riri sekali lagi dan Hazel mengangguk pasti kepada mereka. Hazel pun mengendarai mobilnya lagi menuju kediaman pribadi keluarganya dengan cepat.
...----------------...
Mobil berwarna merah itu kini telah berhenti di sebuah kediaman yang terlihat mewah dan megah. Rumah kediaman Mikhayla milik Orang tua Hazel terlihat seperti sebuah Istana yang luas, Bangunan dari rumah tersebut yang bergaya klasik modern menambah kesan bahwa pemilik rumah tersebut adalah orang yang sangat kaya raya.
Hazel membuka pintu mobilnya dan turun dari mobil kesayangan nya itu. Tampak semua pelayan yang berada di rumah tersebut membungkukan tubuhnya pada satu-satunya nona muda yang akan mewarisi kekayaan dari keluarga Mikhayla.
Hazel melangkahkan kakinya dengan pasti kedalam rumah itu, mencari kedua orang tua nya yang saat ini tengah menunggunya.
Hazel melirik sekilas salah satu pelayan di rumahnya yang paling dekat dengan dirinya dan menghampiri pelayan tersebut.
"Dimana Mama bi ??". Hazel bertanya dengan sopan kepada pelayan yang dia sebut dengan panggilan "bi" tersebut.
Sang pelayan tersebut lalu tersenyum kepada nona muda nya itu dan membuat Hazel membalas senyuman itu meskipun hanya senyuman yang sangat tipis.
"Nyonya ada di ruang tamu non."
Jawab sang pelayan yang bernama Bi Ningsih itu. Beliau adalah salah satu pelayan terlama di keluarga Mikhayla bahkan sebelum Hazel lahir, dia sudah berada dirumah ini untuk mengabdi pada keluarganya.
"Aku sudah bilang jangan panggil aku dengan sebutan non lagi bi, panggil dengan namaku saja."
Hazel menatap Bi Ningsih seraya mengatakan dengan nada yang sangat lembut tapi penuh dengan ketegasan. Bi Ningsih hanya mengangguk dan kemudian Hazel memeluk beliau. Bagi Hazel, Beliau adalah orang yang berjasa bagi keluarganya karena beliau juga ikut menjaga Hazel selama ini.
Setelah memeluk Bi Ningsih, Hazel kembali melangkahkan kakinya menuju ruang tamu untuk mencari keberadaan Mama nya.
Rumah ini sangat besar, bahkan untuk pergi ke ruang tamu saja membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Hazel mempercepat langkahnya dan pada akhirnya dia sampai di tempat Mama nya berada. Dia melihat Mama nya yang kini tengah menatapnya dan mulai menghampirinya sambil tersenyum sangat lebar.
"Mama merindukanmu nak." Ujar Wanita yang berumur sekitar 40 an itu kini memeluk Hazel dengan erat. Hazel pun membalas pelukan wanita tersebut tak kalah erat.
"Me too, Ma." Ucap Hazel sambil mengelus punggung wanita tersebut.
Kayla Adisty Alexandra, Seorang wanita berumur 40 tahun yang masih terlihat cantik itu adalah Orang yang dipanggil ibu oleh Hazel. Wanita itu terlihat sangat mirip dengan Hazel terutama di bagian matanya.
"Bagaimana kabarmu nak ?? Bi Ningsih bilang kau selalu di Apartemenmu. Kenapa ??".
Kayla melepas pelukan Hazel dan menatap wajah cantik putrinya itu.
"Tidak ada alasan Mom, Riri dan Vania ada di Apartemen dan aku tidak kesepian jika berada disana."
Ucap Hazel.dengan tatapan lembutnya.
"Kau bisa membawa Riri dan Hazel kemari nak, biarkan mereka tinggal bersamamu disini." Kayla menuntun Hazel untuk duduk di sofa dan mengelus rambut Hazel dengan rasa sayang.
Sementara Hazel hanya diam memperhatikan Kayla. Hazel tidak tahu harus menjawab apalagi sekarang jadi dia hanya bersikap diam saja.
"Apa kau masih marah dan tidak menganggap kami sebagai orang tua mu nak ?"
Kayla menatap Hazel dengan tatapan sendu miliknya dan dibalas gelengan oleh Hazel. Hazel ikut membalas tatapan wanita yang dia anggap ibu nya htu dengan teduh.
"Jangan berfikiran seperti itu Mom. Kalian sudah menjaga ku selama ini dan merawatku saja aku sudah sangat bersyukur."
Ya benar, Kayla bukanlah ibu kandung dari Hazel. Kayla adalah kembaran ibu kandung Hazel yang sudah meninggal. Kemiripan mereka sebagai anak kembar membuat Kayla memiliki wajah yang sangat mirip dengan ibu kandung Hazel yang bernama Kayra Adisty Alexandra.
Orang tua Hazel telah tiada saat Hazel masih berumur 2 tahun. Hazel masih sangat kecil saat kecelakaan tersebut terjadi yang mengakibatkan Hazel tidak terlalu mengingat kejadian tersebut.
Saat itu Orang tua Hazel menitipkan putri mereka yaitu Hazel kepada kembaran dari ibu Hazel.
Kayra Adisty Alexandra dan Markus Zelano Wilkens adalah nama orang tua kandung dari Hazel. Sementara orang tua yg selama ini merawatnya adalah Kayla Adisty Alexandra dan Mikhael Rajendra Adiguna.
Ketika Kayla dan Hazel sedang berbincang, Pria dengan umur yang terlihat tidak jauh dengan Kayla terlihat masih sangat tampan dan gagah. Perhatian Kayla dan Hazel teralihkan kepada pria itu dan pria itu duduk disamping Hazel dan mengelus kepala Hazel dengan lembut.
"Apa kabar nak ??". Tanya Pria bernama Mikhaela yang merupakan suami dari Kayla itu bertanya pada Hazel. Hazel tersenyum dengan sangat tipis kepada orang yang dia panggil "Papa" itu.
"Baik Papa. Bagaimana dengan Papa ??."
Tanya Hazel kepada Mikhaela. Mikhaela mengangguk seolah mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
"Nak tinggalah disini. Ajak Riri dan Vania jika kau merasa kesepian."
"Kau jangan pernah merasa bahwa kau sendirian nak, kami semua ada untukmu dan jangan pernah merasa bahwa kami bukan orangtuamu." Sambung Mikhaela kepada gadis cantik yang sudah dia anggap seperti putri sulungnya itu.
"Kau juga tahu bahwa kami sangat menyayangimu. Kami mungkin memang bukan orang tua kandungmu tapi kami merawatmu dan membesarkanmu sejak kau kecil nak." Mikhaela mengusap tangan yang terasa kecil di tangan nya itu. Bagi Mikhaela dan Kayla, Hazel sudah seperti dunia mereka.
Kenyataan bahwa mereka tidak akan bisa memiliki seorang anak pun membuat keduanya menganggap Hazel seperti anak kandung mereka sendiri bahkan keduanya tidak pernah menganggap Hazel anak dari orang lain. Mereka menyayangi Hazel dengan sangat tulus.
Hazel pun menyayangi mereka tapi kenyataan bahwa orang tua nya ini bukanlah orang tua kandungnya membuat Hazel sedikit sedih dan kenyataan bahwa Hazel adalah anak yatim piatu membuatnya sangat sedih jika memikirkan itu.
Meskipun wajah dari ibu kandungnya sangat mirip dengan Kayla, tapi Hazel terkadang merindukan sosok Kayra sebagai Ibunya, dan sosok Markus sebagai Ayahnya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments