Rumah Daud di Grogol Petamburan
Alina memperhatikan bagaimana interaksi Dewa, eyangnya dan Parjo. Pria itu dengan santainya duduk di tembok pendek di teras sambil menyesap teh wasgitel buatan Parjo.
"Terus mamamu piye Ngger ?" tanya Daud saat mendengar cerita Safira down pasiennya meninggal di meja operasi.
"Mama ya ... tidak bisa menerima sih karena mama itu tipenya nggak mau nyerah meskipun kansnya hanya 1% tapi semua kan berpulang pada keputusan Allah SWT" jawab Dewa. "Aku sama Papa sudah hapal dan biasanya mama semalam nangis tapi besoknya sudah biasa lagi. Butuh pelampiasan emosi dulu... Bagaimana pun, mama kan juga manusia yang punya empati ke pasiennya... Cuma ke anaknya aja yang rada-rada menganaktirikan..." jawab Dewa sedikit mendrama.
Daud dan Parjo tertawa melihat wajah sok melas Dewa sedangkan Alina hanya menatap datar pria itu.
"Nona Alina...." panggil Dewa. "Mau menginap disini atau pulang lagi ke kostan? Soalnya saya masih harus mengojek dulu..."
Alina mendelik. "Kalau pak Dewa mau ngojek lagi, silahkan... "
Dewa tersenyum lebar. "Nanti aku jemput jam berapa?"
"Saya bisa pulang sendiri Pak Dewa."
"Oh ya nggak bisa... Aku harus bertanggung jawab dong." Dewa menatap Alina serius.
"Biasanya mbak Alina pulang setelah Maghrib mas Dewa. Mbak Alina dan Ndoro sepuh bareng saya, sholat Maghrib berjamaah dan itu sudah rutin" jawab Parjo.
Dewa manggut-manggut. "Oke deh. Habis Maghrib, saya kemari menjemput nona Alina. Mboten nopo-nopo njih kulo jemput putunipun eyang ( tidak apa-apa kan saya jemput cucunya eyang )?"
"Rak popo, Ngger. Eyang malah lega Alina ada yang mengantarkan pulang dan orangnya juga eyang kenal meskipun baru dua kali bertemu" senyum Daud membuat Alina semakin tidak percaya, bagaimana eyangnya langsung auto percaya dengan playboy... Ralat, mantan playboy dan player katanya. Alina hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Apa eyang tidak bisa melihat kemodusan yang haqiqi dari seorang Dewananda Hadiyanto?
Dewa yang melihat bagaimana Alina menggigit bibir bawahnya, merasa gemas. Duh jeng Alina, mbok Ojo ngunu tho ... Marakke gemes banget, ngerti ora ( Duh Jeng Alina, jangan seperti itu dong... Bikin gemas tahu nggak )?
"Ohya mas Dewa, ada tanaman lainnya yang unyu buat mamanya mas Dewa" celetuk Parjo membuat Dewa kembali ke realita sebelum berpikiran yang tidak-tidak.
Beneran gue bakalan diruqyah nih sama Ragil bin Sekretaris Kematian kalau ketahuan kebayang jaman baheula. Dewa berdehem. "Tanaman apa pak Parjo?"
"Janda bolong..."
"Hah ? Janda kan memang sudah bolong... Addduuuhhh !" Dewa memegang kepalanya yang kena keplak eyang Daud membuat Alina terkejut tidak menyangka eyangnya berani mengeplak CEO Bank Arta Jaya.
"Nek ngomong kiiiee sing nggenah ( Kalau ngomong itu yang benar ) !" sungut Eyang Daud.
"Lho kan benar eyang, mana ada janda masih bumpet ( tertutup )... Kecuali memang ga pernah disentuh... Aduuuhhh !" Lagi-lagi Dewa mendapatkan keplak dari eyang Daud dan kali ini bahunya.
"Ora maido nek mamamu ya anyel karo Kowe Ngger ( Nggak heran kalau mamamu kesal sama kamu ). Wong anake kok omonggane rak Ceto ngene ( lha anaknya omongannya nggak jelas begini )" kekeh Eyang Daud yang senang punya teman ngobrol unfaedah.
"Lha kapriben ( gimana )eyang, wong Oma buyut saya jauh lebih ngaco kalau marah. Saat pertama kali ketemu opa buyut yang bakal jadi calon suaminya, pakai acara ribut ngomong tiga bahasa, Inggris, Indonesia dan Jawa... " jawab Dewa.
"Lho memang opa buyut mu orang mana kok Oma mu sampai bicara seperti itu ?" tanya eyang Daud.
"Orang Korea. Ganteng lho tapi tetap, kalah ganteng sama cicitnya ini" cengir Dewa dengan gaya narsis membuat eyang Daud dan Parjo tertawa sedangkan Alina menatap sebal dengan gaya slengean pria satu itu.
"Pantas mukamu jadi gado-gado. Jadi Oma buyut mu wong jowo, opa buyutmu wong Korea... Terus bulenya?"
"Opaku menikah dengan omaku yang bule Amerika. Lahir mamaku yang bule terus nikah sama papaku yang wong jowo. Taraaaa... Jadilah saya." Dewa tersenyum lebar.
"Astaghfirullah... " ucap Alina dengan wajah sebal.
"Lho itu kenyataannya nona Alina... " Suara ponsel Dewa berbunyi dan pria itu mengangkatnya. "Assalamualaikum Jules ... Eh? Aaaarrrggghhhh aku lupaaaa ! ... Iya iya. Aku segera kesana." Dewa mematikan ponselnya. "Eyang, nona Alina, pak Parjo, maaf aku harus pergi. Keponakan aku sudah ngereog soalnya."
"Keponakan?" tanya Alina.
"Iya si Aizen. Biasaaaa... Minta main Lego bareng. Kami sedang membuat Lego rumah Harry Potter. Kulo pamit rumiyin ( saya permisi dulu ), eyang ..." Dewa pun berpamitan dengan semua orang lalu naik ke atas Vespanya dan pergi ke rumah Juliet.
Setelah pria itu pergi, Daud menoleh ke arah Alina. "Bocah Kuwi lucu tenan... Jujur, eyang suka sama Dewa. Memang rodho slengean tapi dekne apa adanya. Ngomong - ngomong kamu tahu dia kerja dimana?"
"Eyang, apakah eyang percaya kalau Pak Dewa itu anaknya Pak Bagas Hadiyanto, pemilik bank Arta Jaya?" ucap Alina lamat-lamat.
Daud dan Parjo terkejut. "Sing nggenah Kowe, Lina ( yang benar saja kamu Lina )."
"Serius eyang. Lina ketemu dengan pak Dewa saat Lina bawa murid-murid ke bank cabang milik pak Dewa. Dan Lina diperkenalkan oleh manager nya kalau pak Dewa adalah CEO disana." Alina mengambil ponselnya dan menunjukkan foto Dewa bersama Bagas berfoto bersama di web milik bank Arta Jaya.
"Astaghfirullah... Bocah sugih tenan tho cah Kuwi ( anak kaya beneran ternyata )... Tapi kok ora ngetoki ( tapi gak terlihat )..." gumam Daud.
"Pak Dewa kan dari keluarga Old Money, yang bukan model Orang Kaya Baru jadi lebih santai eyang. Beda kwalitas..." jawab Alina.
"Eyang lebih suka dengan orang-orang macam itu. Ngerti unggah ungguh... Ora kemaki ( tidak belagu )."
Alina hanya menatap eyangnya. Duh, bisa bahaya ini kalau eyang mulai suka sama pak Dewa. Eyang, pak Dewa itu raja modus !
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift.
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
i love you dewa 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-12-17
1
ellyana imutz
wes masa bodo wae jeng Alina ..d lakoni wae nek jodoh karo manyan player juk kudu piye nek takdir u nyanding mantan player
2023-08-07
3
Yuli Budi
bahaya Tah ....
2023-08-07
1