Ruang Kerja Dewananda Hadiyanto
Dewa menatap pria paruh baya yang juga sahabat Oomnya itu. "Ya elah Oom Randy, aku nggak terlibat apapun soal Hongkong. Kirim duit juga kagak ! Yang ada aku kirim doa supaya semua bisa pulang dengan selamat. Maunya sih kirim santet ke para pejabat Hongkong yang terlibat tapi kayaknya sulit ... Apalagi dihadang sama Mr Vampire dulu an..."
Gantian Randy yang melongo. "Mr Vampire?"
"Iya Oom. Tahu kan yang hantu China pakai baju jaman Manchurian terus kalau jalan loncat-loncat dengan kedua tangannya ke depan terus kalau mau diberhentikan dikasih kertas mantra..."
Randy menatap judes ke Dewa. "Kamu itu kebanyakan kumpul sama Arka jadi kacau otakmu !"
"Lha gimana. Sodaraan juga..." jawab Dewa. "Oom, apa keluarga aku bakalan diawasi oleh kalian? Ya ampun Oom Randy macam nggak hapal keluarga aku sih... Sudah selesai ya sudah. Kagak dilanjutkan..."
"Oom juga tahu itu Dewa. Tadi Oom sudah bilang ke papa kamu. Jangan terlibat kasus apapun dulu soalnya kita tidak tahu tanggapan pusat bagaimana mengingat anggota BIN yang terlibat di Hongkong."
Dewa menatap lurus ke Randy. "Oom, mereka hanya ingin mencari keadilan warga negara Indonesia yang menjadi korban pencurian organ tubuh manusia dan pembunuhan. Jadi jika BIN turun tangan, bukan hal yang aneh."
"Memang bukan tapi ikutan gedubrakan sama keluarga kamu itu yang jadi sorotan !"
"Sekarang aku tanya, apakah ada bantuan yang mumpuni dari pemerintah Indonesia?! Nggak ada kan? Kebanyakan birokrasi busuk ! Tahu sendiri keluarga aku panasan semua ! So, daripada kebanyakan cingcong, hajar bleh ... Tamat !"
Randy menggelengkan kepalanya. "Susah ngomong sama keluarga nya Didit !" Didit disini adalah Anandhita Ramadhan, istri David Hakim Satrio mantan partner Randy saat di kepolisian dulu.
"Oom, apa Oom Toro masih ngarep Tante Dhita mau sama dia?" celetuk Dewa mengingat salah satu senior laboratorium forensik Polri naksir Anandhita sejak masih pacaran dengan David. ( *Baca My Boyfriend is not a Trans*gender* )
"Masih lah ! Ngarep jandanya Didit coba ! Memang minus akhlak tuh si Ateng !"
Dewa terbahak.
***
Dan seperti warning dari Randy, Dewa dan Bagas merasa mereka memang diawasi apalagi setelah para pengacara masing-masing berhasil membawa keluar semua anggota keluarga klan Pratomo dari Hongkong dengan konsekuensinya, mereka semua dilarang masuk Hongkong selamanya.
Tentu saja semua itu berimbas ke bisnis Bagas dan Dewa yang memiliki bank milik mereka ada cabang di Hongkong. Bagas dan Dewa akhirnya bernegosiasi dengan pemerintah Hongkong yang akhirnya disepakati bahwa Bagas boleh masuk Hongkong hanya dua kali setahun hanya untuk rapat saham dan pengawasan rutin.
Bagas menyetujui persyaratan yang diberikan pemerintah Hongkong.
***
Kantor Cabang Bank Arta Jaya daerah Kebon Jeruk
"Pak Dewa, beneran kita ada acara sidak kemari?" tanya Ragil, sekretaris Dewa.
"Lu kira kesini mau cari soto Betawi? Kagak Gil, kita sidak lah ! Gimana sih lu..." omel Dewa saat mobil Mazda CX-9 nya terparkir di halaman bank Arta Jaya cabang Kebon Jeruk. Menurut rencana, Dewa akan mengawasi bank cabang ini setelah Bagas memutuskan mengganti kepala cabang yang akan masuk masa pensiun.
"Iyain aja deh !" jawab Ragil. Pria berwajah dingin dan ketus itu adalah salah satu anak buah yang dipilih Bagas menjadi sekretaris Dewa. Alasan Bagas adalah, Ragil memiliki keberanian melawan Dewa bahkan mampu bela diri. Selain otaknya cerdas, Ragil bisa menahan Dewa agar tidak kumat melencengnya karena sudah lama pria jangkung itu tidak one night stand atau clubbing.
Dewa dan Ragil pun masuk ke dalam bank itu yang disambut oleh pemimpin cabangnya bernama Satmoko. Pria paruh baya tersebut dan Dewa langsung mengajak masuk ke dalam ruang kerjanya yang dilanjutkan membahas semua tentang cabang kebon jeruk.
Ragil yang menemani Dewa pun mencatat semua poin-poin penting karena beda lokasi akan beda karakteristik para nasabah.
***
Dewa dan Ragil berkeliling dalam kantor bank yang memiliki dua lantai. Salah seorang manajer memberitahukan bahwa hari ini akan ada kunjungan murid-murid TK untuk tahu soal bank dengan cara sederhana.
"TK mana Bu Maya?" tanya Dewa.
"TK Bintang pak Dewa. Mereka sudah mengajukan ijin pak dan kami memilih di hari Jumat seperti ini karena nasabah tidak terlalu ramai seperti Senin hingga Rabu" jawab wanita berusia empat puluhan itu.
"Berapa orang murid kira-kira? Apakah bersama dengan orang tuanya?" tanya Dewa yang baru tahu bank milik keluarganya masih memberikan kesempatan study tour tipis begini.
"Sekitar dua puluh pak, kata Bu Alina wali kelasnya, sejumlah itu. Nanti Bu Alina akan datang bersama dua guru lainnya untuk mengawal para siswa" jawab Maya.
Dewa mengangguk. "Memang bagusnya praktek langsung jadi sekalian paham. Ini termasuk program marketing tabungan siswa kan?"
"Benar pak. Nanti kami sekalian membantu membuka rekening untuk anak-anak. Semalam Bu Alina sudah mengirim email data orang tua para siswa dan hari ini tinggal mengambil sidik jari anak-anak dan foto mereka. Program buku tabungan anak-anak yang baru memakai wajah mereka dengan bingkai berbagai macam tokoh kartun yang bisa dipilih supaya menarik."
Dewa mengangguk. "Oke Bu Maya. Kapan grup anak-anak itu datang?"
"Sebentar lagi pak. Saya ke lantai satu dulu ya pak..." pamit Maya.
"Silahkan Bu."
***
Dewa dan Ragil berkeliling di lantai dua sambil menanyakan tentang debitur dan kreditur yang terdaftar di bank itu. Banyak hal yang didapat dari Dewa dari acara sidak hari ini.
Pria itu merasa bahwa dirinya rindu punya pasangan dan sudah terlalu lama menjomblo. Kini mereka berdua hendak kembali ke kantor pusat.
"Oh andaikan ada bidadari turun ke bumi yang bakalan bikin aku tobat setobatnya... Aku berjanji ya Allah, kagak ada hidup hedon, gombal mukiyo sama ciwik-ciwik dan bikin mamaku bisa mengelus dada lega bukan ngasah scapel buat sembelih anaknya..." Ucap Dewa dengan sikap khusyuk membuat asistennya, Ragil sebal.
"Kagak yakin bapak bakalan taubat nasuha kalau doanya masih ngaco begitu !" Sungut Ragil yang menemani Dewa saat menginspeksi kantor cabang bank milik keluarga Hadiyanto.
"Elu tuh bikin gue ngedrop Bambaaaanngggg!" Omel Dewa manyun.
"Pak, saya Ragil bukan Bambang" balas Ragil judes.
Dewa melihat dari lantai dua kantornya ke arah lantai satu dimana para nasabah mengantri untuk kegiatan perbankan. Tak lama manajernya menuju pintu masuk dan menyambut seorang gadis cantik lalu setelahnya masuk anak - anak TK yang tampak antusias masuk ke dalam bank nya.
"Eh Orgil ! Bidadari gue nongol !" Ucap Dewa sambil menunjuk gadis cantik itu membuat Ragil melongo.
Duh !
***
Dewa Hadiyanto
Introducing Alina Ratnadewi
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Juariah Nurbaiti
aq suka cast nya
2023-08-30
1
Kaylaa
hohoho....bakalan ramai dg kegresekannya dewa....mantap..thoor...ditunggu up nya lagi 😊😊
2023-07-27
1
Yuli Budi
kayaknya seru critanya
2023-07-27
1