8 : Bapak Zalim

Rasa puas Suci atas kemenangan seranga*n balik yang dilakukan, berbanding terbalik dengan yang dirasakan Budi sekeluarga. Budi merasa ada yang hilang, tapi itu bukan karena barang-barang di rumah orang tuanya yang berkurang drastis. Sebab tak adanya Binar di sana dan biasanya Budi asuh, membuat Budi merasa kehilangan. Budi mandi dengan kehampaan yang membuat dadanya bergemuruh, ia rindu Binar khususnya senyum bocah perempuan itu yang memang sangat cantik mirip Suci. Tiba-tiba saja, ada penyesalan yang ia rasakan, kenapa ia sampai kehilangan Suci apalagi Binar. Kenapa ia tidak bisa menahan diri untuk tidak KDRT agar keduanya tidak sampai meninggalkannya?

Di lain sisi, di kamarnya, Nurma tampak linglung. Kamarnya jadi terlihat lebih luas karena kasur busa nan empuk di sudut depan sudah Suci angkut dan berakhir dibakar. Malahan sampai sekarang, pembakaran kasurnya belum padam. Sementara di meja sebelah jendela, kosmetiknya hanya tersisa sedikit karena sebagian besarnya juga turut dibakar. Termasuk alasan lemari kamarnya dalam keadaan terbuka, kenyataan tersebut juga masih karena sebagian isinya turut dibakar. Intinya, semua barang yang ia terima dari Suci, sudah berakhir dibakar di depan rumah. Pemandangan yang juga sudah langsung menjadi tontonan sekaligus bahan gosi*p hangat tetangga maupun semua yang melihat.

Bengong, itulah yang orang tuanya Budi lakukan. Ibu Syamsiah duduk sambil bersandar pada dinding persis menghadap di mana sebelumnya televisi berada. Televisi LED dan dalam ingatan ibu Syamsiah masih menghiasi dinding di hadapannya.

“Televisi 40 inc-ku. Enggak bisa nonton gos*ip lagi. Enggak bisa nonton sinetron lagi ...,” lirih ibu Syamsiah sambil menopang dagunya menggunakan kedua tangan. Ibu Syamsiah merasa sangat kehilangan.

“Bu, ini makanan sama barang-barang yang dari kulkas enggak diberesin?” seru pak Munasir dari dapur. Kebetulan, sekadar gorden penutup pintu karena di sana tidak ada pintu pembatas, sampai Suci ambil kemudian bakar di depan dan sampai sekarang masih belum padam. Jadi, meski jarak mereka agak jauh, baik pak Munasir maupun ibu Syamsiah, bisa melihat satu sama lain dengan jelas.

“Nurmaaaa, dapur jangan lupa diberesin. Habis ini kamu juga harus cari kerja. Biar bisa bantu ekonomi keluarga!” cerewet ibu Syamsiah.

“Bantu ekonomi keluarga? Dikiranya aku pant*i sosial!” kesal Nurma dalam hatinya. “Dasar mertua cerewet!” gunjing Nurma sambil memijat-mijat kepalanya yang masih dibungkus handuk.

Nurma memang baru beres membersihkan diri dan membuat tubuhnya kembali wangi tanpa adanya aroma selokan apalagi lumpurnya yang hitam pekat lagi.

“Bud, mandinya cepet. Cari duit soalnya beras tinggal dua kilo. Dua kilo saja enggak cukup buat sehari karena perut orang sini, perut silu*man!” teriak ibu Syamsiah, untuk ke sekian kalinya. Baru dua hari ditinggal Suci yang biasanya ia minta biaya ini itu, kepalanya sudah panas, gatal, sekaligus pusing.

***

Sehari berselang, Suci yang baru pulang kerja dikejutkan oleh kedatangan Budi ke rumah ibu Manis. Tampak Budi yang memangku Binar dan kenyataan tersebut membuat Suci nelangsa. Waktu menunjukkan tepat pukul delapan malam ketika Suci memastikannya di arloji putih yang menghiasi pergelangan tangan kirinya.

“Sebo*broknya mas Budi, ke Binar dia memang cukup peduli ... sebenarnya mas Budi sayang ke Binar asal enggak dikompor-komporin sama Nurma apalagi ibu Syamsiah!” batin Suci. Namun, hati kecilnya mendadak berkata, “Kalau Budi benar-benar peduli apalagi sayang, dia enggak mungkin menod*adi hubungan kalian. Karena kalau Budi beneran sayang, harusnya dia mengedepankan kebahagiaan kalian karena biar bagaimanapun, Binar juga enggak bisa jauh dari kamu maupun papahnya. Harusnya Budi hanya fokus ke kalian, tanpa pihak lain apalagi Nurma, meski di masa lalu, Nurma dan Budi, ... mantan.”

“Iya, Budi itu bapak zalim. Kecuali kalau dia mau mengubur masa lalunya dan Nurma, kemudian fokus kepada kami. Lah ini, dia bahkan tetap tunduk ke ibunya!” batin Suci lagi sengaja mengantongi kunci motornya di kantong tas paling dalam.

Suci terlalu parno, takut Budi nekat merebut kunci motor sekaligus motornya. Karena Suci tahu, Budi kewalahan jika harus menanggung biaya hidup sendiri. Ada dua orang tua, ada Nurma, juga dua anak Nurma yang hobi makan, selain keduanya yang juga sudah sekolah. Sementara sejauh ini kita sama-sama tahu, jajan bocah termasuk anak sekolah saja tidak cukup sedikit. Belum lagi Al dan El anak Nurma, sudah terbiasa dimanja. Bukan hanya keduanya yang hobi makan dan memiliki tubuh besar mirip nangka matang. Karena efek terlalu dimanjakan hanya karena keduanya laki-lagi, keduanya sangat ceme*n alias paya*h. Apa-apa serba tidak bisa. Makan saja masih disuapi, mandi masih harus dimandikan, sementara tidur selalu ngompol jika tidak pakai popok sekali pakai. Tentu keadaan ini efek salah didik. Budaya hidup gaya padahal aslinya makan saja susah.

Budi buru-buru pergi dan tampak sengaja menghindari Suci. Suci sendiri sengaja tidak menyapa dan sudah langsung ceria setelah ia ada di hadapan Binar.

“Assalamu'alaikum Binar, Sayangnya Mamah yang cantiknya mirip Elsa?” manis Suci yang sampai detik ini masih memakai cadar.

Luka-luka di wajah Suci masih belum sembuh. Mata kirinya saja masih belum bisa melihat normal. Pandangan mata kiri Suci cenderung kabur dan tak jarang buram.

“Waalaikum salam, Mamah.” Binar menyalami tangan kanan Suci dengan takzim. Kemudian, ia sengaja menengadah.

“Eh Sayang, kalung, anting, cincin, gelang kamu, ... ini pada ke mana?” Suci mulai panik. Ada dua gelang emas, empat cincin, anting, juga kalung lengkap dengan liontin Elsa frozen kesukaan Binar. “Disimpen nini(nenek)?”

Binar yang masih menengadah hanya untuk menatap kedua mata Suci berkata, “Tadi dilepas sama Papah. Kata Papah, disimpen sama Papah, takut hilang.”

Detik itu juga tubuh Suci seolah dipanggang. Kepala Suci benar-benar panas, dan kedua tangannya refleks mengepal kencang. “Mas BUDIONO balikin perhiasan anakku!” jerit Suci sudah langsung histeris. Ia refleks lari menyusul Budi yang ia pergoki sudah nyaris sampai motor bebek hitam tak jauh dari motornya.

Ibu Manis yang kebetulan sedang memasak sup ayam dan awalnya akan mencicipi rasa supnya, buru-buru urung kemudian mematikan kompornya. Ia melangkah buru-buru keluar dan bermaksud memastikan lantaran suara Suci terdengar sangat emosi memanggil nama Budi.

“Dasar Bapak zalim, balikin perhiasan anakku!” kesal Suci. Dengan cekatan ia merebut kunci motor Budi yang baru pria itu masukkan ke lubang kunci. Kenyataan yang sudah langsung membuat Budi menatapnya murka.

“Balikin kunci motornya!” tuntut Budi.

Ibu Manis yang akhirnya keluar, buru-buru membawa Binar masuk. Ia sengaja mengunci Binar di kamar, sementara ia buru-buru keluar demi melerai Budi dan Suci yang sama-sama keras di halaman depan.

“Balikin dulu perhiasan anakku!” tegas Suci lirih sekaligus bergetar saking emosinya.

Plaaaak!!

Tamp*aran panas menjadi balasan dari tangan kanan Budi ke pipi kiri Suci hingga Suci langsung sempoyongan. Sementara ibu Manis yang melihat semata-mata dari depan pintu sudah langsung histeris sambil buru-buru lari

Terpopuler

Comments

Ida Ulfiana

Ida Ulfiana

ya alloh bapak gendeng setan bener tu laki

2024-05-16

0

Nurmiati Aruan

Nurmiati Aruan

bapak duraleks ini

2024-02-09

1

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

dasar bapak gendeng edan zolim

2024-01-01

3

lihat semua
Episodes
1 1 : KD-RT dan Pernikahan Suamiku
2 2 : Melarikan Diri Dan Mencari Bantuan
3 3 : Berjuang Mendapatkan Hak Asuh Anak
4 4 : Disidang
5 5 : Istri Sekaligus Menantu Pembawa Si-al
6 6 : Pulang
7 7 : Se*rangan Balik
8 8 : Bapak Zalim
9 9 : POLISI
10 10 : Hukuman Nyata
11 11 : Khawatir
12 12 : Drama Pun Dimulai
13 13 : Kebohongan Nurma dan Kerinduan Binar Kepada Sang Papah
14 14 : Permohonan Binar
15 15 : Syarat
16 16 : Demi Binar
17 17 : Budi yang Siap Menceraikan Nurma
18 18 : Kehamilan Nurma
19 19 : Pemberontakan Sekaligus Peringatan Keras Dari Binar
20 MOHON PERHATIAN
21 20 : Wanita Tangguh
22 21 : Main Cantik
23 22 : Sandiwara dan Melepas Tanggung Jawab
24 23 : Habis Manis Sepa Dibuang
25 24 : KDRT Bukan Penyelesai Masalah Dalam Rumah Tangga
26 25 : Jatah, Kewajiban, dan Juga Hak
27 26 : Kita : Aku, Mamah, Dan Papah
28 27 : Berkas Perceraian
29 28 : Fitnah Keji
30 29 : PECAH!
31 30 : Belum Baik-Baik Saja
32 31 : Balas Dendam
33 32 : Bukan Suci Apalagi Binar, Tapi Nurma!
34 33 : Paket dan Denda
35 34 : Tiga Ratus Juta
36 35 : Akan Menjadi Lembaran Baru
37 36 : Sepri dan Kedekatannya Dengan Binar
38 37 : Janda Terlarang
39 38 : Budi Dan Gaya Selangitnya
40 39 : Kekecewaan Sekaligus Kebencian
41 40 : Lembaran Baru
42 41 : Perkara Jatuh Bareng
43 42 : Awalnya Serius, Tapi ....
44 43 : Di Sepertiga Malam
45 44 : Langsung Diiyain Saja!
46 45 : Pasangan Impian
47 46 : Seprimen
48 47 : Terguncangnya Mental Budi
49 48 : Mirip Mantra
50 49 : Mirip Keluarga Bahagia
51 Novel : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
52 50 : Terancam Lumpuh, Katarak, Bahkan Buta!
53 51 : Obrolan Hangat Dengan Calon Mertua
54 52 : Mulai Menyiapkan Restu
55 53 : Tidak Boleh Menikah Lagi!
56 54 : Jangan Dipaksa, Pelan-Pelan
57 55 : Cinta Boleh, Tapi Jangan Gobl09!
58 56 : Ikatan Spesial
59 57 : Yang Namanya Kebahagiaan
60 58 : Mamah Suci Jadi-Jadian
61 59 : Memohon Restu Kepada Bapak Kandung Suci
62 60 : Ba*nting, Polisikan
63 61 : Mulai Dekat Dengan Calon Mertua
64 62 : Terlalu Bahagia
65 63 : Kita Berhak Bahagia!
66 64 : Mulai Tebar Pesona
67 65 : Ini Belum Apa-Apa!
68 66 : Memohon Restu
69 67 : Rencana Perjodohan?
70 68 : Elena
71 69 : Mengenai Jodoh
72 70 : Mencintai Dengan Sempurna
73 71 : Membeli Keperluan Pernikahan
74 72 : Ke Rumah Budi
75 73 : Undangan Pernikahan Dan Sepenggal Masa Lalu
76 74 : Air Mata Bahagia
77 75 : Pernikahan Impian
78 76 : Setelah SAH!
79 77 : Ayo, Mas!
80 78 : Dinas Malam
81 79 : Penuh Cinta
82 80 : Kekhawatiran Anak yang Tak Sempurna
83 81 : Optimis Dan Jadi Lebih Semangat
84 82 : Pasca KDRT : Trauma dan Kebahagiaan yang Senantiasa Ada
85 83 : Jadi Makin Bahagia
86 84 : Selingkuh?
87 85 : Semuanya Sempurna
88 86 : Senam Hamil
89 87 : Belanja Keperluan Lahiran
90 88 : Penyakit Selingkuh
91 89 : Kabar yang Telanjur Viral
92 90 : Karma?
93 91 : Kelanjutan Kabar Nurma dan Budi
94 92 : Hukuman yang Paling Cocok
95 TAMAT
96 Novel Ojan dan Novel Aqwa
97 Novel Brandon : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
98 Novel : Serangan Balik Dokter Terbaik
99 Novel : Mendadak Menikahi Mantan
100 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
101 Novel Binar : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
102 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
103 Novel Kakeknya Ojan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
1 : KD-RT dan Pernikahan Suamiku
2
2 : Melarikan Diri Dan Mencari Bantuan
3
3 : Berjuang Mendapatkan Hak Asuh Anak
4
4 : Disidang
5
5 : Istri Sekaligus Menantu Pembawa Si-al
6
6 : Pulang
7
7 : Se*rangan Balik
8
8 : Bapak Zalim
9
9 : POLISI
10
10 : Hukuman Nyata
11
11 : Khawatir
12
12 : Drama Pun Dimulai
13
13 : Kebohongan Nurma dan Kerinduan Binar Kepada Sang Papah
14
14 : Permohonan Binar
15
15 : Syarat
16
16 : Demi Binar
17
17 : Budi yang Siap Menceraikan Nurma
18
18 : Kehamilan Nurma
19
19 : Pemberontakan Sekaligus Peringatan Keras Dari Binar
20
MOHON PERHATIAN
21
20 : Wanita Tangguh
22
21 : Main Cantik
23
22 : Sandiwara dan Melepas Tanggung Jawab
24
23 : Habis Manis Sepa Dibuang
25
24 : KDRT Bukan Penyelesai Masalah Dalam Rumah Tangga
26
25 : Jatah, Kewajiban, dan Juga Hak
27
26 : Kita : Aku, Mamah, Dan Papah
28
27 : Berkas Perceraian
29
28 : Fitnah Keji
30
29 : PECAH!
31
30 : Belum Baik-Baik Saja
32
31 : Balas Dendam
33
32 : Bukan Suci Apalagi Binar, Tapi Nurma!
34
33 : Paket dan Denda
35
34 : Tiga Ratus Juta
36
35 : Akan Menjadi Lembaran Baru
37
36 : Sepri dan Kedekatannya Dengan Binar
38
37 : Janda Terlarang
39
38 : Budi Dan Gaya Selangitnya
40
39 : Kekecewaan Sekaligus Kebencian
41
40 : Lembaran Baru
42
41 : Perkara Jatuh Bareng
43
42 : Awalnya Serius, Tapi ....
44
43 : Di Sepertiga Malam
45
44 : Langsung Diiyain Saja!
46
45 : Pasangan Impian
47
46 : Seprimen
48
47 : Terguncangnya Mental Budi
49
48 : Mirip Mantra
50
49 : Mirip Keluarga Bahagia
51
Novel : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
52
50 : Terancam Lumpuh, Katarak, Bahkan Buta!
53
51 : Obrolan Hangat Dengan Calon Mertua
54
52 : Mulai Menyiapkan Restu
55
53 : Tidak Boleh Menikah Lagi!
56
54 : Jangan Dipaksa, Pelan-Pelan
57
55 : Cinta Boleh, Tapi Jangan Gobl09!
58
56 : Ikatan Spesial
59
57 : Yang Namanya Kebahagiaan
60
58 : Mamah Suci Jadi-Jadian
61
59 : Memohon Restu Kepada Bapak Kandung Suci
62
60 : Ba*nting, Polisikan
63
61 : Mulai Dekat Dengan Calon Mertua
64
62 : Terlalu Bahagia
65
63 : Kita Berhak Bahagia!
66
64 : Mulai Tebar Pesona
67
65 : Ini Belum Apa-Apa!
68
66 : Memohon Restu
69
67 : Rencana Perjodohan?
70
68 : Elena
71
69 : Mengenai Jodoh
72
70 : Mencintai Dengan Sempurna
73
71 : Membeli Keperluan Pernikahan
74
72 : Ke Rumah Budi
75
73 : Undangan Pernikahan Dan Sepenggal Masa Lalu
76
74 : Air Mata Bahagia
77
75 : Pernikahan Impian
78
76 : Setelah SAH!
79
77 : Ayo, Mas!
80
78 : Dinas Malam
81
79 : Penuh Cinta
82
80 : Kekhawatiran Anak yang Tak Sempurna
83
81 : Optimis Dan Jadi Lebih Semangat
84
82 : Pasca KDRT : Trauma dan Kebahagiaan yang Senantiasa Ada
85
83 : Jadi Makin Bahagia
86
84 : Selingkuh?
87
85 : Semuanya Sempurna
88
86 : Senam Hamil
89
87 : Belanja Keperluan Lahiran
90
88 : Penyakit Selingkuh
91
89 : Kabar yang Telanjur Viral
92
90 : Karma?
93
91 : Kelanjutan Kabar Nurma dan Budi
94
92 : Hukuman yang Paling Cocok
95
TAMAT
96
Novel Ojan dan Novel Aqwa
97
Novel Brandon : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
98
Novel : Serangan Balik Dokter Terbaik
99
Novel : Mendadak Menikahi Mantan
100
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
101
Novel Binar : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
102
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
103
Novel Kakeknya Ojan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!