Dewa pun menyelesaikan semua pekerjaannya yang dibuat sepadat mungkin oleh Ragil supaya hari Jumat dan Sabtu sudah resmi masuk ruangan baru di kantor cabang Kebon Jeruk. Bagas tanpa alasan mengirimkan Dewa ke kantor cabang itu karena pria itu ingin tahu sejauh mana putranya bisa menghandle pekerjaan yang bukan di kantor pusat.
Bagas ingin menggemblengnya agar tahu kondisi cabang bagaimana secara nyata, bukan hanya tahu dari laporan saja. Bagas memang menerapkan cara ayahnya dulun mendidik nya yang membuatnya paham kinerja kantor cabang hingga dirinya sekarang menjadi CEO Bank Arta Jaya, tetap paham Cabang Bank nya di seluruh Indonesia dan beberapa negara besar.
Kenali bisnismu hingga sekecil-kecilnya sebab jika ada masalah, kamu bisa mengatasinya. Prinsip itu yang diterapkan Bagas ke Dewa.
Dan Jumat ini, habis acara Jumatan, kantor cabang Bank Arta Jaya, melakukan serah terima jabatan kepala cabang ke Dewananda Hadiyanto. Meskipun banyak orang menganggap ini adalah penurunan jabatan Dewa dari jabatannya di kantor pusat, tapi bagi pria itu merupakan tantangan tersendiri.
Apalagi dekat dengan tempat kerja Jeng Alina, merupakan blessing in disguise... Dewa tersenyum lebar saat bersalaman dengan para pegawainya membuat Ragil merasa Bossnya punya pikiran yang diluar Nurul.
Si boss semakin bodo amat diturunkan jabatan nya oleh Pak Bagas untuk memegang jabatan kepala cabang. Ragil langsung teringat sesuatu. Oh ya Allah, nona Alina kan disini.
Ragil hanya berharap bahwa Dewa tidak semakin kacau disini karena dirinya akan kesulitan jika Bossnya mulai ngaco. Tidak mungkin kan harus membawa pak Arkananta dan pak Valentino buat jewer pak Dewa.
***
Sabtu Pagi, kantor cabang bank Arta Jaya Kebon Jeruk
Dewa menatap ruang kerjanya yang sudah tertata rapih dengan seleranya. Foto kedua orangtuanya ada di meja kerjanya, begitu juga foto sepupu generasinya dipasang di tembok ruangan itu. Bukan tanpa alasan Dewa memasang foto keluarga besarnya tapi sebagai pengingat kalau dia screw up, seluruh pasukan Bodrex bakalan menjewer telinganya sampai putus.
Masih mending kalau hanya ancaman sunat lagi kalau soal kekacauan dirinya soal percewekan tapi kalau soal Bisnis dia mengacaukan, bisa bahaya kena amuk semua orang di foto itu. Dewa tersenyum foto dirinya bersama dengan para generasi enam saat acara lebaran di Jakarta tahun lalu.
"Pak Dewa, mau kemana habis selesai interior ruangan bapak?" tanya Ragil.
"Jalan - jalan yuk Gil. Gabut nih malam Minggu..." ajak Dewa.
"Oke. Bapak yang traktir."
"Gampang lah itu."
***
Jam lima Sore di kostan Alina.
Gatot tersenyum di ruang tamu rumah kost itu saat melihat Alina menghampirinya dengan pakaian rapi, kaos hitam, jaket dan celana jeans serta sepatu sneaker.
"Hai, sudah siap?" tanya Gatot.
"Sudah. Kita berangkat sekarang?" Alina membalas senyuman Gatot.
"Yuk." Gatot mengulurkan tangannya tapi Alina seperti tidak melihatnya dan tetap memegang tali tasnya. Dan lagi-lagi pria itu hanya tersenyum kecut karena Alina mengacuhkan tangannya.
Keduanya pun menaiki motor Vario milik Gatot dan menuju Central Park untuk menonton bioskop.
***
Central Park Mall
Dewa dan Ragil berjalan - jalan di mall yang terkenal di Jakarta Barat. Kedua pria good looking itu tampak wajah gabut nya karena bingung mau ngapain.
"Pak Dewa, mau kemana?" tanya Ragil.
"Nggak tahu... " jawab Dewa mengambang. "Aku beneran gabut dan semoga tidak ada mantan aku disini."
Ragil hanya menggelengkan kepalanya. "Pak, kita macam dua pria jomblo yang menjadi belok..."
Dewa mendelik. "Kampret lu Orgil ! Gue masih normal !"
"Lha kita begini juga dandanannya." Ragil melihat dirinya dan Dewa hampir senada outfitnya. Kemeja, celana jeans dan sepatu converse.
"Lu ma gue kan selera santainya sama Gil. Bukan berarti kita itu ngedate, Bambaaaanngggg !" sungut Dewa sambil masuk ke dalam Starbucks karena dia butuh sesuatu yang segar gara-gara asisten lucknut nya.
Setelah membeli frapuccino, Dewa dan Ragil naik lagi untuk melihat - lihat film yang diputar di XXI.
"Pak, yakin mau nonton film berdua?" tanya Ragil.
"Yakin lah. Eh filmnya dah main lho Gil... Film action yang baru. Nonton yuk !" ajak Dewa sambil menitipkan kopinya yang tinggal separuh ke bagian satpam karena dilarang membawa makanan dan minuman dari luar XXI. Dewa langsung menuju studio premiere dan membeli tiket.
"Premier?" tanya Ragil.
"Cari yang nyaman lah Gil... Gimana sih lu?" balas Dewa sambil mengeluarkan kartu Platinum nya. "Yuk beli popcorn dan coke. Ambil yang besar sekalian, filmnya lama. Hampir tiga jam."
***
Gatot dan Alina tiba di bioskop lalu mereka menuju meja studio premiere untuk mengambil tiket yang sudah dibeli Gatot via online.
"Yuk beli popcorn dan minumannya sekalian. Yang besar saja Alina. Bisa kelaparan nanti di dalam Karena filmnya panjang." Gatot menghela punggung Alina menuju counter jual popcorn dan minuman.
Setelahnya Alina berpamitan untuk ke kamar mandi karena tidak mau di tengah - tengah film harus ke kamar mandi.
***
Dewa keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju Ragil yang sudah menunggunya. "Sudah dibuka pintunya?"
"Sudah pak. Yuk masuk" jawab Ragil dan Dewa memberikan tiketnya ke petugas bioskop lalu keduanya masuk ke dalam teater.
Dewa dan Ragil sedang menata kursi nya ketika mereka berdua melihat Alina masuk bersama Gatot menuju kursi mereka yang berada dua kursi di bawah mereka. Tampak Gatot sangat perhatian ke Alina membuat Dewa cemberut.
"Pak, benar kan nona Alina sudah punya pacar..." bisik Ragil yang duduk di sebelah Dewa.
"Baru pacar meskipun aku tidak yakin mereka pacaran." Dewa menatap tajam bagaimana Gatot berusaha mengobrol dekat dengan Alina.
"Bagaimana pak Dewa tahu?"
"Gue player... Ralat mantan player. Jadi paham bahasa tubuh cewek. Jeng Alina tidak ada perasaan yang sama dengan cowok ganjen itu ! Jeng Alina hanya menghormati saja. Kamu kurang jauh mainnya Gol" jawab Dewa yakin.
"Terus bapak rencananya apa?"
"Untuk pertama kalinya, gue bakalan jadi pekesor, perebut kekasih orang ! Selama janur kuning belum melengkung, gue bakalan rebut jeng Alina" senyum Dewa yang menurut Ragil sangat-sangat menyebalkan.
Ragil hanya menghela nafas panjang. Repot memang punya boss otaknya diluar Nurul dan prakiraan BMKG.
Dewa tidak konsentrasi nonton. Hatinya panas melihat bagaimana Gatot menempel pada Alina. Kalau gue lempar sepatu gue, bakalan ramai nggak ya?
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
R@tna
lempar sepatu/Shy//Facepalm//Facepalm//Smug/
2025-01-17
1
Ninik Rochaini
onok2 ae Wa...wa... /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-10-22
1
Asngadah Baruharjo
wa ha ha ha 🤣🤣🤣🤣
2023-12-17
1