Bank Arta Jaya KCP Kebon Jeruk Jakarta
Alina tersenyum ke arah Maya yang menyambut nya. Gadis manis itu lalu bersalaman dengan wanita berusia empat puluhan tahun.
"Bu Maya, terima kasih sudah menerima kami untuk melakukan study tour ke bank Arta Jaya" ucap Alina sopan.
"Sama-sama Miss Alina. Apalagi TK Bintang mempercayai kami sebagai tempat anak-anak belajar perbankan." Maya berbisik ke Alina. "Dan kami mendapatkan nasabah baru..."
Alina tertawa kecil. "Lagipula saya juga nasabah bank sini dan beberapa orang tua siswa juga nasabah disini karena dekat dengan sekolah anak-anak mereka. Apalagi setelah dari TK, banyak yang melanjutkan SD dan SMP dekat sini."
"Baik. Kita bisa mulai Miss Alina."
Alina lalu meminta para murid-muridnya untuk berbaris dan mulai bersalaman satu persatu dengan Maya lalu mereka menuju meja teller dan mereka dengan antusias melihat bagaimana cara menabung dengan cara sederhana.
Setelahnya para siswa itu masuk ke dalam ruang meeting untuk membuat buku tabungan dengan nama mereka masing-masing yang bisa dihias dengan motif tokoh kartun.
***
Dewa bersandar di pagar kaca lantai dua memandang wajah manis Alina yang sibuk mengatur para muridnya. "Ya ampun Gil, gadis itu cantik banget !"
"Bukannya mantan teman kencan bapak enam bulan lalu lebih cantik?" sahut Ragil yang merasa malu melihat Bossnya rada kacau kelakuan nya.
"Dia cantik dempulnya berlapis mengalahkan aspal Indo. Aslinya kalau hilang tuh dempul, Wis bubar... Bekas jerawat tampak, aslinya juga nggak cantik. Cuma servisnya memang sih..." ucap Dewa tanpa beban.
"Saya kok malah kasihan sama nona guru itu kalau sama bapak. Yakin nona itu cewek baik-baik terus bapak ngejar dia? Rugi di dia banyak pak ! Sumpeh ! Eman-eman dia daripada bapak !" balas Ragil tanpa ekspresi tapi membuat Dewa mendelik judes.
"Kagak usah diingatkan soal bagaimana gue, cumiii ! Sekarang tugas lu, cari tahu tuh cewek siapa ! Laporan ke gue !" Dewa langsung melangkah lebar-lebar menuju lift. Ragil hanya menghela nafas panjang.
Punya boss minus akhlak itu memang kudu nduwe usus dhowo ( harus punya usus panjang ). Ragil bukanlah orang yang tidak tahu siapa keluarga besar keluarga Pratomo karena eyang buyutnya adalah Pak Dewo, penjaga rumah Savitri Pratomo di Solo.
Ragil Wibisono memiliki kakak perempuan yang bekerja di AJ Corp Solo. Saat dia lulus SMA dan masuk ke UNS, oleh Davina Arata Hassan, diberikan beasiswa kuliah di UNS jurusan ekonomi karena prestasinya. Ragil pun bekerja di bank Arta Jaya cabang Solo dan saat Bagas mengadakan rapat di Solo, dia melihat Ragil yang tampak tegas dalam mengahadapi nasabah ngeyel.
Bagas suka dengan gaya Ragil yang tegas dan berani membuat dirinya menarik pria dingin itu ke Jakarta untuk menjadi asisten sekretaris nya sekalian Bagas ingin menggemblengnya untuk ditempatkan menjadi asisten plus sekretaris Dewananda.
Ragil sudah banyak mendengar cerita keluarga Pratomo turun temurun, tidak heran jika melihat kelakuan Dewa seperti Oma buyutnya yang slengean. Hanya saja, nyonya Savitri masih tahu aturan, cicitnya salah blueprint !
Pria itu pun berdiri di belakang Dewa di dalam lift menuju lantai satu. "Pak, jadi ke kantor pusat?" tanya Ragil.
"Bentar, mampir lihat anak TK" jawab Dewa cuek.
Ragil hanya bisa diam sembari berdoa semua ayat yang dia ingat termasuk ayat kursi agar Dewa tidak menjahili guru TK itu.
Pintu lift terbuka dan Dewa berjalan dengan percaya dirinya menuju ruang meeting dimana para anak-anak TK heboh memilih gaya foto membuat Alina dan kedua guru lainnya kewalahan.
"Selamat pagi" sapa Dewa dengan suara baritonnya.
"Selamat pagi..." balas semua orang disana.
"Pak Dewa, aduh maaf pak. Jadi ramai begini" ucap Maya dengan rasa sungkan.
Alina melihat pria blasteran yang hanya tersenyum manis atas kekacauan di ruang meeting itu, menatap Maya bingung.
"Miss Alina, ini pak Dewananda Hadiyanto, salah satu CEO Bank Arta Jaya. Pak Dewa, perkenalkan ini Miss Alina wali kelas TK Besar A TK Bintang, lalu ini Miss Yani dan Miss Clara. Dan ini anak-anak TK Bintang yang akan menjadi nasabah kita" ucap Mata sambil memperkenalkan semua orang ke Dewa. "Lalu mas yang di belakang Pak Dewa itu pak Ragil, asisten pak Dewa."
Dewa mengulurkan tangannya ke Alina. "Dewananda Hadiyanto."
"Alina Ratnadewi" jawab Alina sopan.
Duh namanya kok ayu sesuai dengan orangnya. "Kamu orang Jawa?"
"Eh ? Iya pak. Saya orang Jawa" jawab Alina bingung dengan pertanyaan di luar prediksi diskon Sephora.
"Jawa mana?" tanya Dewa yang semakin terpesona dengan wajah ayu Alina.
"Eh ? Maaf bapak... Tangan bapak kelamaan salaman nya..." ucap Alina yang merasa tangannya tidak dilepas Dewa.
"Oh... Maaf ... Kelamaan ya?" jawab Dewa tanpa ada salah membuat Ragil melengos.
Mulai... Mulai... Mulai
"Kamu belum menjawab pertanyaan saya. Jawa mana?" Mata coklat Dewa menatap mata coklat Alina.
"Jawa Solo pak. Tapi saya ..."
"Solonya mana? Soalnya eyang saya juga wong Solo" potong Dewa membuat Alina melongo.
"Eheeemm ! Pak Dewa, ditunggu pak Bagas di kantor pusat" sela Ragil sambil seolah membaca pesan di ponselnya.
Dewa menoleh ke arah Ragil dengan mata judes. Bokap lagi ke Surabaya, kampret ! Namun Ragil mana perduli karena tujuan utamanya adalah menyelamatkan guru TK manis itu dari playboy cap cicak bin cap buaya itu !
"Bu Maya, siapa nama guru yang lain?" tanya Dewa usai melepaskan tangan Alina dengan berat hati.
"Miss Yani dan Miss Clara" jawab Maya.
Dewa pun menyalami kedua guru yang masih muda itu namun sikapnya formal tidak seperti saat bersama Alina yang semi formal.
Alina menatap pria itu dengan tatapan sebal tersamar hanya terlihat di matanya tapi tidak di bibir nya yang menyunggingkan senyum. Bagaimana pun dia tamu disini dengan membawa banyak anak TK dan pria itu adalah CEO Bank Arta Jaya. Sudah bagus kita diterima dengan baik disini.
Dewa mengobrol sebentar dengan para anak TK yang masih ribut belum bisa menentukan mau pakai tokoh siapa untuk buku tabungan nya. Setelah berbasa-basi sebentar, Dewa pun berpamitan ke semua orang di ruang meeting itu.
Saat melewati Alina, Dewa berhenti sejenak. "Kamu masih hutang penjelasan asal muasal kamu dari mana..." bisik Dewa sambil mengedipkan sebelah matanya lalu keluar dari ruang meeting membuat Alina melongo. Gadis itu menatap jengkel ke arah Dewa yang masih menyapa para anak buahnya sebelum pergi meninggalkan kantor bank itu.
Ya ampun ! Sok kecakepan banget ! Dasar CEO gatel ! Umpat Alina dalam hati. Semoga tidak bakalan bertemu lagi !
***
Di dalam mobil yang disopiri oleh sopir kantor, Dewa tersenyum senang bisa memegang tangan Alina.
"Gil ... " panggil Dewa ke Ragil yang duduk di depan.
"Ya pak ?"
"Cari informasi tentang Alina Ratnadewi. Lengkap !" titah Dewa.
Ragil hanya menjawab. "Baik pak."
Wis mulai kumat deh ini boss minus akhlak satu !
***
Yuhuuuu Up Sore Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
wa ha ha ha 🤣🤣🤣🤣🤣, seruuuuuu
2023-12-17
2
mamahe Lana
ni ceritanya su dewa bikin mood booster deh kak hanna....bkin ngakak😂😂😂
2023-08-03
2
Bapau hijau Bapau hijau
mbak ...bikin dewa jatuh bangun ngejar alina...jangan dibikin gampang jalan nya...men kapok
2023-07-28
1