Kedua anak itu terlihat sangat senang, menikmati makanan yang ada di depan mereka. Sementara di seberang meja, terlihat Michella dan Diavolo memperhatikan kedua putra dan putri mereka yang asyik menikmati steak di depan mereka. Wajar saja, ini adalah restoran steak paling enak dan mahal, bisa dikatakan restoran terbaik, bintang lima dengan harga yang tidak main-main. Tapi bagi Diavolo adalah hal kecil untuk bisa makan di restoran mewah itu.
Awalnya Michella menolak, tapi Diavolo terus membujuk kedua anak itu. Benar-benar lelaki licik, dia membujuk kedua anak itu agar mau makan di restoran itu, dan namanya anak kecil sudah pasti terbujuk akan makanan. Michella memang orang kaya, tapi dia tidak pernah berlebihan dalam memberikan makanan kepada anak-anaknya, terkadang dia memilih memasak untuk mereka dan jarang sekali makan di dalam restoran.
Tapi bajingan ini adalah lelaki kaya dengan entah berapa banyak uang di tabungannya sehingga dia begitu bermurah hati membiayai makanan mewah itu. Tidak hanya itu saja, bahkan ada beberapa hal yang membuat suasana di meja itu sedikit ricuh.
“Ayolah, ratuku.. Buka mulutmu.”
“Berhenti memanggilku ratu !! Dan aku bukan anak kecil yang butuh suapanmu !! Ini di depan umum, astaga..” Ujar Michella hampir tidak percaya.
Dia tahu, Diavolo adalah lelaki gila. Tapi dia tidak menyangka lelaki itu segila dan seberani itu dengan berusaha menyuapinya di hadapan umum. Oh demi Tuhan, apakah urat malu lelaki itu sudah terputus atau apa ?! Michella bahkan memerah malu, karena perlakuan dari Diavolo, sementara lelaki itu hanya terkekeh pelan.
“Ayolah, aku ingin memanjakanmu hari ini.”
“Argh !! Tidak !!”
“Baiklah, bagaimana jika.. Aku memanjakanmu di atas kasur nanti, sayang ??” Ujar Diavolo menaikkan alisnya nakal, Michella semakin memerah malu. Dia langsung menarik piring steak miliknya dari hadapan Diavolo dengan kesal.
“Terserah !! Aku mau makan !!”
Diavolo tertawa puas, dia bisa melihat wajah cantik nan indah itu sedang kesal dan emosi kepadanya. Entah kenapa menggoda wanitanya adalah hal yang sangat dia sukai. Ratu kesayangannya benar-benar menggemaskan, terutama saat sedang kesal, wajahnya akan memerah sama seperti saat sedang mabuk atau sedang melakukan hubungan tubuh. Diavolo penasaran bagaimana rasanya bercinta dengan ratunya saat sedang tidak mabuk.
Dia pasti akan mencobanya nanti.. Sudah pasti.
“Mom, aku lupa bicara padamu.” Ujar Catholo saat mengingat sesuatu.
“Sayang, lebih baik kau makan dulu. Kau bisa berbicara padaku, nanti.” Ujar Michella dengan lembut, dia hanya tidak ingin putranya tersedak saat sedang makan, karena berbicara.
Catholo menggelengkan kepalanya, “Aku takut, aku lupa berbicara nanti.”
Michella tersenyum, “Baiklah, katakan saja.. Ada apa sayang ??”
“Besok aku dan Cathina, harus membawa alat pewarna, crayon atau pensil warna..”
“Atau cat air.” Lanjut Cathina menelan makanannya.
“Tidak perlu khawatir, kalian makan saja.. Setelah ini kita ke mall, dan kalian bisa memilih pewarna yang kalian butuhkan untuk besok.” Ujar Diavolo dengan santai.
“Tidak perlu-”
“Dan aku tidak menerima penolakan, ratuku. Kalian nikmati saja makanan, nanti kita akan ke mall, oke ??”
“Oke..”
Kedua anak itu kembali melanjutkan makanan mereka, sementara Michella menatap tajam ke arah Diavolo, seakan bertanya melalui tatapannya itu apa sebenarnya niatmu ?? Dan di balas dengan jawaban tapi dengan suara yang kecil.
“Mereka anak-anakku, aku juga memiliki hak atas mereka.” Ujarnya dengan pelan, membuat Michella sedikit paham, mungkin saja Diavolo merasa bersalah meninggalkannya selama 6 tahun tanpa kabar yang membuat lelaki itu mencoba bertanggungjawab setelah kembali.
Setidaknya lelaki itu datang dan bertanggung jawab, meskipun terlambat muncul karena anak-anak mereka sudah cukup besar, dan entah apakah mereka akan menerima fakta jika lelaki di depan mereka adalah ayah kandung yang mereka cari selama ini.
Setelah beberapa menit selesai, akhirnya mereka selesai makan. Datanglah seorang pelayan memberikan mereka nota pembayaran.
“Apakah bisa menggunakan kartu ??”
“Maaf tuan, tidak bisa.”
Diavolo mengangguk, dia menyerahkan banyak uang lembar dollar kepada pelayan itu, dan sempat membuat pelayan itu merasa terkejut bukan main.
“Tuan.. Ini terlalu banyak.”
“Ambil saja kembaliannya.”
“Terima kasih banyak, tuan.”
Lalu mereka bangkit dari kursi dan keluar dari restoran. Cathina memandang kagum ke arah Diavolo, yang terlihat seperti lelaki yang baik dan rendah hati, karena memberikan banyak tip kepada para pelayan.
“Anda sangat baik, sangat cocok menjadi ayah, mulai sekarang kau adalah ayahku.” Ujar Cathina dengan bangga, Diavolo terkekeh pelan.
“Aku juga sangat senang menjadi ayahmu.” Ujar Diavolo menundukkan tubuhnya lalu menggendong Cathina yang berjalan tidak jauh darinya. Cathina terlihat sangat senang berada di gendongan Diavolo.
Sementara Michella menggandeng Catholo hanya menggelengkan kepalanya, sepertinya ungkapan seorang putri akan lebih dekat dengan ayahnya adalah benar. Cathina terlihat sangat dekat dan terus melekat dengan Diavolo sejak pertama bertemu. Disisi Catholo sendiri hanya diam, tapi dirinya terus memperhatikan Diavolo yang mendekat dengan adiknya. Insting sebagai kakak kembar laki-laki membuatnya begitu protektif kepada adik kembar perempuannya, tapi tidak masalah. Catholo hanya menjaga, dia tidak ingin merusak kebahagiaan adiknya, dengan berlaku kasar atau keras kepada Diavolo.
...
Berbeda dengan Abby, yang kini duduk sedikit gelisah dan bingung. Dia sebenarnya tidak masalah dengan kedatangan dari Diavolo, tapi dia hanya khawatir mengenai perasaan adik kembarnya itu. Abby sudah menganggap kedua anak Michella sebagai adiknya juga, dia juga tahu siapa Diavolo itu.
Apakah kehadiran lelaki itu akan mengusik kebahagiaan Michella ?? Ataukah dia kembali sebagai seorang lelaki yang bertanggungjawab atas kedua anaknya ?? Dan benar-benar ingin memberikan kebahagiaan kepada Michella ?? Begitu banyak lelaki yang menginginkan Michella, tetapi mereka tidak satupun yang mampu memberikan kebahagiaan kepada wanita itu.
Abby hanya berharap jika Diavolo benar-benar bertanggung jawab atas kedua anaknya itu. Abby tidak mengharapkan apapun, kini dia bisa membuka bisnis cukup besar, dan dia bisa hidup sendiri. Itu semua berkat Michella, yang memberikannya modal, dan membuat Abby berjuang keras. Kini akhirnya Abby mampu berdiri dengan dirinya sendiri, meskipun di usia yang masih sangat muda.
Semenjak kedua orang tuanya meninggal, Abby tidak mendapatkan apapun, karena sebelum meninggal, semua harta di habiskan hanya untuk biaya operasi dan rumah sakit. Abby tinggal dengan Michella dan hidup dalam kesulitan, tapi Abby bersyukur masih mendapatkan kasih sayang yang dia dapatkan dari bibinya yang kini sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri.
Abby ikut merasakan penderitaan Michella setelah ditinggal oleh Diavolo, dan hamil. Jadilah Abby sedikit merasa tidak suka dengan kehadiran dari Diavolo yang datang kembali. Tapi Abby tetap menyerahkan semua keputusan ke dalam Michella apakah dia mau menerima lelaki itu ataukah tidak.
“Jika dia menerima lelaki itu, aku harap dia tidak lagi meninggalkan Mom Michella seperti dulu lagi. Dan jika itu sampai terjadi, mungkin aku tidak keberatan memberikan satu atau dua pukulan.” Celetuk Abby kepada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mego Me
dia itu mafia Abby...bukan mudah untuk diberi pukulan 😁
2023-11-05
1