...~•Happy Reading•~...
Mama Maya melihat Maya dengan serius mendengar ucapan putrinya. "Orangnya ramah, sebagaimana orang tuanya. Nanti ketemu baru lihat. Tidak usah diperdebatkan lagi." Ucap Mamanya, serius, walau ragu mendengar ucapan putrinya.
^^^Mereka sudah pernah bertemu dengan orang tuanya saat Kakek Maya meninggal. Sehingga bisa tahu, orang tuanya baik dan ramah. Jadi walau belum pernah bertemu dengan putranya, mereka yakin, tidak jauh berbeda dengan orang tuanya.^^^
"Iyaa, 'ramah'... 'Rajin menjamah' dengan tinjunya." Maya ngedumel sambil memiringkan kepalanya dan berpikir keras tentang sikap orang tuanya yang tidak mau dengar, apa lagi mengalah. Dia sudah tidak bisa merengek minta bantuan Kakeknya agar mau menerima keberatannya dan bisa menolongnya.
"Apa yang kau katakan?" Papanya jadi emosi, melihat Maya tidak terima yang mereka katakan, dan terus membantah dengan membalas ucapan mereka atau mengomel sendiri.
"Aku tidak akan katakan apa pun, tapi tidak mau dijodohkan. Kalau tau begitu, aku tidak kuliah saja. Tinggal di rumah, panjangin kuku untuk mencakarnya." Maya berkata dengan kesal dan marah.
"Kalau tau sebelumnya akan begini, aku 'tek'dum' aja, biar selesai." Maya hampir menangis, lalu berdiri meninggalkan orang tuanya yang masih duduk di ruang keluarga.
Papa Maya jadi terkejut dengan sikap Maya yang tiba-tiba sebagai anak pembangkang.
"Kamayaaaa...!" Teriak Papanya makin emosi, mendengar ucapan Maya yang baru pernah didengar mereka.
"Jangan biarkan dia kemanapun. Dia tidak boleh keluar dari rumah ini, sampai hari Sabtu nanti." Ucap Papanya sangat marah, karena Maya tidak mau mendengarkan mereka. Sedangkan Papanya sudah berbicara dengan pihak keluaga calon dan setuju dengan rencana perjodohan kakek, Papa mereka.
Mendengar ucapan Papanya, emosi Maya naik level dan makin tidak mau dijodohkan. Dia jadi berpikir negatif pada orang yang mau dijodohkan dengannya. 'Di jaman sekarang ko' ada orang yang mau saja dijodohkan.' Itu yang terus ada dalam pikirannya.
Dia masuk kamar dan tidak keluar dari kamar berhari-hari. Semua makanan dan minuman di antar oleh pelayan. Maya terus berpikir untuk mencari jalan keluar.
...~•••~...
Di hari Jumat menjelang hari H, di saat Mamanya sedang sibuk menyiapkan acara penyambutan keluarga calon mantu untuk acara pertunangan, Maya mulai menyusun rencana untuk melarikan diri dari rumah.
Secara diam-diam saat Mamanya ke pasar dan para pelayan sibuk di belakang, dia membawa semua uang tunai, tabungan dan perhiasan yang dimilikinya. Dengan tas yang tidak menyolok, dia membawa semua kebutuhan wanita dan beberapa potong pakaian menuju terminal antar kota.
^^^Dia naik angkot yang lewat depan rumahnya, tanpa menengok ke belakang. Tiba di terminal antar kota, dia tidak memilih bus yang bagus seperti biasanya. Dia langsung naik bus yang sudah mau berangkat menuju kota Jasi, tempat kuliahnya, agar tidak disusul oleh orang rumah.^^^
Setelah tiba di kota Jasi, dia tidak bisa ke tempat kostnya, karena khawatir orang tuanya akan mencari dia di sana. Kalau orang tuanya tahu dia sudah tidak ada di kamar, mereka pasti akan mencarinya ke sana. Jika mereka ke kota Jasi seperti dirinya, mereka akan tiba terlebih dahulu, karena pakai mobil pribadi dan lewat jalan tol.
Dia berencana untuk menemui pacarnya Aldo untuk meminta tolong. Walaupun dia sudah berjanji, akan bertemu minggu depan dengan Aldo, saat datang ke kampus untuk mengurus surat-suratnya. Dia berpikir tidak apa-apa, hanya mau minta tolong, karena darurat.
Dalam kondisi tidak terduga ini, dia berharap Aldo ada di kostnya agar bisa menitip tasnya dan sekalian membuat kejutan untuk Aldo.
^^^Maya belum perkenalkan Aldo yang telah menjadi pacarnya setahun terakhir, karena ada perjanjian dengan orang tuanya. Dia tidak akan pacaran sebelum selesai kuliah. Dengan perjanjian itu, dia diijinkan untuk kuliah, bahkan kuliah di kota lain yang universitasnya lebih bagus dan terkenal.^^^
Maya turun di halte bus terdekat dengan tempat tinggal Aldo. Dia berjalan cepat menuju tempat kost Aldo untuk menitip tas pakaiannya. Dia harus bergerak cepat sebelum ditemukan orang tuanya. Bisa dikurung dalam kamar sampai hari pertunangan.
^^^Dia mau menemui salah satu temannya di kampus untuk minta ditemani cari tempat tinggal yang tidak terlalu mahal. Dia tidak mau diantar oleh Aldo, nanti tahu tempat tinggalnya, lalu sering datang mengganggunya.^^^
Ketika tiba di lokasi kost-kostan Aldo, dia terkejut melihat Aldo sedang berjalan dengan seorang wanita masuk ke kost-kostannya, sambil berpegangan tangan dan tertawa mesra. Maya menatap serius untuk memastikan penglihatannya, bahwa itu benar Aldo.
Ketika yakin benar itu Aldo, Maya berjalan cepat ke arah mereka, sebelum mereka masuk ke kamar kost. Agar dia bisa menangkap basah Aldo dengan wanita yang ada bersamanya dan ingin tahu reaksi mereka berdua.
Walau dia merasa curiga, tapi masih berpikir positif untuk mengendalikan emosinya. Tidak mungkin dia mendobrak pintu untuk mengangkap basah, karena mereka bukan suami istri, yang berhak lakukan tindakan seperti itu.
^^^'Nanti bukannya menangkap basah atau melabrak, malah dia akan dipermalukan. Apa lagi jika Aldo membelah wanita itu, malunya sampai ke bawah kolong.' Maya mengingatkan dirinya.^^^
"Ooh... Ini kos-kosan pria saja, toh... Aku kira bisa wanita juga." Maya berkata setelah berada di halaman kost dengan nada suara yang sedikit lebih tinggi, agar bisa didengar Aldo.
Sontak Aldo dan wanita yang sedang berpegangan tangan itu berbalik melihat ke arah asal suara. Aldo sangat terkejut dan segera melepaskan tangannya dari wanita di sampingnya dengan panik dan salah tingkah.
"May, ada apa datang ke sini?" Tanya Aldo yang tidak bisa berkata lain, saat melihat Maya berdiri dengan tas pakaian di kakinya. Hati dan pikirannya jadi tidak konek, karena tidak menyangka Maya akan melihatnya dengan wanita lain.
^^^Aldo heran, Maya mau datang ke tempat kostnya. Karena selama mereka berpacaran, Maya tidak pernah mau datang ke kostnya. Jadi dia sangat terkejut melihat Maya tiba-tiba datang ke kostnya dan tanpa memberitahunya.^^^
^^^Mereka sudah berjanji akan bertemu minggu depan, saat Maya datang mengurus surat-suratnya di kampus. Jadi dia tahu, Maya akan datang minggu depan dan mereka akan bertemu di kampus.^^^
"Ada apa datang ke sini? Ternyata di belakangku kau bermain tinta dengan cumi ini. Lelaki belang... Ciiiissss..." Maya berkata dengan emosi yang sudah naik level, karena mendenger pertanyaan Aldo dan melihat wanita di sampingnya menatap dia dengan wajah kemenangan.
^^^Dia jadi merasa jijik untuk tinggal lama-lama di tempat itu dan melihat muka pembohong dan penghianat. Dia berusaha mengendalikan dirinya untuk tidak meneteskan air mata, walau hatinya sangat sedih.^^^
"Enak saja, bilang orang cumi. Kalau gue cumi, kau gurita." Wanita yang di samping Aldo tidak terima dikatain cumi oleh Maya.
"Kalau gue gurita, tantakelku sudah nempel di muka 'muna'mu untuk sedot bulu hidungmu." Maya berkata dengan serius dan emosi melihat wanita itu, tanpa menghiraukan Aldo yang matanya membesar ke arahnya. Serasa dia mau melompat dan mencakar mukanya.
...~•••~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Ya kadang sifat orang tua memang turun ke anak, namun ada juga yang melenceng meski orang tuanya baik banget
2023-10-29
4
𝐙⃝🦜🍁 comink 🍁🦜
untung ketahuan duluan tuch penghianatan aldo maya yuk pergi saja jangan di ladeni nanti cepetan kau ditemukan ortumu
2023-08-22
3
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Lupakan apa emosi mu Maya! Ngatain kamu gurita gitu, bener juga siram dia dengan tentakel ke muka dia ya 😏
2023-08-21
3