Cinema Premier XXI di Central Park Mall
Ragil melirik ke arah Dewa yang macam duduk di kursi panas dan tidak konsentrasi dengan filmnya. Pria berwajah dingin itu hanya tersenyum tipis melihat bagaimana Dewa merasa cemburu karena selama Ragil mejadi asisten Dewa, Bossnya itu nyaris bodo amat soal cemburu karena cewek hilang satu, ada penggantinya tanpa memikirkan bakalan kekurangan.
Tapi kali ini berbeda. Tampaknya pak Dewa benar-benar serius doanya buat taubat nasuha dan ingin hidup lurus tapi yang mau diajak malah sudah punya pacar. Ragil tersenyum simpul. Bagus lah! Biar berjuang mendapatkan nona Alina yang semoga tidak mudah terpesona ke yang katanya mantan player.
Dewa tampak gelisah saat tangan Gatot memegang tangan Alina meskipun gadis itu menariknya. Dewa bisa melihat karena layar bioskop sedang terang hingga tampak jelas.
Brengseeekkk! Beraninya pegang tangan Jeng Alina aku !! Dewa bersiap melepaskan sepatu Converse nya namun Ragil menyentuh bahunya.
"Bapak mau ngapain?" bisik Ragil.
"Mbalang sepatu ( lempar sepatu ) ! Gedheg aku ( kesal aku )!" balas Dewa judes.
"Apa bapak mau masuk berita viral? Putra pemilik Bank Arta Jaya membuat gegeran di dalam bioskop gara-gara cemburu tidak jelas ? Seriously !" Ragil menatap Dewa tajam.
"Brengseeekkk!" desis Dewa kesal.
Keduanya pun melanjutkan acara menonton.. Ragil yang melanjutkan acara menonton di layar bioskop tapi Dewa tetap mengawasi Alina. Pria itu bagaikan memiliki mata sensor atas semua sikap dan perilaku Gatot ke Alina.
Satu setengah jam film berjalan, Alina tampak berdiri dan hendak keluar dari ruang bioskop dan Dewa melihatnya. Saat Alina berjalan hendak keluar, Dewa pun mengikutinya. Ragil yang melihat itu pun tidak bisa mencegah kalau si Boss sudah punya karep ( kemauan ).
***
Alina merasa kesal karena Gatot membuatnya tidak konsentrasi menonton karena selalu berkomentar hampir setiap adegan ... Seperti sudah pernah nonton sebelumnya. Macam spoiler yang menyebalkan.
Gadis itu pun masuk ke dalam kamar mandi untuk menenangkan diri yang kesal moodnya menjadi berantakan. Next, aku mending nonton sendiri ! Alina menata ulang rambutnya dan keluar dari kamar mandi dan nyaris bertabrakan dengan seseorang.
"Ooopss.. Maaf..." ucap Alina terkejut.
"Tidak apa-apa.... Lho Jeng Alina?"
Alina melongo mendengar panggilan yang sangat Jawa dan semakin terkejut melihat siapa yang memanggilnya seperti itu.
"Pak...Dewa?" bisik Alina sambil menatap wajah ganteng Dewa.
"Kamu mau kemana jeng Alina?" tanya Dewa dengan muka polos.
"Mau kembali ke ruang bioskop, pak" jawab Alina sambil berjalan menuju teater premier. "Bapak kok ikuti saya?"
"Lho aku juga mau kesini... Eh ternyata samaan ya nontonnya. Kamu nonton sama siapa? Sama pacar?" goda Dewa.
"Nggak pak. Sama teman."
"Teman mesra?"
"Teman biasa" jawab Alina cepat membuat Dewa nyaris jingkrak jingkrak, koprol dan salto mendengar cowok ganjen itu bukan pacar Alina tapi pria ganteng itu tetap sok cool polos.
"Oohhh." Dewa mempersilahkan Alina masuk terlebih dahulu dan melihat gadis itu duduk di kursinya.
Gatot yang melihat Alina berbicara dengan seorang pria, tampak bingung. Apa mungkin salah satu wali murid ya jadi Alina tadi ngobrol sebentar.
Dewa pun berjalan melewati kursi tempat Alina duduk dan sempat melirik ke arah Gatot sebelum kembali ke tempat duduknya. Wajah Dewa tampak cerah membuat Ragil merinding.
Sepertinya aku harus konsultasi sama pak ustadz deh, ruqyah boss habis berapa biayanya... Ragil pun kembali menatap layar bioskop.
Dewa tampak tersenyum sendiri melihat Alina yang tetap menanggapi Gatot dengan sopan. Bukan pacar, so gue batal menjadi pekesor. Dewa mulai menyusun banyak langkah membuat Alina jatuh cinta padanya. Dan kali ini harus main halus dan sopan, jangan gedubrakan !
***
Di Kursi Alina dan Gatot.
"Tadi pria itu siapa Al ? Wali murid kamu ya?" bisik Gatot.
Awalnya Alina ingin mengatakan siapa Dewa sebenarnya tapi mendengar pertanyaan Gatot apakah Dewa wali murid, akhirnya gadis itu mengangguk. "Iya, salah seorang wali murid aku" jawabnya.
"Masih muda. Apa nikah muda?"
"Tidak tahu. Aku tidak tanya dan tidak kepo." Mata hitam Alina kembali konsentrasi ke layar.
"Anaknya berapa?" tanya Gatot lagi.
Alina yang sudah serius nonton, terpecah konsentrasi nya. "Anaknya siapa?"
"Tadi wali murid kamu?"
"Nggak tahu. Aku bukan orang yang kepo urusan pribadi orang lain. Dan sekarang, tolong biarkan aku nonton dengan tenang. Kamu dari tadi mengganggu konsentrasi ku!" desis Alina sebal.
Gatot pun mengatupkan bibirnya dan diam-diam dia melirik ke arah kursi Dewa yang mana pria itu sedang melihat ke arahnya. Entah kenapa, perasaan Gatot tidak enak saat melihat Dewa. Apa wali murid itu mau ajak Alina selingkuh?!
***
Film pun usai dan Alina merasa sebal karena acara menontonnya sangat sangat tidak menyenangkan. Bagi Alina, yang namanya menonton itu cukup mengobrol seperlunya seperti melihat adegan yang seru atau membahas yang lucu, bukan setiap saat cerewet!
Jujur Alina malas jika diajak nonton bersama lagi dengan Gatot. Film yang ditunggu-tunggu, yang sudah dia incar, menjadi tidak bagus karena partner menontonnya sangat menyebalkan.
"Kapan-kapan nonton bareng lagi ya Al" ucap Gatot saat lampu mulai menyala.
"Nggak deh Gatot. Maaf, tapi kamu bukan teman nonton yang menyenangkan..." jawab Alina dengan nada lembut.
Gatot melongo. "Maksudnya apa Al?" Keduanya kini berjalan keluar teater premier. Dewa dan Ragil pun berjalan di belakang mereka.
"Kamu terlalu berisik orangnya, dan mengganggu konsentrasi aku. Film yang sebenarnya bagus, film yang aku memang ingin tonton, jadi tidak bisa aku nikmati karena kamu sepertinya sudah nonton dan memberikan spoiler. Aku tidak nyaman, Gatot" jawab Alina apa adanya. "Maaf aku bicara jujur agar kamu tahu bahwa orang mau diajak nonton bersama lagi kalau teman menontonnya enak. Tapi maaf, kamu bukan teman menonton yang menyenangkan."
Wajah Gatot tampak mengeras. "Aku terlalu senang bisa mengajak kamu nonton Al. Mungkin saking senang, aku gugup dan membuat kamu tidak nyaman demi menutupi rasa bahagia aku."
"Tapi kan bisa saja kamu berbicara seperlunya, bukan setiap saat mengajak ngobrol" jawab Alina mengeluarkan uneg-unegnya tapi tetap dengan nada lembut yang dikontrol. Sebagai seorang guru, Alina sudah terbiasa mengatur murid-muridnya yang aduhai sifatnya.
"Aku minta maaf Al. Aku berjanji saat nonton besok-besok, tidak akan aku ulangi lagi..." Gatot berusaha memegang tangan Alina tapi lagi-lagi gadis itu menolaknya.
"Kita makan malam dulu atau langsung pulang?" tanya Alina.
"Kita makan di McDonald's saja ya. Kan buka 24 jam" ajak Gatot.
"Tidak apa-apa." Gatot dan Alina pun berjalan menuju lift yang akan membawa mereka ke parkiran. Sesaat lift itu akan menutup, Alina melihat Dewa berjalan di depan dan melihat ke arahnya sambil mengedipkan sebelah matanya membuat gadis itu mendelik sebal.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
wonder mom
dasar Dewa..koplak koq disunggi diindhit. jian...
2023-08-04
1
shinta
sini ga perlu ke Ustadz, biar aku aja yg ruqyah Dewa.... tapi da orang jatuh cinta mah gt, kayak orang kesurupan wkwkwkw
sabar ya Gil....
2023-08-04
1
🍭ͪ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ꍏꋪꀤ_💜❄
yasalam anaknya pak bagas🤣🤣🤣🤣
beneran gil harus di ruqyah c dewa biar gampang di kasih tau😅😅😅😅😅
2023-08-04
1