Kantor Pusat Bank Arta Jaya Pusat area Kuningan Jakarta
Ragil mulai mencari tahu siapa itu Alina Ratnadewi sebab kalau tidak, bisa seharian Bossnya yang katanya mau taubat demi lolos dari sayatan scapel sang ibu yang dokter bedah, ngereog macam keponakannya.
Asisten Dewa selama dua tahun terakhir ini sudah pernah bertemu dengan Aizen, keponakan Dewa yang merupakan putra Romeo Akihiro dan Juliet Reeves. Dan definisi bocil mereog benar deh, sama dengan Oomnya.
Ragil akhirnya bisa mendapatkan semua data Alina Ratnadewi dan memprint semuanya karena Dewa orang paling malas membaca lewat iPad. Ragil beruntung komputer khusus milik nya memiliki kemampuan sama dengan semua komputer milik Jang Corp. Komputer tempat Dewa pun sama hanya saja pria itu punya prinsip.
Kalau ada yang bisa disuruh, ngapain repot - repot cari ?! Dan Ragil paling sebal dengan prinsip... salah motto kebanggaan Dewananda Hadiyanto.
Pria berwajah dingin itu mengetuk pintu ruang kerja Dewa dan masuk ke dalam. Tampak Bossnya sedang melakukan panggilan telepon dengan seseorang.
"Iya Jules. Nanti aku bantu soal itu... Oke. Assalamualaikum." Dewa mematikan panggilannya dan melihat Ragil datang membawa map. "Sudah dapat?" tanya pria blasteran itu.
"Sudah pak Dewa." Ragil memberikan map itu ke Dewa dan Bossnya tampak tidak sabar membacanya.
"Yatim piatu? Anak panti asuhan?" Dewa menatap Ragil. "Kok bisa?"
Ragil menghela nafas panjang. "Pak, ya bisa tho pak. Buktinya bisa."
"Oh..." sahut Dewa cuek membuat Ragil rasanya ingin menendang Bossnya sampai Timbuktu. "Sudah kamu periksa orang tuanya?"
"Sudah pak. Ada semua disitu."
Dewa membaca lagi. "Oh ayahnya anggota TNI yang gugur di Papua... Ibunya meninggal karena sakit saat Alina berusia lima tahun... Lalu Alina dimasukkan ke panti asuhan karena ... " Dewa terdiam. "Apakah jika sudah tidak ada orangtuanya, rumah dinas angkatan darat, diberikan ke tentara lain?"
"Tampaknya seperti itu, pak."
"Kemana Oom, Tante atau pakdhe, budhe?" Dewa bertanya pada Ragil lagi.
"Pak Dewa, semuanya ada disitu..." jawab Ragil dengan nada tertahan kesal.
"Oh anak tunggal semua. Eyangnya sudah tidak ada juga... Kok ya mesakke nemen tho ( kasihan sekali ). Tenang jeng Alina, mas Dewa akan membuat jeng Alina merasakan punya keluarga yang Membagongkan dan menyenangkan..." senyum Dewa membuat Ragil melongo tidak percaya mendengar gombalan receh Bossnya.
"Pak, katanya bapak tidak mau buat gombal mukiyo ... Lha itu tadi apa?" tanya Ragil gemas.
"Lho sing gombal mukiyo kiiieee sopo ( yang ngomong gombal mukiyo itu siapa )? Iki dungo tenanan ( ini berdoa beneran )" jawab Dewa dengan wajah serius membuat Ragil semakin kesal dengan tingkah Bossnya. "Lho, Gil, siapa ini Daud Prayogo?"
"Bapak, itu ada disana semua... " Untuk kesekian kalinya Ragil mengucapkan kalimat yang sama.
"Oh kakek angkatnya. Jadi waktu SMP, jeng Alina diangkat anak sama kakek... Lho Wis tuwek tho? Kok aneh ya... Baca lagi... Oh, jadi begitu. Usahanya punya kost-kostan di Grogol. Wah pintar juga jeng Alina kuliah di psikologi universitas negeri Jakarta... IPK nya juga bagus tapi kok nggak dilanjutkan..."
"Mungkin kebentur biaya pak. Kan nona Alina masuk UNJ dengan beasiswa" sahut Ragil.
"Oh benar juga. Lagian usaha kost-kostan nya kan bukan kost eksklusif juga ya..." gumam Dewa. "Jadi jeng Alina punya kakek angkat yang resmi mengangkat jadi cucu... Daud Prayogo... Ini orang juga tragis hidupnya. Ditinggal pergi anak dan cucunya karena kecelakaan lalu lintas. Dua orang yang sama-sama sendirian, saling koneksi satu sama lain..."
"Pak, saya keluar dulu. Saya pusing dengan ucapan bapak." Ragil pun berpamitan hendak keluar dari ruang kerja Dewa.
"Kamu belum makan siang mungkin jadi pusing..." sahut Dewa.
"Mungkin pak" balas Ragil.
"Oh, kamu mau makan apa siang ini? Titip nasi Padang dong !" pinta Dewa membuat Ragil menghentikan langkahnya.
"Bapak mau nasi Padang?" tanya Ragil.
"Lha bukannya aku bilang tadi nitip nasi Padang? Pakai ayam goreng, Dedeng balado. Ini uangnya" jawab Dewa sambil menyerahkan selembar uang seratus ribu ke Ragil.
Ragil menerima uang itu dan berjalan keluar ruang kerja Dewa. Pria dingin itu merasa lama-lama cacingnya bakalan saling gelut di dalam perut kalau dirinya semakin emosi dengan bossnya.
***
Kamar Kost Alina di daerah kebon jeruk
Alina baru saja menyelesaikan ibadah asarnya dan sekarang dirinya merasa sangat lelah, ingin segera beristirahat diatas tempat tidurnya yang empuk.
Gadis itu mengakui bahwa menjadi guru TK itu antara fun dan stress menjadi satu. Fun nya adalah jika para siswanya manut dan bersikap baik. Dirinya akan menjadi stress jika mereka ribut dan nangis tidak jelas. Tapi disana lah funnya.
Alina mengambil ponselnya lau merebahkan tubuhnya dan mencari tahu siapa Dewa Hadiyanto yang tadi membuatnya kesal. Mata coklat Alina terbelalak mengetahui reputasi Dewa yang dikenal playboy dengan banyak mantan pacar dimana mana.
"Astaghfirullah... Pantas tadi gayanya njelehi ! Ternyata memang player! Amit - amit ih ... Tunggu, tadi salaman lama kan sama aku... Duh kudu cuci tangan biar nggak kena najis... Eh tapi tadi aku datang sudah cuci tangan dan kaki terus wudhu... Berarti udah nggak kena najis kan?" monolog Alina.
"Duh, semoga aku nggak ketemu sama nih orang !"
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Bapau hijau Bapau hijau
gen nya bagas nih nurun jd gini dehh
2023-07-28
1
🍭ͪ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ꍏꋪꀤ_💜❄
yasalam baru ini keturunan klan pratomo agak2 gimana......
salah pak bagas nih🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2023-07-28
1
ellyana imutz
wes pasrah wae jeng Alina nek jodoh takdir u kudu duwe pasangan .gandengan mantan player..wes tenang wae mantan player wes tobat ko
2023-07-28
1