..."Kenangan kecil seseorang terkadang membuat orang itu merindukannya."...
...----------------...
Suara lonceng berdering menandakan jam.istirahat telah di mulai, para murid mulai berbondong-bondong unruk pergi keluar kelas dan menuju kantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang sudah sangat lapar karena menghabiskan waktu belajar yang melelahkan. Mereka mulai mengantri setiap makanan maupun minuman yang akan mereka beli untuk disantap.
Kebisingan yang ada di kantin tersebut tiba-tiba mulai senyap seolah-olah ada sesuatu yang lebih menarik perhatian mereka dibandingkan makanan yang sedang mereka tunggu. Perhatian yang tadinya tertuju pada deretan stand makanan pun mulai teralihkan saat ketiga gadis yang dijuluki "Most Wanted" di sekolab ini memasuki kantin tersebut. Semua mata kini menatap ketiga gadis tersebut dengan pandangan memuja khususnya untuk kalangan kaum adam yang ada disana, tidak hanya pandangan memuja bahkan ada pandangan iri seolah mereka mulai tidak percaya diri pada diri mereka masing-masing saat melihat kedatangan gadis-gadis cantik tersebut.
Hazel terus melangkahkan kakinya dengan pandangan lurus ke depan, dagu nya terangkat seperti biasanya, mata nya menelisik setiap sudut kantin dengan tatapan dinginnya. Hazel terus maju ke sebuah meja kosong yang terdapat sebuah kertas yang bertuliskan "Hazel's geng" seolah memberi tahu semua orang bahwa meja itu hanya boleh diisi oleh Hazel, Riri dan Vania yang berarti meja itu hanya milik mereka bertiga.
Hazel duduk terlebih dahulu dan diikuti oleh Riri dan Vania setelahnya. Riri mulai melihat sekitar stand makanan yang sudah penuh oleh antrian murid lain.
"Hazel, mau pesen apa ??" Tanya Riri pada Hazel yang kini mulai memainkan ponsel pintar di genggamannya.
"Samain aja." Jawab Hazel seadanya. Riri dan Vania mulai berdiri dan menuju ke salah satu stand makanan yang bertuliskan 'bakso" dan stand minuman yang akan di antrikan oleh Vania.
Sembari menunggu Riri dan Vania memesan makanan dengan mengantri disana, Hazel menyibukkan diri dengan memainkan ponsel nya, dia mulai memainkan sebuah game yang ada di ponselnya itu.
Saat sedang asik bermain game yang ada di ponselnya, muncul kehadiran sosok pria tampan ada di depannya dan mulai duduk di hadapannya. Hazel melihat sebentar sosok pria tampan itu lalu kembali memfokuskan diri dengan game nya lagi, sementara pria di hadapan Hazel ini hanya menatap Hazel dengan tatapan memuja yang hanya di tujukan untuk gadis cantik dihadapannya itu.
"Lo diem aja cakep banget ya !" Pria itu menangkupkan tangannya di dagunya sambil terus menatap sang pujaan hati didepannya itu. Tidak ada jawaban dari Hazel yang hanya diam dan tetap.fokus pada game yang dimainkannya.
"Jadi penasaran gimana Hazel kecil, pasti lebih lucu dan cantik kan ya ?" Pria itu hanya bermonolog sendiri tidak peduli ada atau tidaknya tanggapan dari Hazel, sementara Hazel menghentikan kegiatan jarinya di ponsel miliknya ketika mendengar kata 'Hazel Kecil'. Hazel seperti terusik dengan kata-kata tersebut dan menatap pria tersebut dengan tatapan dingin miliknya.
Melihat respon yang diberikan Hazel padanya apalagi kini Hazel menatapnya membuat pria itu senang bukan main, pasalnya baru kali ini gadis cantik itu merespon dirinya meskipun dengan tatapan dingin yang dimilikinya.
Devandra Arkanza Wilson, Nama pria yang sejak tadi duduk dihadapan Hazel dan mengajak Hazel bicara. Pria yang sejak awal masuk sekolah ini sudah terpincut oleh sosok gadis cantik bernama Hazel tersebut. Pria itu selalu memuja Hazel dan selalu terang-terangan mengejar Hazel, bahkan Devandra sudah beberapa kali menyatakan cintanya pada Hazel di hadapan seluruh warga sekolah ini dan tentu saja selalu mendapat penolakan dari sang primadona sekolah ini.
Devandra, seorang pria tampan dengan tubuh tinggi yang atletis dan memiliki otak yang cemerlang tersebut juga merupakan sang ketua geng motor yang diberi nama D'Lions. Devandra juga memiliki Hak atas sekolah ini karena orangtua nya adalah pemilik dari sekolah elit tersebut.
Sosok ketua geng yang melekat pada dirinya membuat Devandra dihormati dan juga disegani. Tidak berbeda jauh dari Hazel, dia adalah seorang pria yang terkenal dengan sifat dinginnya bahkan orang lain mengganggap Devandra lebih dingin daripada Hazel. Meskipun demikian sikap dan sifat dingin yang dimiliki oleh Devandra tidak pernah berlaku untuk Hazel, sang gadis pujaannya. Devandra selalu memperlakukan Hazel dengan baik dan penuh tatapan hangat bahkan Devandra selalu tersenyum saat berhadapan dengan Hazel. Sungguh perbedaan sikap yang signifikan bukan.
"Akhirnyaaaa lo natap gue !!" Pekik Devandra dengan cengiran lebar di wajahnya. Hazel mendelik menatap Devandra aneh dengan respon yang diberikan pria itu pasalnya Hazel hanya menatapnya dan itupun dengan tatapan dingin miliknya.
"Pergi dari sini !!" Ucap Hazel tegas karena sejak tadi dia sudah sangat risih dengan kehadiran pria satu ini apalagi kata-kata yang barusan diucapkan pria itu terdengar mengganggu untuknya.
Devandra nampak tidak peduli dengan perintah Hazel, dia terlalu senang karena mendapat dua respon dari Hazel meskipun hanya respon yang sangat ketus.
Hazel menghembuskan nafasnya lelah, dia tahu bahwa Devandra tidak akan semudah itu untuk menuruti perintah nya apalagi perintah untuk pergi dari hadapannya. Hazel menghentikan game tersebut dan menekan lock pada ponselnya lalu mulai berdiri. Saat Hazel berdiri Devandra langsung memegang tangan Hazel, dia tau bahwa Hazel pasti akan beranjak dari kantin maka dari itu dia memegang tangannya guna mencegah gadis itu pergi.
"Lepas !" Hazel mengepalkan tangannya dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman tangan besar Devandra. Devandra menatap gadis pujaannya itu dengan tatapan serius nya.
Kegiatan dua sejoli itu mengundang perhatian dari seisi kantin tersebut. Mereka semua menatap Hazel dan Devandra yang kini terlihat seperti pasangan yang sedang bertengkar. Kegiatan dua sejoli itu membuat beberapa pasang mata terpekik histeris karena melihat dua Most Wanted sekolah ini apalagi dengan keadaan tangan Devandra yang memegang tangan Hazel.
Semua pasang mata yang kini menatap mereka berdua membuaf Hazel sangat risih. Dia menatap Devandra dengan sangat dingin berharap Devandra akan melepaskannya. Melihat Hazel yang bersitegang dengan Devandra membuat Riri dan Vania menghampiri mereka berdua.
"Dev, lepasin tangan Hazel." ujar Riri yang kini berada di samping kanan Hazel. Riri dan Vania tahu bahwa kini Hazel sangat tidak nyaman dengan posisinya apalagi dengan keadaan banyak orang yang melihatnya, Vania mencoba melepaskan tangan Devandra yang menggenggam tangan Hazel, Vania menatap sengit Devandra.
"Gue bilang lepasin Hazel !!." Vania berkata sedikit meninggi kepada Devandra. Devandra jengah dengan kedua gadis yang selalu mengekori Hazel kemanapun seolah mereka berdua seperti ban becak yang tidak terpisahkan.
"Gue cuma mau ngobrol sama Hazel." Ucap Devandra tenang tanpa takut dengan kedua tatapan menusuk dari Hazel maupun Vania.
"Tapi tangan lo ngelukain Hazel" Kesal Riri yang sejak tadi melihat tangan Hazel dipegang dengan kuat oleh Devandra tanpa disadari oleh pria itu tangannya membuat tangan Hazel sakit. Sontak saja Devandra melepaskan tangannya dengan segera dan menatap pergelangan tangan Hazel yang tampak memerah karena ulah tangannya itu.
Saat tangan nya dilepaskan oleh Devandra, Hazel segera beranjak pergi meninggalkan kantin tersebut dengan cepat. Riri dan Vania mencoba mengejar Hazel sementara Devandra menatap ketiganya dengan tatapan yang sulit diartikan lalu setelahnya ia pun pergi meninggalkan kantin itu.
...----------------...
Bel istirahat telah berakhir, semua murid kini telah berada dikelasnya masing-masing tidak terkecuali Riri dan Vania. Tadi saat mereka mengejar Hazel dan berbicara pada Hazel, Hazel mengatakan pada kedua sahabatnya itu untuk masuk ke kelasnya terlebih dahulu. Hazel mengatakan bahwa dia lelah dan ingin mengatakan ingin beristirahat di UKS saja dan tentu saja keduanya mengiyakan keinginan Hazel tersebut.
Alih-alih berada di UKS, Hazel kini berada dibelakang taman sekolah yang terlihat sangat sepi karena taman itu jarang sekali ada orang yang pergi kesana terlebih sekarang semua orang tengah belajar di kelas masing-masing.
Hazel duduk dibawah sebuah pohon yang sangat besar, pohon itu sangat rindang dan mampu menutupi celah sinar matahari.
Hazel mensejajarkan kakinya dan bersandar di pohon tersebut. Hazel menatap pergelangan tangan yang tadi dipegang dengan kuat oleh Devandra yang tampak memerah di kulit putihnya tersebut. Dia mengingat perkataan Devandra sebelumnya dan membuka kunci ponselnya dan membuka galeri album foto di ponselnya.
"Lo bener Dev, Hazel kecil lebih lucu dan lebih cantik bahkan Hazel kecil selalu tersenyum." Hazel bergumam kecil dan menatap foto seorang anak kecil yang merupakan dirinya dengan getir.
Lelah dengan tubuhnya Hazel memejamkan matanya dan saat itulah setetes airmata jatuh melewati pipi mulusnya. Hazel menangis dalam diam dengan mata yang tertutup dan tanpa diketahui oleh Hazel ada sepasang mata yang sejak tadi melihat kegiatan Hazel bahkan dia tak beranjak sedikitpun dari tempatnya berdiri.
"Ada apa dengan diri lo, zel." Batin pria itu yang ternyata adalah Devandra. Devandra yang sejak tadi memperhatikan Hazel tanpa Hazel ketahui. Ingin rasanya Devandra menghampiri gadis itu dan mengusap airmatanya tapi Devandra tahu jika dia melakukan itu pasti Hazel akan berontak dan pergi darinya lagi, maka dari itu Devandra hanya memperhatikan dan terus menunggu Hazel ditempatnya untuk menjaga Hazel.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
PearlBlueY
Thankyouuu kaaa 💙
2023-08-03
0
Su kem
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
2023-08-02
1