...~•Happy Reading•~...
Mendenger ucapan Kabag, membuat Maya jadi emosi. 'Pekerjaan dua bulan belum seleasi dikerjakan. Lalu ngapain saja Kabag dan pegawai keuangan lainnya selama dua bulan ini?' Maya membatin dan sudah mulai emosi.
"Ini semua belum diinput?" Maya bertanya sambil melihat semua pegawai yang ada dalam ruangan, termasuk Lely untuk mencari kebenaran kata-kata Kabag. Agar dia tahu benar, bahwa tidak sedang dikerjai oleh Kabag.
^^^Melihat Lely hanya menunjuk ke Kabag dengan gerakan jarinya, Maya jadi tahu itu adalah benar dan yang berwewenang itu Kabag. Mungkin bagian Kabag yang belum diselesaikan. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya.^^^
^^^Lely melihat wajah Maya yang berubah, ia tahu, itu adalah rasa marah pemilik pabrik yang mengetahui karyawan bekerja tidak sesuai standar yang ditentukan.^^^
"Baik. Ini akan saya bawa pulang untuk menginputnya di rumah. Saya akan mengerjakan pekerjaan hari ini, di sini." Maya berkata tegas dan mulai menyusun rencana untuk memberikan pelajaran kepada Kabag yang So' galak dan berkuasa, tapi tidak bekerja sesuai jabatannya.
"Besok sudah harus dikembalikan dan diselesaikan." Ucap Kabag masih galak untuk menjaga performanya di depan para pegawai yang lain. Dia tidak mau kehilangan muka oleh karena pegawai baru.
"What...? Bapak kira saya mesin foto copy yang hanya tinggal dimasukan kertas-kertas ini, lalu keluar hasilnya?" Maya tidak bisa menahan emosinya, mendengar perintah Kabag.
"Pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dalam dua bulan, tapi diminta untuk diselesaikan dalam satu malam. Bapak mau buat ulang kisah Roro Jorongrang di pabrik ini?" Maya tidak menurunkan emosinya, tapi dia tidak tahan memeriksa bundelan itu, tentang pekerjaan apa.
Setelah melihat beberapa lembar faktur dan dokumen pendukung dibundelan itu, alis Maya bertaut dan berpikir serius, lalu melihat ke arah Lely.
"Ly, tolong ambil dus untuk masukan bundelan ini, ya." Maya meminta kepada Lely untuk menolongnya, karena dia tidak mau beranjak dari mejanya. Dia ingin membuat perhitungan dengan Kabag yang masih berdiri di depannya yang sok galak, tapi tidak bisa bekerja.
Melihat keseriusan Maya, sontak Kabag mau mengambil kembali bundelan tersebut. Tetapi tidak dibiarkan oleh Maya. Dia mengambil kedua bundelan tersebut, lalu diletakan di atas kursi dan duduk di atasnya tanpa segan dan malu.
Tindakan Maya membuat Kabag kebingungan dan panik. Dia sudah tidak bisa lagi mengambil bundelan pekerjaan yang sudah diduduki oleh Maya. Padahal tadi dia hanya mau menggertak Maya dengan membawa bundelan yang ada di ruangannya.
Tidak lama kemudian, Lely kembali membawa dus yang diminta. Maya segera mengambilnya dan ucapkan terima kasih, lalu memasukan bundelan tersebut ke dalam dus yang diberikan Lely.
Kemudian dia mengeluarkan ponselnya, mengotak-atik lalu berbicara di telpon tanpa menghiraukan Kabag yang sedang melihatnya dengan panik. Dia mau masuk ke ruang kerja, tapi kembali ke arah Maya lagi sambil berpikir. Tanpa sadar, Maya sudah bersikap bukan seperti pegawai baru, tapi putri pemilik pabrik.
"Allooo, Ris. Lagi sibuk, ngga?" Tanya Maya saat Riska merespon panggilannya.
"Allooo, May. Lumayan. Ada apa?" Tanya Riska sambil berpikir, mengapa Maya tiba-tiba menelponnya di pagi hari.
"Kau bisa cuti beberapa hari ke depan? Aku mau minta tolong audit beberapa dokumen keuangan." Maya berkata dengan suara jelas, membuat Kabag memucat.
"Ok. Aku sedang cuti untuk acara keluarga. Bisa sekalian." Ucap Riska yang mengerti maksud Maya.
"Ok, setelah ini, aku akan menghubungimu lagi." Jawab Maya lalu mengakhiri pembicaraan mereka setelah saling memberikan salam.
"Ada apa Pak? Saya akan menyelesaikan ini. Jadi tidak usah khawatir." Ucap Maya kepada Kabag yang sedang melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa didefenisikan.
Maya berkata demikian, lalu mengenyalakan laptonya. Dia telah meletakan dus berisi bundelan pekerjaan di bawah meja, agar tidak bisa diambil oleh Kabag. Setelah Kabag masuk ruang kerjanya dengan kesal, Maya mendekati Lely sambil membawa flashdisknya.
"Ly, tolong copy yang aku kerjakan, ya. Supaya aku bisa input." Ucap Maya pelan lalu memberikan flashdisknya pada Lely.
"May, sorry. Kami sudah ...." Lely mau menjelaskan kejadian yang sebenarnya, tapi dipotong oleh Maya.
"Nanti ngobrolnya. Copy dulu yang aku minta dan lihat DMku." Maya berkata cepat, lalu meninggalkan Lely yang diam termangu. Tetapi dia segera membuka sosial medianya, mengingat ucapan Maya tentang DM.
Setelah membaca DM Maya yang minta nomor telponnya, Lely mengerti. Maya ingin bicara dengannya secara pribadi. Dia segera memberikan nomor telponnya. "Ini nopnku. Hti2 dgnnya. Ktnya msh omlo, tp eehmm. Ank pjbt" Pesan singkat Lely, balas DM Maya. ("Ini nomor teleponku. Hati-hati dengannya. Katanya masih jomblo, tapi eehmm. Anak pejabat").
Kemudian Lely mengcopy semua yang berhubungan dengan keuangan pabrik kepada Maya, agar dia bisa menginput data keuangan pabrik yang masuk.
Sambil menunggu Lely mengcopy yang diminta, Maya mengangkat dus berisi bundelan lalu berjalan keluar menuju pos security.
"Pak Karim, saya titip dus ini di pos, ya. Tidak boleh diambil oleh siapa pun, walau itu orang penting di pabrik ini. Nanti kalau pulang kerja, bapak tolong antar ini ke rumah." Maya menjelaskan maksudnya meminta tolong security tersebut tentang titipannya.
Dia sudah melihat sepintas, ada laporan keuangan yang janggal dalam faktur yang sama, tapi jumlah yang berbeda. Jadi dia ngotot untuk pertahankan bundelan tersebut untuk mengaudit mandiri, sebelum bicara dengan Papanya.
...~•••~...
Di sisi yang lain ; Setelah melihat Maya keluar ruangan sambil membawa dus berisi bundelan, Kabag keluar dari ruangan lalu mendekati Lely.
"Apa yang dia minta?" Tanya Kabag dengan suara agak keras dan wajah galak kepada Lely.
"Dia minta dicopy ini, Pak. Supaya dia bisa menginput data yang bapak minta dia kerjakan." Lely berkata pelan sambil menunjuk layar komputer kepada Kabag. Dia sedang melakukan proses mengcopy ke flashdisk Maya.
^^^Melihat wajah panik Kabag, mungkin sedang terjadi sesuatu dengan faktur-faktur itu. Padahal mereka sudah bekerja sesuai prosedur, menginput semua data keuangan pabrik yang masuk ke bagian keuangan.^^^
"Kau mengenal pegawai baru itu?" Tanya Kabag menyelidiki, karena melihat kedekatan Lely dan Maya.
^^^Mendengar pertanyaan Kabag, Lely berpikir cepat agar tidak terjebak. Sekarang bagi Lely, yang lebih berkuasa adalah Maya, bukan Kabag itu lagi seperti sebelumnya. Jadi dia harus berhati-hati memposisikan dirinya.^^^
"Ooh, Kamaya. Tadi dia perkenalkan dirinya, saya kira mengenalnya atau pernah lihat di suatu tempat. Makanya saya dekati dia untuk bertanya. Wajahnya sangat cantik, jadi saya kira pernah lihat di tv." Jawab Lely mengalihkan dan mencegah Kabag bertanya lebih lanjut.
"Ayoo, bekerja semua." Ucap Kabag galak, lalu masuk ke ruangannya. Lely menarik nafas panjang setelah Kabag berada di ruangannya.
"Lely, ada apa? Mengapa dia uring-uringan? Bukannya semua itu sudah kita kerjakan? Yang diberikan itu faktur apa?" Tanya beruntun salah seorang karyawan pria yang berada tidak jauh dari Lely, saat melihat sikap Kabag tidak seperi biasanya.
"Aku juga tidak tau. Kita lihat saja nanti. Mungkin beliau salah kasih dokumen untuk dikerjakan pegawai baru itu?" Lely berusaha tidak terlihat akrab dengan Maya, agar dia tidak kebingungan menjawab pertanyaan sesama teman yang ada di ruangan tersebut.
...~•••~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Hehe gak semua orang mampu bersikap seperti tak terjadi apa - apa walau hati ber api - api
2023-10-29
4
ɴᴏᴠɪ
pak Kabag takut kayaknya neh , curiga deh dia korupsi. kalo sampe di audit sama Maya bisa kebongkar semua, tamat deh riwayat kamu pak kabag
2023-09-04
3
𝐙⃝🦜🍁 comink 🍁🦜
mungkin kabag main curang makanya dia uring " an maunya menjebak maya eh ....dia kena batunya
2023-09-04
3