Interogasi

..."Terkadang seseorang tidak siap menerima sebuah kebahagiaan hanya karena mereka takut harapan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, maka dari itu siapkan sedikit ruang di hatimu agar kekecewaan pada dirimu tidak terlalu besar."...

...----------------...

Sinar Matahari sudah terlihat sangat terik menyorot ke dalam sebuah kamar bernuansa putih dan biru tersebut. Kedua orang gadis berasa di sisi kiri dan kanan seorang gadis yang masih tertidur lelap sekarang. Keduanya saling berpandangan dan melakukan interaksi lewat kedua matanya.

"Bangunin deh daripada kita berdua penasaran begini"

Ujar salah satu gadis berambut panjang yang memakai bandana pita kepada gadis dihadapannya.

"Nggak tega gue, lo aja yang bangunin Ri"

Kini giliran gadis yang satunya yang rambutnya dikuncir kuda tersebut. Suara keduanya yang saling berbisik tersebut membuat tidur seorang gadis cantik itu terganggu.

Hazel sedari tadi sudah mendengar Riri dan Vania berbisik disebelahnya, entah apa yang membuat kedua temannya sangat berisik dan menganggu tidurnya padahal ia merasa kali ini tidurnya sangat nyenyak.

Perlahan kelopak mata itu mulai terbuka sedikit demi sedikit. Pantulan cahaya matahari yang menembus jendela kamarnya membuat matanya silau. Hazel mengucek salah satu matanya dan melihat kedua temannya yang kini menatapnya seolah meminta penjelasan.

"Kenapa ?"

Tanya Hazel kepada Riri dan Vania yang saat ini tangannya bersidekap di dada. Sikap Riri dan Vania membuat Hazel bertanya-tanya ada apa dengan mereka berdua sehingga tidak biasanya sampai menganggu tidur Hazel.

"Jadi gitu?? Nggak mau cerita ke kita nih??"

Semakin bingung dengan kalimat yang dilontarkan oleh Vania, kini Hazel beralih menatap Riri yang mencebikkan bibirnya.

"Apa?? Kenapa ?? Jelasin ke gue"

Tidak sabaran dengan sikap keduanya, Hazel kembali menanyakan pertanyaan tersebut dengan cepat kepada Riri.

"Ternyata semalem Hazel nggak di rumah kan??"

Ohhh, kini Hazel tahu apa yang dimaksud dengan Riri maupun Vania. Sepertinya penjaga dirumahnya memberi tahu keduanya tentang semalam bahwa ia pergi bersama Devandra.

"Itu, semalam gue kebangun dan gue lihat lo berdua masih tidur"

Kini Hazel akan menceritakan semuanya kepada Riri dan Vania, ia juga tidak berniat untuk menutupi nya dan sebenarnya Hazel memang akan memberi tahu kedua nya saat ia bangun tapi ternyata hari ini ia sangat telat bangun sehingga membuat kedua sahabatnya bangun terlebih dahulu.

"Gue lihat Devandra mau pergi semalam, gue pikir daripada gue gabut nggak bisa tidur lagi lebih baik gue ikut sama dia."

Riri dan Vania saling melempar pandangannya masing-masing. Penjelasan Hazel bukanlah sesuatu yang ingin mereka berdua dengar.

"Kalau itu kita udah tau. Kita mau penjelasan yang lain"

Kedua alis Hazel mengernyit karena ia bingung penjelasan apa yang dimaksud Riri dan Vania sekarang.

"Apasih? Jelasin langsung atau gue tinggal mandi nih"

Kesal karena Riri dan Vania membuatnya bingung akhirnya ia mulai berdiri dan akan bersiap untuk mandi sekarang, namun saat Hazel berdiri keduanya menarik Hazel untuk tetap duduk.

Riri mengulurkan ponsel kepada Hazel dan membuat Hazel mengambilnya.

"Buka Insta, lo liat deh"

Meskipun dengan wajah yang bingung, Hazel menuruti apa yang dikatakan Vania untuk membuka sebuah sosial media yang dimaksud Vania.

Hazel membuka layar kunci ponselnya, Ia melihat banyak notifikasi yang muncul di layar ponselnya yang berasal dari sosial media tersebut.

Ia membuka aplikasi tersebut dan membuka akun nya, 99+ notifikasi dari akunnya membuat nya sedikit shock. Ia membuka salah satu notifikasi tersebut dan melihat sebuah postingan yang membuatnya sedikit kaget.

DevandrArkan : Officially, She is mine now.

Sebuah postingan dari Devandra yang berisi sebuah foto yang didalamnya terdapat dirinya dan juga Devandra yang terlihat sedang mencium keningnya. Postingan itu mendapat banyak tanda suka dan juga komentar yang sangat ramai. Bahkan Hazel bisa bertaruh bahwa komentar itu banyak diisi oleh para penggila dari Devandra dan juga orang-orang dari D'Lions maupun yang orang-orang yang bersekolah di Starlight.

"So?? Ada yang mau lo jelasin terkait ini Zel?"

Hazel beralih menatap Riri dan Vania yang kini menatapnya dengan tatapan penuh selidik dan tatapan jahil mereka. Seketika ia rasanya ingin memukuli Devandra karena dengan sengaja membuat postingan dengan gambar seperti itu.

"Iya, gue sama dia jadian semalam"

Hazel hanya bisa berpasrah untuk mengatakan itu pada sahabatnya, toh ditutupi pun rasanya sia-sia saja apalagi dengan bukti pria itu menciumnya saja sudah menjelaskan semuanya.

"Yuhuuuu, jadi akhirnya lo terima nih ? Hahaha"

"Cieee Hazel udah nggak jomblo dari lahir lagi, Hahaha"

Hazel kaget dengan reaksi Riri dan Vania. Dia pikir keduanya akan memarahinya dan tidak akan setuju pada hubungannya dengan Devandra, tapi lihatlah sekarang yang ia lihat justru kebalikannya. Riri dan Vania terlihat senang dan bahkan tidak berhenti untuk menggoda Hazel.

"Lo berdua nggak marah??"

Keduanya menggeleng dan membuat Hazel memijat pelipisnya.

"Ngapain kita marah? Kita udah tau lo berdua tuh sebenernya dari dulu saling suka tapi ego lo yang tinggi yang ngehalangin"

Hazel hanya diam mendengarkan, ia kembali membuka ponselnya dan membaca isi komentar dari postingan Devandra yang menyebut dirinya dalam postingan itu.

Banyak sekali komentar yang berisi dukungan untuk keduanya, ada juga komentar yang isinya tidak setuju, ada juga komentar yang isinya menggoda ketua geng D'Lions tersebut yang sudah dipastikan itu berasal dari anggotanya sendiri.

"Coba cerita gimana tuh cowok dingin nembak Hazel?"

Riri terlibat antusias ingin mendengarkan jawaban dari Hazel. Hazel menggigit bibirnya mengingat kejadian semalam yang menurutnya tidak pantas untuk diceritakan kepada kedua temannya ini.

"Nggak gimana gimana. Dia cuma nembak gue terus dia bilang gak ada penolakan kali ini, jadi yaudah gitu"

Hazel langsung berdiri dan berjalan menuju bathroom miliknya sebelum kedua temannya menginterogasi nua lebih jauh. Lagipula tidak mungkin Hazel harus menceritakan bahwa Devandra sempat menciumnya tiba-tiba semalam bahkan tidak hanya sekali.

Sementara Hazel sudah masuk kedalam bathroom miliknya untuk mandi, Riri dan Vania saling bertatap dan kembali tertawa.

"Dia malu-malu nggak sih?" Ucap Vania dan disambut anggukan dari Riri dengan iringan tawa setelahnya.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!