Aku Nggak Julid

Dewa tersenyum saat sepasang lengan feminin itu memeluk pinggangnya erat karena dirinya sengaja menyetir Vespanya dengan sedikit mengebut apalagi hari Minggu, jalanan di Jakarta agak lengang.

"Pak Dewa, kenapa naik Vespa?" tanya Alina.

"Memang kenapa Jeng Alina? Tidak suka naik Vespa atau mau naik mobil?" balas Dewa.

"Bukan begitu pak, biasanya kan orang kaya naiknya moge macam Harley Davidson atau BMW atau Ducati..."

"Kamu mau naik motor begitu ? Jujurly aku tidak begitu suka moge begitu..." jawab Dewa.

"Kenapa pak?"

"Kurang syahdu kalau dipeluk pinggangku sama kamu Jeng. Kalau naik moge, berisik, ngobrol nggak enak... Romantismenya kurang."

Alina menatap judes ke arah Dewa. Makin ngadi-ngadi deh nih orang !

"Jeng Alina, boleh tanya sesuatu?" tanya Dewa nadanya berubah menjadi serius.

"Tanya apa pak?"

"Tuh si gagal total apa pacar kamu?"

Alina menggelengkan kepalanya yang tentu saja Dewa tidak melihatnya.

"Pacar kamu?" tanya Dewa lagi.

"Bukan pak."

"Terus apamu ?"

"Gatot itu oom dari bekas anak didik saya pak. Kami berkenalan saat Gatot menjemput Clara, keponakannya. Dan sejak itu suka mengajak saya makan siang. Ya, saya anggap sebagai teman saja, tidak lebih meskipun saya tahu dia naksir saya."

"Apa kamu sudah ditembak sama Gatot ?"

"Sudah pak."

"Kenapa nggak diterima?"

"Soalnya saya nggak tertarik sama dia. Bapak tahu kan kalau suka sama seseorang itu seperti ada butterfly in the stomach, deg-degan... Gimana gitu. Dan itu tidak saya rasakan ke Gatot jadi saya memang tidak ada perasaan apa-apa. Hanya suka ditraktir saja tapi lebih dari itu, saya nggak bisa."

"Tapi tidak semua pria menerima penolakan... Sudah berapa lama Gatot ngejar kamu?"

"Hampir dua tahun ini pak... "

"Eh buset !" celetuk Dewa. "Kayaknya bakalan sesuai dengan namanya, Gagal Total..."

"Pak Dewa kok julid sih ?"

"Aku nggak Julid, Jeng...."

"Lha terus apa ?"

"Nyukurin."

Alina memukul punggung Dewa gemas. "Pak, apa benar bapak itu CEO Bank Arta Jaya?"

"Memang kenapa?"

"Bapak tidak mencerminkan sebagai CEO."

"Lha masa aku kudu serius terus tho Jeng. Kesel tahu nggak. Mana si Ragil itu, asisten merangkap sekretaris kematian. Dia itu tega lho bikin aku, Bossnya, kerja rodi !" curhat Dewa membuat Alina cekikikan. "Aku tuh aslinya begini Jeng. Mungkin karena aku orangnya ramah, grapyak jadinya banyak cewek-cewek yang auto nempel."

"Dan pak Dewa bangga?"

"Well dulu bangga Jeng, tapi semenjak ada suatu hal yang menjadikan turning point aku ... Aku bertekad untuk meninggalkan semua maksiat itu. Serius. Ada kekosongan di hati aku. Apa sih yang kamu cari Wa ? Sementara semua sepupu kamu yang sebaya sudah pada menikah dan hidup bahagia... Mereka sudah menemukan hal yang menutupi kekosongan hati, lha kamu kapan Wa? Itu yang selalu terngiang-ngiang di otak aku selama enam tujuh bulan terakhir ini..."

"Jadi pak Dewa sekarang sedang proses berbuat lebih baik?" tanya Alina.

"Iya Jeng. Lagipula, kamu tahu kan mamaku lebih suka ngasah scapel daripada ngelus kepala anaknya gara-gara anaknya bandelnya minta ampun" jawab Dewa mendrama.

"Pak, mana ada ibu mengasah pisau bedah..." kekeh Alina.

"Ada. Tuh mamaku yang paling cantik satu dunia, dokter Safira Pratomo Hadiyanto. Kamu harus bertemu mamaku, dia wanita yang super clumsy tapi super serius kalau di ruang operasi."

"Clumsy? Ceroboh maksud pak Dewa?" tanya Alina.

"Sudah mendingan sih tapi dulu kata papaku, saat jaman pacaran, kacau. Percaya atau tidak, saat liburan dari Singapura ke Jakarta, karena mamaku dulu kuliah disana, scapel nya terdeteksi di bandara Soetta dalam tas Hermès nya... Dan mamaku ditahan deh sama pihak bandara... " gelak Dewa.

Alina terkejut karena sebagai anggota keluarga terkenal, bisa ditahan juga. "Terus bagaimana?"

"Mamaku tidak berani bilang sama keluarganya disini jadi papaku datang untuk menjamin mamaku ... Padahal waktu itu belum pacaran hanya saja ada story tersendiri yang membuat mereka berjodoh..." ( Baca Hoshi, My Tiger )

"Astaghfirullah... Keluarga pak Dewa kacau juga..." kekeh Alina.

"Kacau itu sudah mendarah daging Jeng..." senyum Dewa.

Alina mendengarkan dengan serius ucapan Dewa. "Eh pak Dewa... Kok saya bisa mendengar suara bapak di helm? Dan nggak perlu teriak-teriak..."

"Lha kamu baru sadar? Itu helm canggih Jeng Alina... Sudah ada microphone dan speaker disana jadi kita bisa ngobrol enak tanpa harus bersaing dengan Tarzan..."

Alina melongo. "Wow ... Pantas aku bilang pelan kedengaran..."

"Eh Jeng Alina, eyang Daud dibawain apa nih?" tanya Dewa. "Mumpung mau lewatin toko kue milik Oma buyut ku."

"Toko kue yang mana pak?" Setahu Alina ada toko kue lama yang terkenal karena rasanya yang tidak pernah berubah meskipun sudah puluhan tahun. "Jangan bilang toko kue dan roti Maleeqa..." ( Baca Elang Untuk Rain )

"Yup. Itu toko rotinya. Dulu punya Oma buyut ku pribadi tapi sudah di masukkan ke perusahaan keluarga di PRC Group. Kamu kok tahu?"

"Coconut cake nya enak. Eyang suka cuma Sabtu kemarin sudah aku bawakan itu dan ini aku bawakan cake pandan dari usaha rumahan tetangga. Enak juga kok."

"Mampir bentar ya. Aku juga mau beliin buat eyang Daud dan pak Parjo." Dewa membelokkan Vespanya ke jejeran ruko itu. Tiga ruko memang milik keluarga McCloud yang masih menbuka toko kue dan roti warisan Rain Reeves McCloud. yang sekarang di bawah pengawasan Juliet dan Amaranggana Giandra.

Dewa dan Alina pun turun dari Vespa yang sudah terparkir rapi lalu masuk ke dalam toko itu.

"Lho mas Dewa..." sapa Nana, cicit dari Sinta, pegawai Rain dulu. Semua pegawai toko kue itu mendapatkan saham yang sama setelah Rain pindah ke London bersama Elang. Dan saham itu diwariskan ke anak cucu mereka. Dari semua pegawai, Nana lah yang mewarisi bakat nenek buyutnya di bidang pastry jadi dia diangkat sebagai manager toko kue dan roti itu.

"Pagi mbak Nana. Cupcake nya ada nggak?" tanya Dewa ramah.

"Ada. Lho sama mbak Alina tho?" Nana tersenyum melihat pelanggannya datang.

"Lho mbak Nana kenal tho sama miss Alina?" Dewa menatap ke arah Alina.

"Kenal lah mas Dewa, wong mbak Alina langganan sini karena hampir tiap Minggu selalu pesan coconut cake buat eyangnya. Mas Dewa, mau pesan cupcake berapa?"

"Sepuluh deh."

"Oke siap." Nana dibantu dengan pegawainya meletakkan cupcake ciri khas Rain di dalam kotak.

"Toko ramai kan mbak Nana? Aku lama nggak kemari ya." Dewa melihat pengunjung yang datang cukup ramai di hari Minggu ini.

"Alhamdulilah mas Dewa. Ini cupcake nya." Nana memberikan paper bag berisikan kotak cupcake dan Dewa menyerahkan kartu Platinumnya. Meskipun punya black card, Dewa lebih suka memakai platinum.

"Thanks mbak Nana." Dewa dan Alina pun pamit.

"Salam buat Nyonya Safira ya mas."

"Okay."

Dewa dan Alina pun keluar dari toko roti itu lalu melanjutkan perjalanan ke rumah eyang Daud.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

ellyana imutz

ellyana imutz

alon alon waton klakon nyanding mas dewa

2023-08-06

2

🍭ͪ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ꍏꋪꀤ_💜❄

🍭ͪ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ꍏꋪꀤ_💜❄

g krasa alina mulai nyaman atau nerima c dewa....
beda sama gatot 😁😁😁😁
pepet terus waaaa

2023-08-06

1

za_syfa

za_syfa

rata rata yg mau masuk keluarga ini pada shock kl sudah tau aslinya ?mereka gimana dan pasti ikut ketularan juga

2023-08-06

4

lihat semua
Episodes
1 Dewananda Pratomo Hadiyanto
2 Dewa Ke Kantor Cabang
3 Alina Ratnadewi
4 Mencari Tahu
5 Safira dan Dewa
6 Demi Taubat
7 Dewa dan Daud
8 Sunday
9 Cumbokur
10 Dewa dan Bagas
11 Cumbokur Jilid Dua
12 Jeng Alina
13 Ragil Pusing
14 Masa Nggak Percaya, Jeng Alina
15 Bidadari Untuk Dewa
16 Aku Nggak Julid
17 Tiba Di Rumah Daud
18 Raja Modus
19 Aizen Reeves Akihiro
20 Pernyataan Dewa
21 Beda Kelas
22 Upik Abu?
23 Makan Siang Bersama
24 Kita Ke Dokter !
25 Alina Bertemu Safira
26 Bagas Bertemu Alina
27 Ke Kantor Walikota
28 Kapokmu kapan?
29 Makan Bersama
30 Bertemu Dengan Pakdhenya Aizen
31 Membawa Alina Kontrol
32 Telepon Ajeng?
33 Jadikanlah Aku Pacarmu
34 Masih Edisi Membagongkan
35 Restu Boemi...Eh Daud
36 Terimakasih Sudah Mau Jujur
37 Saturday Morning
38 Bersama Keluarga Jakarta
39 Di TK Bintang
40 Pramudya
41 Detox
42 Demi Alina
43 Kok Bisa?
44 Makan Malam
45 Bertemu Bocil Kematian
46 Menggoda Bayu
47 Dewa v Bayu
48 KKEB
49 Ngereog Ala Dewa
50 Tanjidor
51 Memilih Cincin Tunangan
52 Ke Rumah Daud
53 Acara Lamaran
54 Acara Lamaran Pt 1
55 Acara Lamaran Pt 2
56 After Acara Lamaran
57 Ayat Kursi
58 Di Kantor Imigrasi
59 Sombong Itu Perlu Kadang-kadang
60 Alina dan Bu Berlian
61 Acara Pesta
62 Tampon
63 Persiapan ke New York
64 Di New York
65 Ijab Bayu
66 After Ijab Qobul
67 Resepsi Bayu dan Ajeng
68 Di Poughkeepsie NY
69 Jalan-jalan Bersama Alina
70 Antara Fikir dan Fikri
71 I Miss You Too, Ragil
72 Pak Ahmad
73 Ragil dan Chika
74 Sudah Ganti Tho?
75 Jaga Nama Kamu
76 Alina dan Chika
77 Gotcha !
78 Girls Day Out
79 Bukan Aku Mamaaaaa!
80 Wedding Day of Dewa and Alina
81 Lungiting Asmoro
82 Alina dan Dangdut
83 Devan Pt 1
84 Devan Pt 2
85 Devan Pt 3
86 Kecebong
87 Alina Ngidam
88 Demi Si Boy
89 Mitoni
90 Para Pria Generasi Keenam Jakarta
91 Sagara ( END )
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Dewananda Pratomo Hadiyanto
2
Dewa Ke Kantor Cabang
3
Alina Ratnadewi
4
Mencari Tahu
5
Safira dan Dewa
6
Demi Taubat
7
Dewa dan Daud
8
Sunday
9
Cumbokur
10
Dewa dan Bagas
11
Cumbokur Jilid Dua
12
Jeng Alina
13
Ragil Pusing
14
Masa Nggak Percaya, Jeng Alina
15
Bidadari Untuk Dewa
16
Aku Nggak Julid
17
Tiba Di Rumah Daud
18
Raja Modus
19
Aizen Reeves Akihiro
20
Pernyataan Dewa
21
Beda Kelas
22
Upik Abu?
23
Makan Siang Bersama
24
Kita Ke Dokter !
25
Alina Bertemu Safira
26
Bagas Bertemu Alina
27
Ke Kantor Walikota
28
Kapokmu kapan?
29
Makan Bersama
30
Bertemu Dengan Pakdhenya Aizen
31
Membawa Alina Kontrol
32
Telepon Ajeng?
33
Jadikanlah Aku Pacarmu
34
Masih Edisi Membagongkan
35
Restu Boemi...Eh Daud
36
Terimakasih Sudah Mau Jujur
37
Saturday Morning
38
Bersama Keluarga Jakarta
39
Di TK Bintang
40
Pramudya
41
Detox
42
Demi Alina
43
Kok Bisa?
44
Makan Malam
45
Bertemu Bocil Kematian
46
Menggoda Bayu
47
Dewa v Bayu
48
KKEB
49
Ngereog Ala Dewa
50
Tanjidor
51
Memilih Cincin Tunangan
52
Ke Rumah Daud
53
Acara Lamaran
54
Acara Lamaran Pt 1
55
Acara Lamaran Pt 2
56
After Acara Lamaran
57
Ayat Kursi
58
Di Kantor Imigrasi
59
Sombong Itu Perlu Kadang-kadang
60
Alina dan Bu Berlian
61
Acara Pesta
62
Tampon
63
Persiapan ke New York
64
Di New York
65
Ijab Bayu
66
After Ijab Qobul
67
Resepsi Bayu dan Ajeng
68
Di Poughkeepsie NY
69
Jalan-jalan Bersama Alina
70
Antara Fikir dan Fikri
71
I Miss You Too, Ragil
72
Pak Ahmad
73
Ragil dan Chika
74
Sudah Ganti Tho?
75
Jaga Nama Kamu
76
Alina dan Chika
77
Gotcha !
78
Girls Day Out
79
Bukan Aku Mamaaaaa!
80
Wedding Day of Dewa and Alina
81
Lungiting Asmoro
82
Alina dan Dangdut
83
Devan Pt 1
84
Devan Pt 2
85
Devan Pt 3
86
Kecebong
87
Alina Ngidam
88
Demi Si Boy
89
Mitoni
90
Para Pria Generasi Keenam Jakarta
91
Sagara ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!