...~•Happy Reading•~...
Melihat Papanya sudah santai, Maya bertanya. "Papa kasih tau sama karyawan di pabrik, kalau yang mau masuk kerja hari ini, anak Papa?" Maya berusaha mengalihkan perhatian Papanya dari pembahasan tentang pakaiannya. Dia merasa tidak enak, mungkin sudah salah mengerti tentang pabrik Kakeknya.
^^^Dia mulai berpikir lebih baik dan tenang. Tidak gegabah seperti sebelumnya, mengutamakan emosi atau bermanja ria dengan Papanya. Bagaimana pun, sekarang dia akan bekerja bukan pergi berwisata ke pabrik untuk melihat-lihat.^^^
"Iya. Tapi hanya HRD yang tau. Ada apa? Kau ingin diumumkan ke semua karyawan?" Tanya Papa Maya yang belum mengerti maksud pertanyaannya.
"Ngga usah, Pa. Nanti ada yang so' kenal, so' dekat, so' asyik yang ngga asyik." Maya baru teringat tidak bicarakan dengan Papanya, agar tidak ada yang tahu dia putri pemilik pabrik yang akan bekerja. Supaya dia bisa bekerja dan berkumpul dengan para pekerja yang lain tanpa ada sekat pemisah.
"Ngga usah kasih tau saja, Pa. Supaya tidak ada yang bersikap palsu sama Putri." Ucap Maya lagi, berharap tidak ada karyawan yang pura-pura baik atau mendekatinya dengan motivasi tertentu, entah negatif atau positif. Maya sangat tidak suka terhadap orang yang bersikap munafik. Sangat menyeramkan baginya.
"Yaaa... Papa mengerti maksudmu. Tapi kau harus ingat, kau tidak berada di rumah. Sekarang, kau akan berada di dunia kerja dan harus berbaur dengan berbagai orang dari berbagai tingkat pendidikan." Ucap Papa Maya serius.
"Kadang dalam keluarga juga ada yang bersikap seperti itu, palsu. Apa lagi ini akan bersama orang lain dan berinteraksi di tempat umum. Berkumpul dengan berbagai orang yang berlatar belakang pendidikan dan juga didikan keluarga yang berbeda. Kau harus belajar membedakan, agar tidak terjebak." Papa Maya berkata sambil menepuk pelan tangan Maya untuk menenangkannya.
"Tidak usah buru-buru bekerja. Kalau lihat situasi dulu, kenali dan pelajari, boleh. Supaya kau lebih mudah bekerja nantinya." Papa Maya berusaha menjelaskan dengan baik, agar Maya bisa belajar dan tertarik bahkan betah bekerja di sana. Baginya, Maya sudah mau bekerja di pabrik saja adalah suatu kemajuan.
"Iya Pa, tenang saja... Begini, begini, Putri kan, pernah kerja dengan orang lain, walau kicil-kicil." Ucap Maya sambil mengangkat jari telunjuk dan jempol untuk menggambarkan kecil. Dia teringat pada toko sepatu yang pernah menjadi tempat bekerjanya.
"Dari kecil, baru jadi besar. Itu adalah suatu proses yang seharusnya. Jalani prosesnya dengan baik dan tekun, kau akan nikmati hasilnya." Papa Maya berbicara sepanjang jalan menuju pabrik, agar Maya bisa jalani keputusannya dengan senang hati.
"Sesuatu yang instan itu, hanya nikmatnya sesaat, tidak akan bertahan lama. Cepat dapat, kadang cepat juga hilangnya. Kau akan menghargai hasil dari setiap tetesan keringatmu." Papa Maya kembali menepuk pelan tangan Maya.
Tidak lama kemudian, mobil Papanya masuk ke gerbang pabrik yang besar dan bagus. Pintu gerbangnya dibuka oleh dua security yang berjaga di pos. Maya tersenyum senang, karena mengenal salah seorang security yang menjemputnya di Moro.
Setelah masuk di halaman pabrik, Maya tercengang. Pabriknya bukan seperti masa kanak-kanak saat dia datang menemui kakeknya di pabrik yang sederhana. Gedungnya sangat bagus dan moderen, tidak kalah dengan gedung kantor yang dia ingin bekerja di kota Jasi atau Moro.
^^^Perbedaannya hanya pada lingkungan. Gedung pabrik berada di pinggiran kota, jauh dari tempat tinggal warga. Sedangkan kantor yang ada di Jasi dan Moro ada di keramaian dan padat penduduk.^^^
^^^Melihat keseluruh bangunan sudah dikelilingi tembok tinggi dan kawat berduri di atasnya, Maya menjadi takjub dengan keamanan dan kenyamanan gedung pabrik. Dia makin takjub, melihat di sekitar kantor masih ada beberapa pohon klengkeng yang ditanam Kakeknya.^^^
"Iiiih... Papaa... Pabrik Kakek sekarang sudah sangat keren. Papa telah membuatnya terlihat moderen. Putri jadi penasaran, mau lihat isinya." Maya berkata dengan hati yang benar-benar senang, bukan sekedar memuji untuk menyenangkan hati Papanya.
"Selamat pagi, Pak. Eeeh, selamat pagi Nona." Sapah salah seorang security yang menjemputnya, saat melihat boss nya sudah turun dari mobil.
"Ssssstttt... Pak, kita pura-pura baru kenal, ya. Saya mau bekerja di sini." Maya berkata pelan, cendrung berbisik. Membuat Papanya menggelengkan kepala.
"Siap, Nona. Nanti kalau perlu sesuatu, kasih tau saya saja." Security tersebut ikut berbisik dan jadi senang mendengar Maya mau bekerja di pabrik.
^^^Dia tahu dan kenal baik keluarga pemilik pabrik, karena orang tuanya bekerja di pabrik semenjak dari Kakek Maya masih menjadi pimpinan di pabrik tersebut.^^^
"Papa... Pagar tembok itu sampai ke belakang? Ke semua tanah kosong Kakek?" Tanya Maya yang sudah penasaran dan semangat ingin tahu.
"Iyaa... Sayang kau datang buat bekerja, bukan mau insfeksi sebagai putri Papa. Jadi nanti istirahat siang baru kau lihat-lihat sampai ke belakang. Papa tidak bisa antar, nanti kau temukan cara untuk memenuhi rasa ingin taumu." Papa Maya tersenyum senang melihat putrinya sangat semangat dan ingin tahu tentang pabrik.
"Sekarang, masuk ke ruangan HRD, bilang saja namamu. Nanti kau diantar ke ruangan untuk diperkenalkan dengan pegawai di sana." Ucap Papa Maya lalu berpisah dengannya.
^^^Papa Maya sedang melatih Maya agar bisa belajar sebagai karyawan pabrik sebagaimana yang lain.^^^
^^^Papa Maya sudah bicara dengan HRD untuk memberikan pekerjaan sesuai bidang yang dikuasai dan memantaunya, karena Papa Maya punya rencana khusus untuknya.^^^
^^^Papa Maya juga khawatir dengan karakter putrinya yang tidak bisa menahan ucapannya, jika melihat sesuatu yang tidak berkenan di hatinya. Papa Maya berharap, tidak terjadi sesuatu dengannya, saat bekerja.^^^
Ketika sudah di dalam gedung, Maya jadi mengetahui, mengapa Papanya menanyakan tentang pakaiannya. Semua pegawai yang ada di gedung kantor berpakaian formal sebagaimana pegawai kantor pada umumnya. Bukan seperti buruh pabrik yang memakai seragam.
Dia menuju ruang HRD, lalu menemui Kabag HRD seperti yang dikatakan Papanya. Ketika mendengar namanya, Kabag mengangguk pelan lalu mengajaknya keluar ruangan.
"Mari Nona, saya akan tunjukan ruangannya. Maaf, kursi dan mejanya seadanya, karena tadi pagi baru dikasih tau Pak Andreas bahwa Nona mau masuk hari ini." Kabag HRD menjelaskan sambil berjalan di sampingnya.
"Tidak apa-apa, Pak. Mohon bantuannya, agar saya bisa kerja sebagaimana pegawai lainnya. Jadi jangan diinformasikan dulu." Ucap Maya, sopan. Dia sangat berharap pada bantuan Kabag HRD, karena dia masuk tanpa surat lamaran.
"Siap, Nona.... Ini ruangannya, silahkan masuk." Ucap Kabag HRD setelah mereka berdiri di depan pintu bertuliskan 'Keuangan'.
Kabag HRD membuka pintu dan mempersilahkan Maya masuk ke ruangan. "Selamat pagi semua. Mohon perhatian. Saya mau perkenalkan pegawai baru. Silahkan berkenalan, Nona." Ucap Kabag HRD kepada semua karyawan yang sedang sibuk dan juga Maya.
Maya mengangguk, sopan, lalu melihat ke semua pegawai dalam ruangan satu persatu. Dia terkejut melihat salah satu pegawai yang sedang melihatnya sambil menutup mulut dengan tangan kirinya. Maya memberikan kode dengan matanya, agar dia tetap diam.
...~•••~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Heem, lebih enak identitas belum terbongkar jadi gak akan ada yang manfaat aja tau yang mana tulus yang mana enggak
2023-10-29
4
ɴᴏᴠɪ
Selamat datang di dunia kerja ya Maya ,semoga kamu betah drpada nganggur dirumah.
2023-09-04
3
🍭ͪ ͩ🍀⃟ᏽꮲ𐑈•ꪀׁꪱ꯱ׁׅ֒꯱ɑׁ🐅⃫⃟⃤
ketika udh memasuki dunia kerja kita akan lebih byk mencecap pahit manis kehidupan wkwkkw semangat mayaa
2023-08-28
3