SECOND CHANCE
...~•Happy Reading•~...
Menjelang malam, di depan QB Mall di daerah yang ramai dan padat lalu lintas, seorang gadis manis bertubuh langsing berjalan cepat sambil merapikan tali tas kecil di bahunya. Dia mendekap paper bag di dadanya dengan satu tangan, lalu berjalan makin cepat ke jalan raya.
"Mayaaa... Tungguuu..." Terdengar suara seorang pria memanggilnya dari belakang.
^^^Mendengar namanya dipanggil oleh pria yang suaranya dikenal, gadis itu makin mempercepat langkahnya, malah mulai berlari kecil.^^^
"Kau ngga dengar, tadi aku bilang mau antar pulang?" Tanya pria tersebut setelah bisa menyusul dan berjalan di sisi Maya dengan nafas terengah-engah.
"Kau juga ngga dengar, aku bilang ngga mau diantar pulang?" Maya tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya, karena dia bisa disusul oleh pria yang memanggilnya.
"Memangnya aku ngga punya telinga? Aku kurang apa, sampe ngga mau jalan danganku?" Pria tersebut jadi emosi melihat keenggangan Maya untuk berjalan dengannya. Apa lagi untuk diantar pulang.
"Kau ngga kurang, Fanus. Aku yang kurang ...(suka)" Maya berkata terusannya di dalam hati, karena melihat Fanus sudah mulai emosi. Dia khawatir Fanus berlaku kasar padanya.
"Stef... Suka asal panggil nama orang." Fanus jadi kesal, Maya memanggil namanya dengan sesukanya. Orang lain memanggilnya dengan Stef, tapi kalau kesal dan tidak suka dengan sikapnya, dia akan memanggilnya Fanus.
"Loh namamu stefanus, kan? Masih bagus aku panggil Fanus dari pada Anus?" Maya balik protes dengan kesal. Hatinya mau tersenyum mendengar potongan nama yang disebutkannya, tapi kalah dari rasa kesal dan marahnya.
"Terseraaaa... Cepat ikut ke parkiran. Aku akan antar pulang." Fanus menahan emosinya, karena dia ingin mengatar Maya pulang. Dia sudah berusaha beberapa kali agar bisa tahu tempat tinggal Maya, tapi tidak pernah berhasil.
"Iiihhhh... Apa haknya, maksain lagi? Kau pikir aku becanda ngga mau diantar? Mendingan urus tokomu, biar ngga bangkrut. Aku masih tau jalan pulang." Maya makin kesal, Fanus masih memaksakan kehendaknya.
^^^Maya menarik nafas untuk mengendalikan emosinya, agar mereka tidak jadi perhatian orang. Dia bukan saja tidak suka Fanus, tapi merasa risi, bahkan jijik jika Fanus mendekatinya.^^^
^^^Semua itu dirasakan, karena Fanus suka mencari kesempatan untuk berdekatan dengannya. Kadang mencuri kesempatan untuk menyenggolnya, jika dia sedang bekerja di toko.^^^
^^^Fanus tidak pernah mengatakan apa pun padanya. Tapi sikapnya yang cendrung kurang ajar, membuat Maya malah takut berdekatan dengannya. Dia terus bekerja tiga bulan ini, karena tidak enak pada Riska, yang sudah memberikan pekerjaan tersebut kepadanya.^^^
^^^Tapi hari ini dia sudah tidak tahan dengan sikap Fanus yang terus mendekati dan coba memegangnya. Sehingga pegawai toko yang lain mulai berpandangan sinis dan menyindirnya terang-terangan.^^^
"Ngga usah cari alasan dan jangan so' jual mahal. Aku boss mu." Fanus menggunakan jurus terakhir untuk memaksa Maya, agar mau diantar pulang. Walau mereka tidak berbeda usia, tapi dia adalah boss Maya.
^^^Maya adalah salah seorang pegawai di toko sepatu. Fanus sudah lama tertarik dan terobsesi pada Maya sejak berkerja di tokonya. Dia sudah berusaha dengan berbagai cara agar Maya bisa jadi miliknya. Tetapi Maya selalu menghindarinya, bahkan tidak mau merespon sikap sukanya.^^^
^^^Maya menyadari rasa ketertarikan Fanus kepadanya bukan selayaknya orang yang mau pacaran, tapi mau menguasainya atau hanya terobsesi padanya. Oleh sebab itu, dia akan pulang secepatnya setelah selesai jam kerja, agar dia tidak bisa diantar oleh Fanus.^^^
^^^Kedua karyawan wanita di toko sudah mulai nyinyir, karena menyadari juga rasa tertarikan boss mereka kepada Maya. Sehingga mereka suka kesal atau marah, jika diminta tutup tokoh oleh Fanus, karena buru-buru mau mengantar Maya pulang.^^^
"Jual mahal? Emangnya aku spatu?" Maya mengomel kesal, lalu segera naik angkutan umum (angkot) tujuan tempat tinggalnya yang lewat di depannya.
^^^Melihat Maya yang sudah naik angkot, Fanus jadi ikut naik angkot, dengan rasa emosi dan marah. Dia tidak menyangka, Maya tetap tidak mau diantar olehnya dan langsung naik angkot.^^^
^^^Maya yang menyadari Fanus ikut naik angkot, jadi tidak enak dengan penumpang lain. Dia terdiam dan tidak mau beradu mulut dengan Fanus. Sehingga dia menahan rasa kesalnya, dan bersikap seolah-olah tidak mengenalnya.^^^
Walaupun sedang emosi, Maya berusaha tenang, karena Fanus sudah nekat. Dia berpikir serius agar bisa meloloskan diri dari Fanus. Ketika mendapat ide, dia memberikan isyarat kepada penumpang yang duduk di depannya untuk diam dan tidak bereaksi.
Setelah dekat dengan tempat tinggalnya, Maya minta sopir angkot berhenti. Dengan cepat dia membayar ongkos, lalu segera turun dan mengetuk bodi mobil, agar sopir segera menjalankan angkotnya.
Sedangkan Fanus yang hendak ikut turun bersama Maya, jadi terkejut karena dia tidak bisa turun. Tali tasnya terkait oleh sesuatu di balik tempat duduk di belakangnya.
^^^Akibat ulah Maya, penumpang dalam mobil jadi mengerti isyarat Maya dan tersenyum tertahan melihat Fanus berusaha melepaskan tali tas dari bahu dan juga tempat duduk angkot.^^^
Saat Maya sedang merasa senang bisa lolos dari Fanus, dia tidak menyadari motor dari belakang mendekatinya dengan kecepatan sedang, lalu tiba-tiba rem di belakangnya, membuat Maya jatuh terduduk di aspal.
^^^Dia tidak ditabrak motor, tapi jatuh karena terkejut mendengar suara rem motor di belakangnya.^^^
"Kau kira ada di rumah?" Bentak pria yang membawa motor, setelah membuka kaca helm nya.
"Kau tidak bisa klakson?" Maya kembali membentak, karena selain jantungnya berdegup kencang dan hampir copot, pergelangan kakinya sangat sakit.
^^^Rasa terkejutnya membuat dia jatuh salah gaya. Sehingga pergelangan kakinya terkilir. Dia tetap duduk di pinggir jalan sambil memegang pergelangan kakinya, menunggu rasa sakit agak berkurang.^^^
"Kau tidak mengerti fungsi lampu motor di malam hari?" Tanya pria itu lagi dengan kesal di atas motor. Dia sudah memberikan isyarat lampu dari jauh dan juga memperlambat laju motor, tapi cuek. Sehingga dia harus ngerem di dekatnya, untuk memberi peringatan padanya.
Melihat Maya masih belum berdiri, dia berpikir, Maya sedang akting atau pura-pura sakit. Karena dia merasa tidak menabrak Maya. 'Apa wanita ini merasa malu, karna jatuh di jalan?' Tanya dia dalam hati.
^^^Dia tidak bisa menghindar untuk lewati Maya, karena banyak angkot yang lewat. Jadi dia harus terus di jalurnya, agar tidak ditabrak mobil di belakangnya, jika dia tiba-tiba ambil jalan agak ke kanan.^^^
"Bukan tidak mengerti. Tidak liaaattt... Emangnya aku ada lihat motormu?" Jawab Maya kesal. Dia lagi sakit, bukannya tolong, tapi tinggal ngomel dari atas motor.
^^^'Orang macam apa ini, yang tidak punya rasa empati pada orang yang sedang sakit dan kesulitan.' Maya kesal dan mengomel dalam hati. Dengan perlahan, dia berusaha berdiri sambil tertati-tati.^^^
^^^Sambil menahan sakit, dia mendelik ke arah pria di atas motor yang sedang memperhatikannya. "Ini hantuuu... Puaasss?" Bentak Maya yang makin kesal dilihat tanpa rasa empati pada orang yang sedang sakit.^^^
Pria di atas motor jadi terkejut, saat melihat Maya kesulitan berdiri. Setelah Maya berdiri, baru terlihat pergelangan kakinya yang mulai bengkak. Dia hendak turun dari motor untuk membantu, tapi tiba-tiba seorang pria berlari dari depan sambil memanggil 'Mayaaa', dan makin mempercepat larinya untuk mendekati mereka.
...~•••~...
...~●○♡○●...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Hadeh... Tak denger kah tadi kalau dianya gak mau di antar pulang? malah kayak maksa ya ampun...
2023-10-29
4
🍁NILA❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
fanus kamu mending mastiin dulu kamu suka , cinta apa cuma obsesi sama maya , plus jangan terlalu ngejar gitu maya nya jadi risih
2023-08-28
3
𝓐𝔂⃝❥_ᴬʳ𝐬𝐲𖤝🌻
kwkwkwk ngakak , denger tuh fanus lebih baik di panggil fanus dri pada anus ntar bisa slaah konsep nya 🤣🤭
2023-08-28
4