...~•Happy Reading•~...
Beberapa pegawai mendekati Lely. "Sepertinya, pegawai baru itu mengerti tentang keuangan. Karena tadinya dia tidak mau kerjakan yang diminta Kabag, tapi saat melihat sepintas laporan di bundelan itu, dia langsung mau kerjakan di rumah dan merebutnya dari Kabag.
"Jangan, jangan, dia seorang auditor yang ditempatkan di sini, karena pemilik pabrik mencurigai sesuatu?" Tanya seorang pegawai wanita yang sudah mendekati meja Lely dan mendengar percakapan Lely dengan pegawai pria tersebut.
^^^Dia mulai curiga, mengingat pegawai baru tiba-tiba masuk ke bagian keuangan dan ditambahkan tempat duduknya secara mendadak. Semuanya diletakan saat mereka masuk kerja, jadi mereka masuk kerja sudah ada meja kerja baru.^^^
Mendengar ucapan temannya, Lely terkejut dan berpikir serius. 'Mungkinkah benar yang dikatakannya? Papa Maya menempatkan Maya dibagian keuangan, karena mencurigai sesuatu sedang terjadi dengan keuangan pabrik?' Lely bertanya dalam hati, lalu meminta teman-temannya kembali ke meja kerja masing-masing, agar tidak terlihat oleh Kabag dari balik kaca ruanganya.
Tidak lama kemudian, Maya kembali masuk ke ruang kerja tanpa ada tanda-tanda marah atau emosi. Dengan tenang dia berjalan ke meja kerjanya dan kembali membuka laptopnya untuk bekerja. Dia teringat dengan flashdisknya di Lely, lalu melihat ke arah Lely untuk menanyakan flashdisknya.
^^^Setelah Lely memberikan flashdisknya, Maya melihat keempat pegawai lain dalam ruangan itu satu persatu untuk coba mengamati mereka dengan rasa tertarik dan peduli lebih dari sebelumnya.^^^
"Maaf, kalau aku belum kenal dan hapal nama-nama Mas dan Mbak." Ucap Maya, karena dia menafsirkan usia mereka lebih tua darinya, terutama yang wanita, mungkin sudah berkeluarga.
"Tidak mengapa, pelan-pelan saja. Namanya juga baru bertemu." Ucap salah seorang pria yang lebih tua, yang tadi bertanya kepada Lely dan sudah berkeluarga.
"Terima kasih. Nanti istirahat siang, kita makan siang di luar, ya. Sekalian kita bisa saling kenalan. Aku berharap bisa kerja bersama-sama dengan baik." Maya berkata dengan tenang sambil melihat kelima pegawai tersebut.
"Boleh, tapi ngga usah pergi makan di luar. Kita makan di kantin pabrik saja, supaya bisa hemat waktu." Respon Lely, mengingat apa yang sedang terjadi dan di antara mereka hanya membawa motor.
Mendengar usul Lely, Maya melihatnya dengan serius. 'Sekarang sudah ada kantin di pabrik?' Maya bertanya dalam hati, heran.
"Iya, kita makan di kantin saja. Di sana juga ada banyak makanan enak yang bisa jadi pilihan. Aku akan ikut, walau ada bawa makan siang dari rumah." Jawab pegawai wanita tadi dengan riang, karena akan ditraktir makan siang oleh Maya.
Keempat pegawai lainnya ikut menyetujui usulan untuk makan di kantin. Maya mengangkat jempol sebagai isyarat menyetujui usul Lely untuk makan di kantin. Dia jadi penasaran dan ingin tahu kantin pabrik yang dikatakan Lely.
Kabag yang sedang gelisah di ruangannya, tiba-tiba keluar dari ruang kerjanya dan langsung keluar dari ruang keuangan. Maya hanya bisa berdoa dan berharap, semoga Kabag tidak pergi ke HRD untuk mencari informasi tentangnya.
Menjelang waktu makan siang, Kabag belum kembali ke ruang keuangan. Walaupun itu jadi pertanyaan bagi Maya, dia tidak mau memikirkan tentang keberadaannya lagi. Bagi Maya, dia ingin segera pulang untuk memeriksa bundelan yang diberikan Kabag padanya.
Mengingat itu, Maya keluar ruangan lalu menghubungi Riska untuk membicarakan apa yang akan dikerjakan mereka berdua. Oleh sebab itu, dia minta Riska untuk datang ke rumahnya di Asiri. Sekarang dia tidak perlu lagi menyembunyikan tempat tinggalnya dari Riska.
Selesai berbicara dengan Riska, Maya kembali masuk ke ruang kerja dan menutup laptopnya lalu memasukan ke dalam tas. "Ini sudah jam istirahat, kan? Mari kita pergi makan." Ajak Maya sambil mengambil tasnya.
^^^Dia tidak mau meninggalkan tasnya di ruangan, karena khawatir ada yang iseng dan mau memeriksa identitasnya saat mereka keluar makan.^^^
"Iya, sih... Cuma boss belum balik. Ngga papa kalau kita pergi tanpa menunggunya?" Tanya salah seorang pria yang melihat Kabag belum balik.
"Ooh, biasanya pergi makan bersamanya juga?" Maya terkejut mendengar pertanyaan pria tersebut.
"Ngga, sih... Cuma ngga enak saja, pergi tanpa sepengatahuannya." Jawab pria itu lagi, ragu-ragu.
"Ooh, mengapa ngga enak? Ini jam istirahat dan kita harus makan. Menunggunya balik tanpa tau waktu baliknya, jangan-jangan kita semua sudah pingsan saat beliau balik." Maya berkata serius, lalu berdiri sebagai isyarat, dia tidak mau menunggu.
"Lagian kita kan tidak mau sekalian bolos. Hanya isi tengki sebelum lakukan perjalanan berikutnya di depan komputer. Yuuuukkk..." Maya mengajak mereka semua untuk pergi makan.
^^^Maya, Lely dan keempat pegawai keuangan berjalan menuju kantin. Ketika melihat Papanya baru keluar dari ruang meeting bersama para Kabag, Maya berlaku seolah tidak melihat Papanya. Tapi Lely yang di sampingnya tidak bisa tahan untuk menyenggolnya, namun Maya tidak menanggapinya.^^^
Kabag Keuangan berjalan cepat balik ke ruangannya, seakan tidak melihat mereka. "Beliau marah lihat kita sudah keluar ruangan, ya..." Tanya pria itu lagi yang merasa tidak enak.
"Bukan marah, tapi mungkin kebelet, jadi kita ngga keliatan" Ucap Maya sambil tersenyum, membuat yang lain ikut tersenyum.
^^^Maya jadi menyadari, Papanya sedang mengadakan pertemuan dengan para Kabag. Pantas Kabag keuangan tidak kembali-kembali ke ruang kerjanya.^^^
Maya terkejut ketika melihat kantin yang akan menjadi tempat makan siang mereka. Sebuah kantin moderen dan bersih seperti tempat makan di rest area. Terdapat banyak kedai/depot makanan dengan berbagai menu, membuat Maya makin ingin tahu. Dia memperhatikan semua menu yang tersedia di kantin dengan rasa tertarik berbeda dari teman-temannya.
"Benar, ya. Ada banyak jenis menu yang bisa jadi pilihan untuk makanan kita. Semoga rasanya enak, agar bisa berbeda menu makan siang setiap hari di sini." Ucap Maya setelah memperhatikan dan membaca menu yang disediakan setiap kedai/depot.
^^^Maya juga lebih bersemangat untuk menyelidiki setiap sudut pabrik milik keluarganya. Dia melihat seputar kantin, bahkan di luar kantin. Karena kantin terbuka, jadi bisa lihat ke luar.^^^
"Apa kita bisa lihat-lihat gedung pabrik di belakang setelah makan?" Tanya Maya kepada Lely dan teman lainnya, sambil menunggu menu pesanan makan siang mereka datang.
"Bisa... Tapi hanya bisa dari luar gedung pabrik, karena di dalam harus sterill." Jawab salah seorang pria dari kelima temannya.
"Iya, ngga papa... Hanya mau lihat sekitarnya." Jawab Maya cepat.
^^^Mendengar permintaan Maya, Lely melihat Maya dengan banyak pertanyaan di kepalanya. 'Mungkinkah Maya tidak tahu banyak tentang pabrik orang tuanya?' Tanya Lely dalam hati.^^^
"Ooh iya, Maya. Kami panggil nama saja, ya. Kau lebih muda dari aku." Ucap salah seorang pria yang lebih tua dari semua.
"Iya, Mas. Silahkan..." Ucap Maya yang sudah berhenti memperhatikan isi gedung kantin pabrik.
"Ok, Maya. Ini hanya saran saja, tapi tidak usah dipikirkan. Hati-hati berurusan dengan Kabag. Dengar-dengarnya dia dekat dengan pemilik pabrik dan juga masih keluarga walikota Asiri." Ucap pria itu lagi, mengingatkan Maya. Mendengar ucapan itu, Lely menepuk pelan paha Maya yang duduk di sampingnya.
...~•••~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Orang pada ricuh Maya sibuk dengan urusannya sendiri adem ayem, namanya juga masih baru hehe
2023-10-29
4
𝐙⃝🦜🍁 comink 🍁🦜
belum tahu saja masnya wong maya anak kepala pabrik mas 🤭 lebih deketan mana sama kabag mas 😂
2023-09-04
3
☠ᵏᵋᶜᶟ 𝑪𝒐є"s
be fight maya...... usut tuntas semua kecurangan kasih hukuman yg setimpal
2023-09-04
4