“Thank you, Mommy !!”
Kedua anak sempat berpamitan dengan Michella dan Diavolo, lalu melangkah masuk ke dalam sekolah. Mereka terlihat sangat senang dan bersemangat, saat berangkat ke sekolah di antar oleh Mommy mereka. Di tambah, Michella membuatkan bekal makan siang, yang membuat kedua anak itu menjadi tambah semangat.
Michella dan Diavolo pun masuk ke dalam mobil, dan penampilan Michella kali ini sangat berbeda jauh dari sebelumnya, karena dia menggunakan pakaian cukup tertutup dan menggunakan jaket hoodie, serta syal. Tingkah dari Diavolo benar-benar membuatnya merasa panas dan berkeringat.
“Kalau saja, tanda yang kau berikan tidak sebanyak ini, aku tidak perlu repot-repot menggunakan jaket dan syal.” Celetuk Michella yang merasa gerah, kepanasan akibat pakaiannya sendiri. Itupun semua hanya demi menutupi tanda yang di buat oleh Diavolo. Bahkan kedua anaknya sempat mempertanyakan mengenai pakaian ibunya yang sangat tertutup.
Diavolo terkekeh pelan, “Tidak apa, lagipula jika Fael atau Riel membuka pakaianmu, dan melihat tanda yang aku buat. Itu berarti, kau sudah milikku secara sah.” Ujar Diavolo dengan bangga.
“Jika kau memikirkan masalah sah atau tidak, kenapa tidak sekalian menikahiku ?!”
“Ahh~ sepertinya Mommy tidak sabar untuk segera menikah denganku, baiklah sayang aku akan menyewa gedung dan undangannya segera.”
“Eh.. Bukan.. Maksudku.. Argh !! Lupakan !! Antarkan aku ke rumah, sekarang !!”
Diavolo tertawa puas melihat Michella kini gelagapan karena ucapannya sendiri, well, Diavolo tidak salahkan ?? Dia hanya menuruti perkataan dari Michella mengenai pernikahan, dan Diavolo siap selalu jika Michella menginginkan pernikahan segera mungkin.
“Bukankah, kau ingin berbelanja ?? Aku antarkan sekalian.”
Michella menjadi teringat akan keinginannya untuk berbelanja dan menyuruh Diavolo mengantarnya berbelanja.. Tapi, tunggu sebentar.. Bukankah Michella belum mengatakan apapun mengenai ini ?? Apakah bajingan di sampingnya ini benar-benar mampu membaca pikirannya ?? Gawat, jika memang benar. Semalam saat melakukan hubungan badan, sudah berapa kali Michella memuji bajingan itu, bisa-bisa Diavolo menggodanya terus menerus selama seharian penuh.
“Bukankah, kau harus pergi bekerja ??”
“Aku bos mereka, aku bisa pergi kapanpun yang aku mau.” Ujar Diavolo dengan sangat bangga.
“Hanya karena kau bos, bukan berarti kau bisa seenaknya sendiri. Tidak apa, aku bisa menyetir mobil, dan berbelanja sendiri.”
“Dan membiarkan lelaki bajingan mendekatimu ?? Ah tidak, ratuku sayang.. Aku tahu seberapa populer namamu, dan berapa banyak pria yang mengincarmu. Dengan membiarkanmu sendiri selama satu menit, mereka pasti sudah mengerubungimu.”
Michella menghela nafasnya berat, “Aku sudah memutuskan hubungan dengan mereka.”
“Apakah mereka benar-benar sudah bisa melepaskanmu ??”
“Apa kau cemburu ??”
“Aku tidak suka berbasa-basi, jadilah aku mengakuinya. Ya, aku cemburu.” Ujar Diavolo dengan nada tidak suka, dia benar-benar benci jika ada siapapun lelaki yang berusaha mendekati ratu kesayangannya itu.
Michella bisa merasakan suasana dari Diavolo dengan aura yang berbeda, dan terlihat jauh lebih mencekam dari sebelumnya. Sepertinya Diavolo benar-benar serius tidak menyukai Michella yang dekat dengan begitu banyak lelaki.
“Baiklah, jika kau mau menemaniku berbelanja. Kita bisa langsung ke lokasi supermarket.” Ujar Michella yang tidak ingin memperpanjang masalah.
“Tapi, jangan salahkan aku jika sedikit lama berbelanja. Karena banyak bahan makanan yang harus aku beli.” Ujar Michella yang menunjukkan daftar belanjaan yang harus dia beli, dan memang sangat banyak. Karena Michella biasa membeli untuk beberapa bulan ke depan, dan Michella sering memasak untuk anak-anaknya.
Biasanya Michella hanya memasak untuk dirinya dan anak-anak. Tapi dia memperbolehkan pelayan memasak menggunakan bahan makanan yang sama, dia tidak pernah mempermasalahkan jika para pelayan memasak menggunakan ikan, ayam atau daging sapi sekaligus. Jadilah, dia membeli banyak bahan makanan.
“Tidak apa, tapi jangan salahkan aku yang akan selalu memintamu untuk membuatkan masakan untukku.”
“Kau menyukai makananku ??”
“Sangat, dan sepertinya aku tidak salah memilihmu untuk menikah denganku.”
“Berhentilah memberikan rayuan basi itu.”
Percakapan keduanya sejenak membuat suasana kembali berubah menjadi lebih baik, Michella memberikan alamat tempat belanjaan yang biasa dia pilih. Diavolo tersenyum, betapa cerdiknya ratunya itu. Dia memilih tempat belanjaan yang sangat lengkap, dengan kondisi daging dan sayuran yang segar.
Tidak lama, mereka sampai di tempat yang di tuju. Diavolo mencari parkiran yang dekat dengan pintu masuk dan keluar, mempermudah mereka memasukkan belanjaan ke dalam mobil. Setelah itu, keduanya keluar dari mobil dan masuk ke dalam supermarket yang saat itu tidak terlalu ramai suasananya.
Diavolo mengambilkan trolly belanja, dan mendorongnya mengikuti dari belakang, sementara Michella sendiri membaca daftar belanjaannya sembari melihat sekeliling, mencari bahan makanan yang dia tulis. Sementara Diavolo setia mengikutinya dari belakang, sembari sesekali memerhatikan beberapa rak yang berisikan beberapa bumbu masakan.
“Apakah kau masih menyukai daging barbeque ?? Ratuku.”
Michella yang memegang botol bumbu, menoleh ke arah Diavolo yang memperhatikan bumbu daging panggang barbeque.
“Masih, hanya saja aku jarang sekali memasak. Lagipula memanggang daging akan memakan waktu lama, aku terkadang tidak sempat memasak.” Ujar Michella tidak memperdulikan panggilan ratu yang di ucapkan oleh Diavolo. Lagipula nickname yang diberikan Diavolo, membuat Michella merasa sangat dihargai dan di puji sebagai seorang perempuan.
Diavolo kemudian mengambil bumbu barbeque itu, dan memasukkannya ke dalam trolly belanja. Michella yang juga memasukkan bumbu ke dalam trolly, menatap bingung.
“Kenapa kau memasukkan bumbu barbeque ??”
“Rahasia, ratuku~” Ujar Diavolo dengan usil.
Michella tidak berbicara apapun, dan memalingkan wajahnya melihat bungkus bumbu lainnya. Seakan bersifat cuek dan acuh, padahal wanita itu sedang menetralkan jantungnya yang berdetak tak karuan. Semakin lama dia mendengarkan panggilan ratu yang di sebutkan oleh Diavolo, membuat Michella semakin salah tingkah. Apalagi Diavolo tidak hanya di mulut saja, melainkan perlakuannya benar-benar membuat perempuan manapun akan takluk di tangannya. Tapi Michella tidak mungkin akan rela, jika perempuan lain di hati Diavolo.
Sementara Diavolo hanya terkekeh dalam hatinya, dia tahu wanita kesayangannya itu sedang menyembunyikan salah tingkahnya. Rasanya Diavolo ingin menggoda terus ratu kesayangannya. Diavolo berjanji dalam hatinya, lelaki manapun yang berusaha merebut ratu kesayangannya, maka Diavolo tidak akan segan-segan membunuhnya tanpa berfikir panjang. Michella adalah satu-satunya ratunya, hanya miliknya saja. Itulah yang ada di dalam hati dan pikiran Diavolo mengenai kekasihnya itu.
“Ratuku sayang~ jangan marah~ aku akan membiarkanmu menjadi pihak atas nanti malam~”
“Argh !! Diamlah !! Kau bajingan !!”
Diavolo tertawa geli mendengarkan perkataan dari Michella yang sepertinya benar-benar malu dengan perkataan dari lelaki brengsek itu, terutama mengingat kejadian malam tadi. Argh !! Kenapa sih, Diavolo tidak membiarkannya mabuk saja ?! Membuat Michella mengingat semalam, bagaimana mata lelaki itu memandangi tubuhnya dengan posisi telanjang bulat. Oh Tuhan, Michella baru kali ini melakukan hubungan tubuh tanpa dikuasai oleh alkohol. Sebenarnya dulu pernah dia melakukannya dengan sadar bersama Diavolo...
Saat pembuatan Cathina dan Catholo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments