Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
Sepasang bola mata biru itu mulai menatap wanita yang duduk di sampingnya, Arland yang telah membuka matanya mulai memperhatikan sosok wanita yang hanya diam di sampingnya.
Arland sebenarnya masih bingung, dirinya ada di mana, tapi jika diperhatikan pada bagian langit-langit kamar ruangan ini seperti ruangan kamar rumah sakit.
Arland masih menatap pada sosok wanita yang ada di sampingnya. Wanita ini terlihat pendiam sekali.
Sebenarnya Arland merasa jika tubuhnya masih sangat terasa lemah, tapi entah mengapa dengan adanya sosok wanita yang berada di sampingnya membuat Arland merasa sedikit terhibur.
Naya yang dipandang oleh Arland masih belum menyadarinya, dan kini Naya mulai melihat suaminya lagi, Naya benar menatap Arland, dan keduanya benar saling menatap.
Deg...
Seketika itu Naya jadi terbelalak.
" Mas Arland, mas sudah sadar?. " Naya sangat terkejut.
Naya bangkit dari duduknya, Naya ingin memastikan jika yang dilihatnya ini memang nyata adanya.
" Mas Arland, kamu benar sudah sadar mas?. " bahkan bola mata Naya sudah berkaca-kaca.
Rita dan Mika langsung berdiri, sepasang ibu dengan putrinya itu sangat terkejut dengan apa yang didengarnya. Dan dengan sangat tergesa-gesa mereka berdua mulai menghampiri Arland.
" Aku benar-benar senang mas, akhirnya kamu sadar juga. " bahkan Naya telah menjatuhkan air mata bahagianya.
" Ya ampun Arland, kamu sudah sadar nak?. " seru Rita.
" Kak Arland, ya ampun akhirnya kakak sadar juga, apa kak Arland tahu kalau kakak itu sudah delapan hari koma loh?. " layaknya seorang adik yang terlihat sangat menantikan kesadaran sang kakak itulah yang dilakukan oleh Mika.
Keadaan ini sungguh tak disangka, Arland yang selama koma selalu dinantikan kesadarannya kini benar membuka kedua matanya.
Naya yang melihat suaminya sadar seperti ini masih sangat tak percaya, bahkan suaminya Arland masih terus menatapnya.
Semakin deras saja air mata Naya, Naya menangis bahagia, bahagia karena suaminya Arland telah lewat dari tidur panjangnya.
Sudah semenjak awal Arland mengernyitkan keningnya, semenjak sosok wanita ini memanggilnya dengan panggilan mas.
Arland bingung, sebenarnya siapa wanita ini, mengapa ia memanggil dirinya dengan panggilan mas, seolah dirinya adalah suaminya, bahkan wanita ini menangis, menangis bahagia.
Rita sang mama sambung mengelus kepala Arland.
" Mama sangat senang akhirnya kamu sadar juga nak, mungkin saat ini kamu sedang bingung, tapi setelah dokter datang dan memeriksa keadaanmu kamu tidak akan bingung lagi. " ujar Rita karena Rita melihat raut kebingungan pada Arland.
Sebenarnya yang Arland bingungkan bukanlah keadaannya akan tetapi sosok wanita yang memanggilnya dengan panggilan mas.
Ceklek...
Pintu masuk itupun kembali dibuka, dan ternyata yang datang adalah dokter Ridwan bersama susternya.
Dokter Ridwan mendekat dengan tergopoh-gopoh.
Naya mulai mengusap lelehan air matanya, Naya ingin tahu hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter yang menangani suaminya.
" Akhirnya tuan Arland sadar juga, ini di luar prediksi saya, permisi dulu ya tuan, saya akan memeriksa keadaan tuan Arland dulu. " seru dokter Ridwan dengan ramah.
Tak menunggu waktu berlama-lama, dokter Ridwan mulai memeriksa Arland, jujur dokter Ridwan masih tak menyangka, padahal di hari kemarin tuan Arlandnya tak menunjukkan adanya perkembangan apapun.
Dengan sangat hati-hati dokter Ridwan memeriksa Arland, sepertinya tubuh Arland sedikit berbeda dari kebanyakan orang, sepertinya tubuh Arland cenderung main rahasia saat diperiksa sehingga jika tidak sangat hati-hati kemungkinan ada sesuatu yang telah dilewatkan.
Dengan masih diperiksa, Arland masih terus menatap sosok wanita yang telah memanggilnya mas. Arland merasa ada yang aneh, sepertinya wanita ini telah menganggap dirinya lebih.
Naya jadi harap-harap cemas, semoga saja kali ini dokter Ridwan memberikan kabar baik.
" Bagaimana dok?, Arland sudah sembuh?. " tanya Rita.
Dokter Ridwan menurunkan alat pemeriksaannya.
" Ini benar-benar sebuah keajaiban nyonya, kondisi tuan Arland sudah sangat membaik, saya benar-benar tidak menyangka jika kondisi tuan Arland akan sepulih ini. " terang dokter Ridwan karena itulah yang didapat dari hasil pemeriksaannya.
" Mungkin hanya keadaan tubuh tuan Arland masih lemas, itu wajar karena selama beberapa hari terakhir ini tuan Arland hanya diam di atas ranjang kasur. " lanjut dokter Ridwan.
Senyuman bahagia sangat nampak jelas di wajah cantik Naya, akhirnya dokter memberikan kabar baik juga tentang keadaan suaminya.
" Kamu dengar itu kan Arland?, keadaan kamu sudah membaik. " seru Rita.
" Iya kak Arland, ayo kakak harus cepat-cepat sembuh total, rasanya rumah jadi sepi kalau tidak ada kak Arland. " padahal yang Mika inginkan adalah jatah bulanan yang sering diberikan Arland.
Naya mulai mendekati sang suami Arland, wanita yang tengah hamil muda itu ingin berbicara dengan suaminya.
Menyadari Naya yang sudah mendekati suaminya, membuat dokter Ridwan berpindah posisi dari dekat Arland.
" Mas Arland, aku benar-benar bahagia, setidaknya mas sudah menuju ke masa pemulihan, aku sangat bahagia mas. " ucap Naya kemudian wanita itu mulai menyentuh lengan Arland.
" Mas aku... "
Masih belum selesai Naya mengucapkan kalimatnya, Arland langsung menarik lengannya dari sentuhan Naya.
" Siapa kamu?. " tanya Arland.
Deg...
Dalam seketika semuanya menjadi terdiam.
Mendengar seruan suaminya membuat Naya jadi tertegun, apa maksud suaminya, mengapa suaminya malah menanyakan siapa dirinya.
" Mas, aku Naya, istri kamu mas. " sahut Naya.
" Istri?... aku tidak punya istri. " bantah Arland.
" Aku masih belum menikah, jadi aku tidak mungkin punya istri. " tegas Arland.
Dalam seketika hati Naya menjadi terhenyak, apa maksud suaminya, mengapa suaminya Arland malah tak menganggapnya sebagai istri.
Yang lainnya menjadi saling menatap, termasuk dokter Ridwan, tapi dokter Ridwan sudah bisa memprediksi apa yang telah terjadi pada tuan Arlandnya.
" Mas, bagaimana mungkin kamu tidak mengenaliku?, aku ini istri kamu mas, aku Naya istri kamu. " seru Naya yang berusaha menjelaskan.
" Sudah cukup Naya, jangan kamu lanjut bicara lagi, apa kamu tidak lihat kondisi Arland masih belum benar-benar sehat?. " ucap Rita, Rita tak ingin Naya mengucapkan apapun lagi.
Keadaan malah menjadi tegang, Naya sebagai istri dari Arland merasa sangat terpojok, berhari-hari dirinya menantikan suaminya Arland agar segera sadar, tetapi ketika suaminya sadar malah tak mengingatnya sama sekali. Ada apa dengan suaminya Arland, mengapa suaminya malah seperti orang yang tak mengenali istrinya sendiri.
" Maafkan saya nyonya, sepertinya tuan Arland mengalami hilang ingatan atau amnesia. " seru dokter Ridwan.
" Hilang ingatan dok?, maksud dokter suami saya tidak ingat pada istrinya sendiri?. " sahut Naya bahkan kali ini kedua bola matanya kembali berkaca-kaca.
" Nyonya, ini masih prediksi saya, saya masih akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam lagi, saya harus memeriksa apakah tuan Arland mengalami hilang ingatan permanen atau hanya sementara. " jelas dokter Ridwan.
Semakin hancurlah hati Naya dibuatnya, bahkan saat ini tubuhnya seolah luruh. Naya kembali menangis, baru saja dirinya merasa sangat bahagia karena suaminya telah sadar, tapi kini kebahagiaannya malah berubah menjadi duka di hatinya.
Apakah seperti ini nasib yang harus diterimanya, suaminya Arland sama sekali tak menganggapnya sebagai istri.
Dengan masih berderai air mata, Naya memperhatikan suaminya.
" Sudah, jangan sok-sokan nangis, dasar lebay. " ujar Mika.
Tentu saja ucapan Mika membuat dokter Ridwan dengan sang suster yang mendengarnya cukup terkaget, Mika berujar seolah seperti orang yang memusuhi kakak iparnya sendiri.
" Mas Arland, benarkah mas tidak ingat aku hiks...? aku ini istri kamu mas Naya hiks... lihat aku, aku ini istri kamu mas hiks... " bagi orang yang memiliki hati pasti merasa sangat pilu mendengar isak tangis Naya.
Melihat wanita yang bernama Naya menangis seperti ini jujur membuat Arland merasa sangat iba, entah mengapa hatinya juga merasa terluka, tapi Arland sama sekali tidak mengingat siapa Naya.
" Sudah Arland, kamu jangan terlalu pedulikan dia, dia ini pembantu di rumah kita. "
Deg...
" Jadi kamu jangan terlalu khawatir. " begitu mudahnya Rita yang berbicara.
" Iya kak Arland, kakak jangan terlalu memusingkan dia, sudah biarkan saja dia mau apa. " timpal Mika juga.
Air matanya yang mengalir dengan begitu derasnya mendadak jadi terhenti. Naya menatap tak percaya pada mama mertua dan adik iparnya. Pembantu, apa maksudnya dengan pembantu. Dirinya bukanlah pembantu, tapi istri sah dari Arland.
" Ma, Naya bukan pembantu, tapi Naya istrinya mas Arland ma. " seru Naya agar mama mertuanya ini tak asal bicara.
" Dokter Ridwan, pasti dokter bingung kenapa saya menyebut Naya sebagai pembantu kan?. " bukannya menjawab Naya, Rita malah berbicara pada dokter Ridwan.
" Iya dok, dulu Naya itu pembantu di rumah saya, seperti itulah intinya dok. " Rita mengatakannya dengan singkat.
Dokter Ridwan sudah bisa menangkap apa maksud dari nyonya Ritanya. Mungkin dulu nyonya Naya pernah bekerja menjadi pembantu di rumah tuan Arland, sehingga ketika tuan Arland tidak bisa mengingat siapa nyonya Naya sebenarnya karena sebagian ingatan tuan Arland akan nyonya Naya telah hilang.
Menjadi semakin tersayat hati Naya, mama mertua dengan adik iparnya seperti manusia yang tak punya hati. Seharusnya mereka berdua mengatakan yang sebenarnya jika dirinya adalah istri Arland bukan pembantunya. Entah dari mana mama mertuanya sampai punya pikiran seperti itu, membuat kebohongan yang bisa membuat Arland semakin tak menganggap istrinya.
Naya tak tahu harus bersikap bagaimana, di ruangan ini sama sekali tak ada seorang pun yang bisa membela dirinya. Dan sosok pria yang selama ini selalu ada untuknya malah menjadi orang yang merasa enggan padanya.
Hati sangat terluka, benar-benar terluka. Ini tak bisa dibiarkan, kesalahpahaman ini harus dihentikan.
Bersambung...........
❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments