...~•Happy Reading•~...
Melihat siapa yang memanggil dan berlari ke arahnya, Maya menarik nafas panjang dan menghembusnya dengan kuat. Sehingga bahunya ikut naik dan turun mengikuti tarikan dan hembuhan nafasnya yang kuat.
"Makanya, jangan jahatin orang. Itu akibatnya." Ucap Fanus kesal yang sudah berada di dekat Maya.
^^^Fanus yang sudah bisa melepaskan tali tasnya, segera minta sopir berhenti lalu berjalan cepat ke tempat Maya turun. Dia masih penasaran dengan tempat tinggal Maya dan juga keluarganya.^^^
^^^Bagi Fanus, penampilan Maya tidak seperti kedua karyawan lainnya. Selain cara berpakaian, kulitnya sangat bersih, lembut dan terawat baik. Membuat dia sangat penasaran dan tertarik padanya. Dia ingin tahu siapa Maya, tempat tinggal, juga keluarganya, agar bisa menjawab rasa penasarannya dan mengatakan keinginannya kepada Maya.^^^
^^^Mengapa dia mau bekerja di toko sepatunya, padahal menurut Riska, dia sarjana. Riska hanya mengatakan dia sedang tunggu kerja kantoran. Dia hanya mengisi waktu sambil mencari uang jajan.^^^
^^^Dia sudah tanya tempat tinggal Maya pada Riska, tapi dibilang dia tidak menetap di suatu tempat. Sering berpindah-pindah, jadi Maya tidak pernah memberikan alamat tempat tinggalnya pada Riska.^^^
Mendengar ucapan Fanus, Maya sontak melihatnya, lalu menunduk melihat kakinya yang mulai bengkak. 'Bernakah, tadi dia telah berlaku jahat padanya?' Tanya Maya dalam hati sambil terus melihat pergelangan kakinya.
...~•• Tuhan, maafin, yaa... Tadi aku hanya mau terhindar darinya. Aku tidak bermaksud menjahatinya. Tolong aku, agar bisa terhindar darinya, Tuhan.' Maya berkata dalam hati dan mulai sedih. ••~...
"Mas, jangan marah lagiii... Bantuin aku, dong... Kakiku sakit, bangeeettt." Maya tiba-tiba berkata pelan dengan suara yang sangat berbeda kepada pria di atas motor dengan tatapan sedih. Membuat pria tersebut kebingungan. Dia melihat Maya dan Fanus bergantian sambil berpikir.
^^^Ucapan Maya seolah-olah mengenal pria di atas motor dan bersikap manja padanya. Dia bersikap seakan mereka sedang salah paham dan pria di atas motor marah padanya. Sehingga Maya minta mereka berbaikan kembali, layaknya sepasang kekasih yang sedang ribut.^^^
Pria tersebut mau turun dari motor untuk menolong sesuai permintaan Maya, tapi hati kecilnya melarang untuk tidak ikut campur. 'Sudah pasti pria yang baru datang mengenal wanita ini.' Pria di atas motor berpikir sambil melihat Maya dan Fanus dengan serius.
^^^Dia jadi berpikir lagi. 'Mungkinkah wanita ini tadi tidak konsentrasi, karena sedang berantem dengan pacarnya? Makanya dia tidak sadar ada motor yang datang dari arah belakangnya?^^^
Berpikir demikian, dia hendak menjalankan motornya untuk meninggalkan pasangan yang sedang marahan itu. 'Biarkan mereka selesaikan masalah sendiri. Apa lagi kaki wanita itu sedang sakit. Pria itu tidak mungkin terus marah padanya.' Pria di atas motor berkata dalam hati lalu menyalakan mesin motornya.
"Maaasss... Maafiiiinn..." Maya berkata dengan air mata tergenang, menahan sakit dan juga dia tidak mau ditinggal sendiri dengan Fanus. Dia tidak mau diantar pulang oleh Fanus, atau Fanus menyentuh tangannya untuk memapah.
^^^Walaupun Maya tidak mengenal pria di atas motor, tapi saat melihat mata dan gerakannya mau menolong, Maya berpikir pria tersebut orang baik, walau kesannya galak dan kasar.^^^
"Siapa dia?" Tanya Fanus dengan nada tinggi sambil menunjuk pria di atas motor. Dia makin emosi, karena sudah dikerjain dan berlari jauh, malah dicuekin juga.
"Maaf, ya, Boss... Aku sudah dijemput tunanganku. Jadi lebih baik, jaga sikapmu, atau aku cerita kelakuanmu padanya." Maya berpikir, ini adalah kesempatan baginya lolos dari Fanus. Agar tidak datang menganggunya lagi.
"Tunangan?" Fanus sangat terkejut, lalu melihat pria di atas motor yang sedang melihatnya dari balik kaca helm.
^^^Pria di atas motor juga balik melihatnya dengan serius, saat mendengar Maya menyebut Fanus boss dan dia tunangannya.^^^
^^^'Jadi mereka bukan sepasang kekasih? Lalu mengapa boss nya begitu marah padanya? Wanita ini sudah lakukan apa yang disebut jahat oleh boss nya?' Pria di atas motor terus bertanya dan berpikir serius.^^^
^^^'Apakah terjadi sesuatu di tempat kerjanya sehingga boss nya berlari mendatanginya dengan marah? Padahal wanita ini baru turun dari angkot.' Pria di atas motor jadi ingin tahu. Dia tidak jadi menyalakan mesin motornya.^^^
Fanus jadi berpikir. 'Apa tunangannya sedang datang menemui Maya? Tapi selama ini dia tidak pernah jemput Maya di toko. Apa karena mereka sedang marahan? Padahal Riska bilang dia belum punya pacar.' Fanus terus bertanya dan menjawab sendiri dalam hatinya.
'Jika dia tunangannya, mengapa dia diam saja, saat melihat Maya kesakitan?' Fanus jadi ragu dengan pernyataan Maya tentang tunangannya. Untuk itu, dia mau menguji keraguannya terhadap pernyataan Maya.
Fanus mendekati Maya lalu mengulurkan tangan untuk memegang tangan Maya, agar dia bisa berdiri dengan baik.
Melihat sikap Fanus yang nekat mau menyentuhnya, Maya lompat mundur sambil berjijit dengan kaki yang sehat untuk menghindarinya. Maya mengangkat kedua tangannya menghindari sentuhan Fanus, membuatnya hampir oleng dan jatuh.
"Maaaasssss..." Teriak Maya ke arah pria di atas motor, sangat berharap pada pertolongannya.
^^^Melihat situasi yang tidak baik dan Maya hampir menangis, pria di atas motor menepikan motornya agak ke pinggir jalan, lalu pasang standar. Kemudian dia mendekati Maya tanpa melepaskan helmnya, agar tidak terlihat oleh Fanus.^^^
^^^Dia tetap was-was, ikut campur urusan orang. Ucapan Maya bahwa dia adalah tunangannya adalah sesuatu yang tidak berarti baginya. Karena dia memang bukan tunangannya.^^^
^^^Dia hanya tahu, wanita yang bernama Maya sedang menghindari bahkan takut pada pria yang baru datang, yang disebutnya boss. Dia memegang sikut Maya agar bisa berdiri dengan baik.^^^
"Mas, bisa tolong bonceng aku sedikit ke depan untuk menghindari dia?" Maya berkata pelan, berharap ditolong lagi. Dia tidak mau Fanus mengetahui tempat tinggalnya, sehingga terus datang mengganggunya. Padahal dia sudah sangat suka dengan tempat tinggalnya yang sekarang.
"Tapi kakimu seperti ini, dan pakaianmu begini. Mana bisa bonceng?" Pria tersebut keberatan dan sudah buka kaca helm nya.
^^^Dia khawatir dengan kaki Maya yang sudah bengkak dan Maya mengenakan dress lebar di bagian bawah. Akan sulit duduk di atas motor, walau dress nya sedengkul. Dia berpikir lagi untuk menyetujui permintaan Maya.^^^
"Aku akan tahan. Sebentar saja, Mas..." Bisik Maya, memohon. Dia sangat berharap bisa ditolong, karena Fanus belum pergi dan sedang melihat mereka dengan serius.
Ketika melihat Maya dituntun ke arah motor untuk naik motor, Fanus jadi kesal dan marah. "Kau kupecat...!" Teriak Fanus dengan emosi ke arah Maya.
"Kau duluan yang kupecat. Weeeeh... Egepeee..." Balas Maya ke arah Fanus dengan mimik dan mulut yang lucu, lalu berbalik dan meringis karena kakinya sakit.
^^^Dia memang sudah tidak mau kembali bekerja di toko sepatu Fanus, saat tadi meninggalkan toko. Dia sudah membawa semua barang pribadi yang ada di toko dalam paper bag di pelukannya.^^^
Apa yang diucapkan Maya membuat pria yang sedang memegang sikutnya langsung menutup kaca helm nya. Dia tidak bisa sembunyikan senyumnya, mendengar dua orang yang sedang melampiaskan emosi dengan kata dan sikap kocak. Dia tidak bisa berkata-kata, karena sedang menahan tawa.
...~•••~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Cowok biasa kan suka gitu, kepo tingkat tinggi terus pas udah tau kekurangan ada aja yang ninggalin gitu aja
2023-10-29
4
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
fanus kaget engga kapok , kamu loh bahkan kudu mengapresiasi keberanian maya memecatmu sebagai bos nya🤣🤣🤣
2023-08-28
3
𝓐𝔂⃝❥ᴄʜᷲᴏᷢᴄᷤᴏᷬʟᴀᴛᴇ🧸☘︎᭄
fanus tipe cowk agak kepoan yah 🙆♀️
2023-08-28
3