...~•Happy Reading•~...
Setelah makan siang, mereka hanya bisa melihat pabrik minyak goreng dari jauh, karena jarak dari kantin ke pabrik minyak goreng lumayan jauh dan Maya tidak kuat berjalan jauh mengikuti langkah teman-temannya yang lebih cepat.
^^^Dia tidak mau mengatakan kepada Lely atau teman yang lain, kalau kakinya sedang bermasalah atau sakit. Jadi dia meminta mereka kembali sebelum selesai waktu istirahat.^^^
Maya menyadari, Papanya sudah mengubah pabrik Kakeknya diluar pemikirannya. Ternyata sekarang bukan saja sebagai pabrik pengolahan kelapa sawit setengah jadi baru dikirim ke tempat pengelolaan berikutnya.
Papanya sudah mendirikan pabrik pembuat minyak goreng. 'Jadi minyak goreng merek Putra Putri itu hasil dari pabrik keluarganya.' Maya berkata dalam hati sambil melihat merk dan logo minyak goreng itu di pintu pabrik. Pria memegang kelapa sawit dan wanita memegang kantong minyak goreng.
Maya jadi terharu melihat sekeliling pabrik keluarganya sepanjang mata memandang. Semua tanah milik Kakeknya yang dulu kosong, hanya ditumbuhi berbagai pohon telah berdiri gedung pabrik moderen. Benar seperti yang dikatakan Mamanya, Papanya telah melakkukan perubahan dan kemajuan luar biasa pada pabrik Kakeknya.
Maya jadi semangat bekerja untuk membantu Papanya. Walau pun tidak bisa memajukan, minimal dia bisa pertahankan kemajuan pabrik Kakeknya. Sekarang itu menjadi tekad di hatinya dengan rasa haru.
Setelah tiba di ruang kerja, mereka berenam kembali disibukan dengan pekerjaan masing-masing. Maya mempelajari apa yang dicopy oleh Lely. Tiba-tiba ada pesan masuk di ponselnya dari Lely. "Nanti pulang kerja, mau gue antar?"
"Ga usah, Ly. Gue naik ojek aja. Ngerti kan?" Balasan Maya cepat, karena tidak mau diantar Lely. Dia menghindari ada yang lihat atau mengikutinya, sebelum dia memeriksa semua dokumen yang sudah dititip pada security.
...~•••~...
Menjelang sore, Maya tiba di rumah dan langsung menemui Mamanya. "Sore, Ma. Tadi Pak Karim ada bawa dus ke sini?" Tanya Maya melihat Mamanya sedang membaca di ruang keluarga.
"Iyaa. Mba' Asi sudah letakan di kamarmu. Mana Papa?" Tanya Mama Maya yang melihat dia pulang sendiri.
"Mungkin belum pulang, Ma. Putri ngga liat lagi, karena buru-buru pulang naik ojek." Maya mengatakan, karena dia pulang dengan teman-temannya, jadi hanya kirim pesan buat Papanya bahwa dia pulang sendiri.
"Yaa uda, mandi. Mama siapkan minuman dan ceritakan hari pertamamu kerja di pabrik." Ucap Mama Maya lalu berdiri menuju ruang makan. Sedangkan Maya langsung ke kamarnya.
^^^Beberapa saat kemudian, Maya dan Mamanya duduk di ruang makan. Maya menceritakan hari pertamanya bekerja di pabrik sambil minum dan makan cemilan yang sudah disediakan Mamanya.^^^
"Putri senang bekerja di pabrik, Ma. Teman kerja di bagian keuangan baik dan saling mendukung. Mereka belum tau kalau Putri anak Papa, jadi ngga ada yang bersikap pura-pura baik." Maya menceritakan tentang teman-teman dan juga tentang Lely, tapi tidak mencetitakan tentang Kabag.
Mama Maya menarik nafas lega, karena Maya mulai suka bekerja di pabrik dan memulai hari pertama dengan baik. "Kalau kau mau bawa makanan dari rumah, kasih tau Mama dari malam, agar bisa disiapkan untuk kau bawa." Ucap Mama Maya dengan hati senang dan jadi semangat mendukungnya.
"Ngga usah, Ma. Makanan di kantin pabrik bersih dan enak. Tapi kalau mau bawa dari rumah, Putri akan bilang sama Mama." Maya berkata cepat, lalu berdiri meninggalkan Mamanya.
"Sampe ketemu makan malam, ya, Ma. Putri ada kerjaan yang mau dilihat." Ucap Maya lalu berjalan ke kamar meninggalkan Mamanya di ruang makan.
Di kamar, Maya mengeluarkan bundelan dari dus, lalu letakan di atas karpet dekat tempat tidurnya. Dia memeriksa satu persatu dengan teliti. Sambil periksa, dia mencocokan dengan data di laptop yang diberikan Lely.
Benar yang dikatakan Lely, mereka sudah mengerjakan pekerjaan selama dua bulan lalu. Tapi Maya terus memeriksa satu persatu, untuk mengetahui ada kejanggalan atau tidak. Melihat sikap Kabag yang agak mencurigakan ketika dia mencegah Kabag mengambil lagi bundelannya.
Saat melihat ada yang tidak cocok dan ada faktur ganda dengan angka yang berbeda, Maya langsung menghubungi Riska. Dia tidak sabar menunggu Riska datang ke rumahnya.
"Ris, sorry. Aku ganggu lagi. Coba kau lihat ini, ya. Ini aku screenshot dan kirim padamu. Coba kau bandingkan, dan berikan pendapatmu." Maya berkata lalu mengirim screenshot faktur.
Maya lakukan vc agar bisa melihat yang dilakukan Riska. Riska mengangguk lalu meneliti apa yang dikirim Maya. Dia membandingkan dengan serius, sambil Maya melihat dan menunggunya dengan sabar.
"May, hanya satu ini?" Tanya Riska setelah selesai memeriksa screenshot yang dikirim Maya.
"Ngga, Ris. Ada banyak lagi. Aku hanya berikan satu untuk kau lihat dan ingin mendengar pendapatmu." Ucap Maya serius, sambil melihat wajah Riska di layar ponselnya,
"Ooh, segera kau konfirmasi dengan orang gudang. Ini sengaja mau menggelapkan produk dengan buat faktur ganda. Melihat tanggal ini, semoga belum dikirim produknya." Riska berkata dengan serius.
"Ok, Ris... Kau tidak usah ke rumahku, ya. Nanti besok aku hubungi dari kantor, agar kau bisa datang ke kantor sebagai auditor resmi." Ucap Maya yang sudah mengerti yang dikatakan Risma. Dia merencanakan untuk mengaudit secara resmi setelah berbicara dengan Papanya.
^^^Maya mengakhiri video call nya dengan Riska sambil berpikir apa yang mereka bicarakan. Maya segera memisahkan semua faktur yang dobel, lalu menyimpannya. Sedangkan yang sebenarnya dia jadikan satu bundelan.^^^
Memikirkan itu semua, Maya jadi emosi. Di mana-mana bertebaran pegawai yang tidak jujur. Dia merapikan semua lalu masukan ke dus, sebelum Papanya pulang dan melihat dia sedang kerja dan menanyakan apa yang dikerjakannya.
...~•••~...
Keesokan harinya, Maya berangkat ke kantor pagi-pagi, tanpa menunggu Papanya. Dia telah mengatakan pada Papanya tadi malam, bahwa dia akan berangkat sendiri ke kantor. Jadi Papanya tidak usah buru-buru bangun untuk berangkat dengannya.
Setelah tiba di kantor, belum banyak pegawai yang masuk. Maya langsung ke gudang, tanpa masuk ke ruang keuangan.
"Sobar..." Sapa Maya saat melihat mantan teman sekolahnya sedang sibuk mempersiapkan produk-produk yang sedang dikemas oleh para pegawai gudang.
^^^Maya sudah periksa siapa yang bertugas dan bertanggung jawab di gudang. Sehingga dia ingin bicara dengan Sobar, temannya.^^^
"Maiiii... ngapain di sini?" Ucap Sobar terkejut dan langsung mendekati Maya.
"Ssssstttt.... Jangan katakan apa pun tentang aku. Nanti aku cerita, tapi jangan katakan untuk pegawai lain tentang aku. Bilang saja, aku pegawai pabrik juga. Aku di bagian keuangan dengan Lely." Maya menarik Sobar, keluar dari gudang.
"Ooo... Kau kerja di sini? Lely bilang aku di gudang?" Tanya Sobar, terkejut Maya kerja di pabrik orang tuanya.
"Iyaa... Jadi aku perlu bantuanmu dan mau mengingatkanmu, supaya berhati-hati saat mengirim produk. Cocokan produk sesuai dengan faktur resmi. Jika kau tau ada yang mengirim tidak sesuai faktur resmi, tolong ditahan. Aku ngga berharap kau terlibat dalam tindakan ini. Kau mengerti maksudku, bukan?" Tanya Maya serius sambil melihat Sobar yang terkejut.
...~•••~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Ya, lagian lebih baik tak terlalu menunjukkan kekurangan kalau masih mampu. Biar gak terlalu di anggab lain
2023-10-29
4
𝐙⃝🦜🍁 comink 🍁🦜
bagus bener kerjamu maya gercep yo.....biar cepat ketangkap tuch yang mau berbuat curang di pabrik
2023-09-04
3
☠ᵏᵋᶜᶟ 𝑪𝒐є"s
hmmnnn..... jangan takut maya, selagi kita benar mah, abaikan bisikan2 menyesatkan mah
2023-09-04
4