McDonald's 24 Jam
Alina menatap seorang gadis dengan dandanan chic dan cantik berdiri di depan mereka. Wajahnya tampak marah ke Gatot sedangkan pria itu agak terkejut melihat gadis itu membuat Alina paham jika mereka saling mengenal.
"Margaret, aku bisa jelas kan. Aku tadi malam urusan sama pejabat seperti biasa... Kamu sama siapa kesini?" Gatot celingukan dan melihat pasangan suami istri berumur sedang makan burger. "Papa mama mu ada?"
"Kami habis dari CP langsung kesini karena papa ingin burger. Kamu sama siapa mas? Selingkuhan ya? Berani kamu selingkuh..."
"Bukan Mar, ini aku ketemu rekan kerja saat tadi beli McDonald's. Kamu tahu sendiri kan kalau ketemu pejabat makanannya suka gak cocok di perut. Jadi kita makan bareng" jawab Gatot dengan lancarnya. "Ayo, kita temui papa mamamu... Al, soal pekerjaan buat hari Senin, tinggal taruh saja di meja saya."
Alina tersenyum smirk. "Baik, Pak Gatot" dengan nada sinis.
Gatot pun digandeng oleh gadis bernama Margaret itu menemui pasangan suami istri itu dan Alina bisa melihat bagaimana akrabnya pria itu dengan keluarga gadis itu.
"Gayamu Ndul ! Pantas aku kok nggak ada rasa tertarik sama sekali ... " Alina tersenyum dan merasa bersyukur tidak rugi bandar di dirinya. "Apa mungkin dia sudah nonton dengan Margaret jadi sudah tahu film itu..."
Alina menghabiskan makannya dan bersiap pergi. Dia memilih pulang dengan ojek online daripada harus bersama dengan pria celutak macam Gatot.
***
"Oh bocah tua nakal ! Rupanya sudah punya gandengan, masih saja cari yang lain..." gerutu Dewa sambil menghabiskan burgernya.
"Bapak dulu apa kabar?" sahut Ragil yang sudah selesai makan dan sudah mencuci tangan.
"Tapi gue bukan tipe sana sini ! Satu dulu, bosan, putusin, cari lagi. Pantang bagi Dewananda Hadiyanto pacaran banyak cewek sekaligus !" jawab Dewa sambil manyun gara-gara diingatkan kebandelannya dulu.
"Pak, nona Alina bersiap pergi. Tampaknya mau pulang ..." Ragil mengedikkan dagunya ke arah belakang Dewa karena pria ganteng itu memang duduk membelakangi Alina daripada melihat Gatot yang ingin dia lempar pakai nampan.
"Kamu sudah selesai?" tanya Dewa.
"Sudah pak. Bapak mau antar nona Alina?"
"Udah tahu pakai nanya lagi Gil !" Dewa bergegas menuju wastafel untuk cuci tangan dan setelahnya berjalan keluar dari McDonald's.
Wajah Gatot tampak tidak nyaman saat Alina sama sekali tidak mau melihat dirinya ketika dirinya keluar dari restaurant junk food itu. Margaret yang melihat itu, merangkul lengan Gatot seolah menunjukkan kepemilikan pada pria itu.
Gatot bisa melihat bagaimana Dewa dan Ragil pun ikut keluar saat melihat Alina berada di luar restauran untuk memesan ojek online. Tampaknya orang tua murid itu juga mengincar Alina ! Enak saja Alina mau dibuat selingkuhan!
***
"Jeng Alina" panggil Dewa membuat Alina yang sedang membuka ponselnya menoleh.
"Ya pak Dewa?" jawab Alina sopan.
"Saya antar pulang saja daripada pesan ojek online. Apalagi sudah malam seperti ini" tawar Dewa.
"Tapi pak... "
"Kamu sudah pesan belum ojek online nya?" tanya Dewa lagi.
"Belum sih pak... Tapi..."
"Sudah yuk, saya antar kamu pulang. Bahaya buat anak gadis malam-malam seperti ini." Dewa menghela punggung Alina menuju mobil Range Rover nya dengan diikuti Ragil yang sejak tadi komat Kamit dengan banyak ayat.
Alina hanya bisa menuruti permintaan Dewa sebab dirinya juga merasa agak tidak nyaman pulang sendirian malam-malam dengan ojek online. Setidaknya Dewa tidak bakalan macam-macam apalagi asistennya mukanya dingin seperti itu.
Dewa membukakan pintu mobilnya bagian depan dan mempersilahkan Alina masuk sedangkan Ragil duduk di kursi tengah. Setelahnya, Dewa duduk di kursi pengemudi dan menstater mobilnya lalu pergi meninggalkan area parkir McDonald's.
"Rumah kamu daerah mana Jeng Alina?" tanya Dewa sambil berkonsentrasi menyetir.
Alina melirik ke arah Dewa yang memasang wajah polos. "Bukannya bapak sudah tahu rumah saya?"
"Hah? Rumah kamu? Kapan saya tahu rumah kamu? Wong nomor ponsel kamu saja nggak punya, tanya rumah kamu saja belum dapat, kok bisa dibilang saya tahu rumah kamu?" jawab Dewa dengan wajah bingung yang sangat natural membuat Ragil yang duduk di belakang hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Dasar Player ! Mau bilang mantan player tetap saja jiwa player nya nongol ! Batin Ragil kesal.
"Bapak nggak ke rumah eyang saya yang di Grogol Petamburan?" tanya Alina.
"Eyang kamu? Kapan aku ke eyang kamu..." jawab Dewa masih muka lempeng tapi dirinya sudah merubah percakapannya dengan bahasa informal.
"Pak Dewa Hadiyanto, bapak itu ke rumah eyang saya Sabtu Minggu lalu. Saya sudah memeriksa CCTV yang dipasang di rumah. Bapak nggak usah bohong deh !" Alina menatap gemas ke pria ganteng satu itu.
Ragil yang duduk di kursi tengah langsung terbahak melihat Bossnya tampak mati kutu.
Damn it aku lupa CCTV di rumah eyang Daud ! Dewa berdehem. "Aku kebetulan lewat sana Jeng Alina tapi aku tidak tahu kalau eyang yang disana itu eyang mu... Beneran !"
Ragil tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Kapok mu kapan tho pak Dewa ...
Alina masih menatap Dewa dengan tatapan tidak percaya. "Pak Dewa, pak Dewa nggak bohong kan?"
"Jeng Alina, kalau aku bohong, berarti jeng Alina bakalan jadi pacar aku..." jawab Dewa dengan cueknya membuat Alina melongo tidak percaya kepada playboy duren tiga itu.
"Pak, mana ada kalau bapak bohong terus saya jadi pacar bapak ? Analoginya dimana coba? Memang bapak itu kan playboy dan semua hal jadi kemodusan yang haqiqi !" omel Alina kesal.
Dewa terbahak membuat Alina mengerenyitkan alisnya. "Jeng Alina tahu saja kalau aku playboy. Well, aku mantan playboy. Kamu bisa tanya sama Ragil tuh sudah berapa lama aku nggak pacaran. Oke lah aku bakalan jujur sama kamu. Aku tahu semua tentang kamu kecuali nomor ponsel kamu dan kost kamu. Dan ya aku ke tempat eyangmu, Eyang Daud tapi ada tujuannya juga itu Jeng. Aku ingin merayu mamaku biar tidak marah sama aku lagi. Asal kamu tahu, meskipun aku sudah dewasa seperti ini, mamaku masih hobi jewer telinga aku... Terserah kamu mau bilang aku jatuh Marwah karena masih kena jewer tapi itulah mamaku. Jurus capit kepiting nya sangat sangat... Cepat ! Macam tendangan tanpa bayangan Wong Fei Hung..."
Alina tersenyum geli. "Pak Dewa dijewer?"
"Serius itu Jeng. Tapi di keluarga aku, mamaku adalah pemegang kasta tertinggi jurus pencapit telinga... Aku dan papaku tidak ada yang lolos."
Alina tertawa kecil. "Pak Dewa, kalau mau cerita bohong, mbok ya jangan keterlaluan. Mana ada jaman sekarang masih berlaku jewer telinga?"
Kali ini Dewa yang melongo. "Gil, masa Jeng Alina tidak percaya kalau aku sering kena jewer mamaku?" tanyanya ke Ragil melalui kaca spion.
"Lha bapak ceritanya kurang meyakinkan..." balas Ragil cuek.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
As Ngadah
WA ha ha😂😂😂😂😂😂
2024-08-31
1
Ita Xiaomi
Dalam satu hari Gatot udah 2x nyaris dilempar Dewa. Ama sepatu&nampan 😁
2024-01-21
1
Masumi Hayami
Lah lu apa kabarnya Gatot? u juga buat Alina di jadiin selingkuh, klo ga ketauan sama Margaret..
untung Alina ga demen ga tergiur plus tergoda sama lu..
2023-08-14
1