14. Ke Pabrik 2.

...~•Happy Reading•~...

Walaupun jantungnya sedang berdegup tidak teratur, Maya coba fokus pada apa yang mau dikatakannya. Karena semua yang sudah dipikirkan untuk perkenalan pertama, buyar seketika.

"Terima kasih, Pak. Selamat pagi semua. Nama saya Kamaya. Mohon bantuan dan kerja samanya." Maya mengucapkan yang terpikirkan saja, lalu bersalaman dengan pegawai satu persatu.

Ketika bersalaman dangan Kabag Keuangan, tiba-tiba Maya merasa perasaan yang sama seperti pada Fanus, saat bersalaman dengannya. Membuat Maya segera menarik tangannya lalu bersalaman dengan yang lain.

Kemudian dia menyalami salah seorang pegawai wanita yang masih tercengang melihatnya. Maya menekan tangannya dengan kuat, supaya berhenti melihatnya dengan cara seperti itu. Agar mereka tidak jadi perhatian dan pertanyaan pegawai lain yang ada dalam ruangan tersebut.

Setelah ditinggal Kabag HRD, Kabag Keuangan mendekatinya lalu melihatnya dengan serius, begitu pun sebaliknya. Maya melihat dengan serius, tanpa berkedip. Membuat Kabag Keuangan tidak tahan melihatnya, lalu kembali ke ruangan sambil berpikir tentang Maya.

'Siapa pegawai baru ini? Sangat cantik, bersahaja dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi saat berhadapan dengannya. Dia tidak terlihat segan atau takut melihatnya, seperti yang lain.' Kabag Keuangan berkata dalam hati.

'Dia tiba-tiba masuk sebagai pegawai bagian keuangan tanpa pemberitahuan dan tidak ada informasi sebelumnya dari pihak HRD.' Memikirkan hal itu Kabag Keuangan jadi penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang Maya.

^^^Tadinya dia mau mengintimidasi Maya, dengan memasang wajah galak dan menunjukan kekuasaannya sebagai pimpinan di bagian keuangan. Namun dia gagal melakukannya, karena tidak bisa tahan menatap mata Maya yang begitu bening dan indah dipagari oleh bulu mata yang lentik.^^^

Melihat Kabag Keuangan telah meninggalkan dia, Maya memperhatikan 5 pegawai keuangan dalam ruangan tersebut. Semuanya masih muda, usia mereka tidak terlalu berbeda dengannya. Mungkin hanya lebih tua darinya sekitar 4 sampai 5 tahun, paling banyak 10 tahun. Mungkin rata-rata berusia 25 sampai 35 tahun, termasuk Kabag yang mungkin lebih tua dari pegawai lainnya.

^^^Pegawai keuangan dalam ruangan itu berjumlah 7 orang, termasuk Maya dan Kabag. Mereka terdiri dari 3 wanita dan 4 pria.^^^

^^^Menyadari beberapa pegawai di antara mereka sedang mencuri padang ke arah Maya, seorang pegawai wanita berjalan mendekati meja Maya, karena tidak tahan dengan rasa penasarannya.^^^

"Apa yang lu lakukan di sini? Secara ini pabrik orang tua lu." Ucap wanita itu pelan, cendrung berbisik, karena mengerti tatapan Maya sebelumnya.

Sontak Maya memukul tangannya. "Bisa diam ngga, luu... Gue lagi disetrap, tauu... Kalau ada yang tau siapa gue, itu pasti dari luu..." Ucap Maya ikutan berbisik

"Apaan... Ada Sobar di gudang. Jika dia tau kau di sini, abis dah..." Ucapnya lagi, tapi tetap berbisik.

"Benarkah? Mengapa pada kumpul di sini?" Maya bertanya serius, mengetahui teman SMA nya bekerja di pabrik keluarganya.

"Kami bekerja di sini, bukan ngumpul. Emang kaya luu, yang ngga perlu kerja, semuanya tersedia?" Ucapnya lagi sambil membuka kedua tangannya ke samping, tapi tetap dengan suara pelan.

"Iiiiihh... Ngacooo... Lalu ngapain gue ada di sini? Ngerumpi ama luu? Kerjaaa... Kalau ngga kerja, ngga dikasih makan ama bokap gue." Ucap Maya bercanda, tapi ada benarnya. Itu yang dikatakan Papanya, saat dia diminta untuk bekerja di pabrik.

"Aaah, mana ada. Bokap luu baik gitu." Ucap temannya lagi, tidak percaya.

"Iyaa... Baik pada lu, luu, pada. Lely, kau sudah lama kerja di sini? Eeh, nanti saja ngobrolnya. Kita diliatin tuuh..." Maya berkata sambil mendorong pelan tangan Lely, karena pegawai lain memperhatikan mereka dan pintu ruangan Kabag terbuka.

"Eeehhmm... Ngapain kalian ngobrol di situ?" Tanya Kabag yang sudah keluar ruangannya dan melihat Maya dan Lely sedang berbicara sambil berbisik-bisik.

"Maaf, Pak. Saya sedang berkenalan, sekalian nanya-nanya." Maya berkata pelan, setelah Lely buru-buru kembali ke meja kerjanya.

"Bertanya langsung pada saya. Jangan ngobrol di jam kerja." Bentak Kabag yang merasa ini adalah kesempatan menunjukan, dia pimpinan di bagian keuangan kepada pegawai baru.

"Ooh, iya, Pak. Nanti kalau saya perlu pembalut, saya akan tanya pada bapak. Mungkin bapak bisa bantu saya." Maya berkata dengan tenang dan santai. Dia tahu, Kabag sedang menunjukan bahwa dia berkuasa di ruangan itu.

Mendengar ucapan Maya, Kabag itu melihatnya dengan wajah garang. Dia yakin sedang dikerjain oleh Maya, tapi tidak bisa membalasnya. Apa yang dikatakan Maya adalah sesuatu yang lumbra terjadi di percakapan para wanita.

Kabag segera masuk ke dalam ruangannya dengan emosi, tanpa berkomentar lagi. Sedangkan 5 pegawai dalam ruangan itu serasa mau bersorak, mengetahui Kabag babak belur di ronde pertama.

^^^Keempat pegawai yang lain (selain Lely), merasa heran dengan keberanian pegawai baru terhadap Kabag mereka yang terkenal galak. Tapi mereka merasa senang, karena ruangan keuangan mulai sedikit berubah suasana yang biasanya serius dan tegang, jadi sedikit ceria.^^^

"Iniii... Berkenalan juga dengan pekerjaan di sini." Kabag yang masih emosi, keluar dari ruangannya sambil meletakan setumpuk kertas yang sudah jadi 2 bundel. Dia ingin membalas Maya yang sudah mengerjainya di depan pegawai lain.

Maya yang sedang mengeluarkan laptopnya, jadi terkejut dengan bundelan yang diletakan dengan kasar di atas meja kerjanya. Dia sontak berdiri dan melihat Kabag dengan serius.

"Ini bukan mau kenalan, Pak. Tapi, rodiii..." Maya langsung protes, karena tidak terima dengan cara perkenalan Kabag untuk menjelaskan yang akan dia kerjakan.

^^^Walaupun protes dan tidak terima, Maya melihat sepintas lembaran kertas yang sudah dibundel tersebut dengan ujung jarinya dengan serius.^^^

"Tidak salah nih, Pak. Ini pekerjaan dua bulan."  Ucap Maya serius, setelah melihat tanggal yang tercantum pada lembaran-lembaran faktur.

"Mau dua bulan atau berapa bulan, silahkan kerja dan berkenalan dengan pekerjaanmu." Kabag berkata galak dan hendak berbalik meninggalkan Maya.

"Sebentar, Pak. Saya bekerja di sini untuk sesuatu yang bermanfaat untuk perusahaan ini, sesuai gaji saya. Jadi bapak tidak perlu mengerjai saya dengan mengerjakan pekerjaan yang sudah dikerjakan. Itu namanya membuang-buang waktu." Maya berkata serius, karena bukan saja tidak mau dikerjai oleh Kabag, tapi karena pemanfaatan waktu kerja yang tidak maksimal.

'Ini adalah pabrik milik keluarganya. Hanya karena emosi, Kabag mau membuang waktunya dengan mengerjakan pekerjaan yang sudah dikerjakan. Itu namanya buang waktu dengan sia-sia. Sedangkan pabrik masih berproduksi, pasti ada pekerjaan baru setiap hari yang perlu dikerjakan.' Maya berkata dalam hati dan tidak terima dengan sikap Kabag.

"Saya tidak sedang mengerjai anda. Itu belum selessi dikerjakan, jadi silahkan diselesaikan." Ucap Kabag sambil melihat Maya dengan serius dan terus bertanya dalam hati, siapa pegawai baru ini, yang berani berkata seperti itu pada Kabag.

Dia jadi berpikir ulang untuk memberikan pekerjaan itu kepada pegawai baru tersebut, karena terlihat dia mengerti apa yang dilakukan di bagian keuangan. 'Mengapa aku tidak cek dulu, pendidikan terakhirnya?' Kabag bekata dalam hati dan mulai was-was.

...~•••~...

...~●○♡○●~...

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Orang kalau liat gak Selo kadang - kadang ya, bikin lawan mereka jadi gak enakin sendiri

2023-10-29

4

ɴᴏᴠɪ

ɴᴏᴠɪ

pak Kabag blm tau aja kalo pegawai baru itu yg punya pabrik, calon bos kamu itu pak 🤣🤣

2023-09-04

3

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝑪𝒐є"s

☠ᵏᵋᶜᶟ 𝑪𝒐є"s

paling greget klo ada yg suka manfaatin jabatan buat ngerjain bawahanya....

2023-09-04

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!