bab.19. Bukit Penantian

Pagi hari saat ku buka jendela rumah, tampak seorang pria berdiri di depan mobilnya. Melihat ku muncul dari balik jendela, dia melambaikan tangannya. Senyum ceria menghias bibirnya.

Laki-laki itu adalah atasan di mana aku berkerja. Direktur Utama sebuah perusahaan korporasi yang besar. Laki-laki berusia 15 tahun di atasku. Tetapi beberapa hari ini seolah dia tinggalkan semua pangkatnya dan berbaur dengan kami. Bahkan tidak segan bersikap seperti anak kecil waktu kemarin bertemu dengan Tom.

Ku balas dengan senyuman dan anggukan.

"Pa.. Ma.. saya pergi dulu ya, Pak Chris sudah menunggu." Pamitku kepada Pa dan Ma, ku sambar keranjang makanan dan tas kecilku.

Saat aku buka pintu, pria itu sudah berdiri tegap di sana. Posisinya pas berhadapan dengan pintu, sehingga saat pintu dibuka aku tepat berada di depannya. Hampir saja aku terjatuh karena terkejut.

"Aaah.." pekikku.

Tangannya yang kokoh meraih tubuhku menahannya agar tidak terjatuh.

"Aku harus pamit kepada Pa dan Ma, tidak baik membawa anak gadis tidak meminta ijin kepada orang tuanya." katanya tanpa melepaskan tangan dan tatapannya dariku.

"Pak, tolong lepaskan saya!" mohonku kepadanya.

"Oh.. maaf" katanya sambil melepaskanku.

"Pa.. Ma.. saya ijin meminta Sally menemani saya keliling dusun." lanjutnya sambil melihat ke arah belakangku.

Saat ku tengok ke belakang ternyata sudah ada Pa, Ma, dan Mey di sana. Sepertinya mereka keluar saat mendengar pekikanku. Jadi.. mereka melihat kejadian tadi? Duh.. aku malu.

"Iya, kalian hati-hati ya!" jawab Pa.

"Terima kasih Pa." jawab Pak Chris sambil mengambil keranjang makanan dari tanganku kemudian keluar rumah.

Aku mengangukan kepala kepada Pa dan Ma, kemudian mengekor dibelakang Pak Chris.

"Sall, sepeda kamu masih ada kan?" tanya Pak Chris.

"Ada di gudang samping rumah." jawabku

Tanpa aba-aba Pak Chris sudah berjalan menuju gudang samping. Keranjang makanan dia serahkan kembali kepadaku. Lihat tingkahnya, seolah-olah ini adalah rumahnya. Dia memang atasanku, tetapi ini kan rumahku.

Dia keluar dari gudang dengan menuntun sepedaku.

"Ayok kita keliling dusun dengan sepeda ini. Sepertinya akan lebih menyenangkan." katanya sambil menaiki sepeda.

"Kamu kenapa masih di sana? Ayo naik! Ini bukan pertama kali kita bersepeda bersama kan?" katanya lagi karena melihatku hanya berdiam diri mematung.

Aku menurutinya duduk di belakang sambil kupangku keranjang makanan.

***

Sepanjang jalan aku mengaba-abainya untuk lurus, berbelok atau memutar. Terbesit oleh ku untuk mengerjainya kali ini.

"Pak nanti di depan sana kita belok kiri ya" kataku.

"Ok Bos kecil" jawabnya.

"Setelah pertigaan itu kita lurus ya" perintahku lagi.

Kapan lagi bisa memerintah seorang hebat seperti Pak Chris. Mengingatnya aku jadi senyum-senyum sendiri.

"Huufft.. jalan ini menanjak Sally, boleh kita berjalan saja?" katanya sambil terengah-engah.

"Iya, baiknya kita berjalan saja. Masih lumayan jauh" kataku sambil menyembunyikan senyum.

Kamipun berjalan beriringan. Pak Chris menuntun sepeda di sisi kirinya, dan aku berada di sisi kanannya.

"Masih jauh?" katanya kelelahan.

"Sedikit lagi, itu sudah kelihatan!" jawabku sambil menunjuk ke depan.

"Taraaaa.. ini adalah Bukit Penantian. Dari sini kita bisa melihat dusun Lembah Asri keseluruhan." kataku sambil menggelar alas duduk dan membuka bekal makanan.

"Sally.. ini.. tempat ini sepertinya aku kenal. Bukankah ini dekat area rumahku?" katanya.

Aku mengangguk dan tidak bisa lagi menyembunyikan senyumku yang saat ini berubah menjadi tawa kemenangan.

"Kamuuu!!" dia berlari ke arahku.

Aku berusaha menghindar berlari ke arah lain. Setelah beberapa saat berkejar-kejaran akupun kelelahan.

"Maaf Pak.. maaf.. saya udah ga kuat berlari lagi." nafasku terengah-engah karena berlari sambil tertawa.

"Kalau kamu mau aku berhenti kamu harus siap mengadapi hukuman dariku!" ancamnya.

"Iya.. iya.. Pak saya siap menerima hukuman." kataku sambil terduduk di rumput kelelahan.

Dia pun duduk di sebelahku.

"Kan saya meminta kamu antar saya berkeliling dusun Lembah Asri. Kenapa kamu malah mengajak ke daerah sekitar rumah saya? Kamu ini!" katanya menggerutu.

"Bapak kan meminta saya untuk menemani Bapak keliling dusun. Dari sini saya bisa menemani Bapak melihat dusun Lembah Asri. Kalaupun tempat ini berada di dekat rumah Bapak, ya bukan salah saya." kataku santai.

"Bukan seperti ini yang saya maksud. Bukan melihat dusun dari atas bukit. Tetapi melihat keseharian penduduk desa, perkebunan, sungai-sungainya, dan kehidupan di dusun ini." kata Pak Chris

"Tetapi pemandangan dari sini sangat indah. Ada kamu di sini menemani saya. Lumayanlah untuk hari pertama, tidak buruk juga." katanya sambil menengok memandang ke arahku.

"Iya, tempat ini indah. Tempat ini salah satu tempat favorit saya di dusun ini." kataku sambil memandang ke arah dusun.

Melihatnya menatap dekat di wajahku membuatku risih.

"Aah.. oh iya, nanti makanannya keburu dingin. Kalau dingin kurang enak." kataku mengalihkan perhatian, bangkit berdiri menuju bekal makanan yang sudah kutata tadi.

Pak Chris pun mengikutiku.

"Ini Pak, semoga rasanya berkenan ya." ku serahkan piring beserta makanannya.

"Hmm.. ini enak. Pasti masakan Ma." katanya sambil mengunyah makanan yang kuberikan.

"Sebetulnya itu masakan saya sih, cuma menggunakan resep Ma." kataku sambil menyantap makanan dan melihat ke arah dusun di bawah sana.

"Wah.. kalau begitu setelah kita kembali ke Agria saya mau sering-sering mencoba masakan kamu." kata Pak Chris sambil makan lahap.

Yah kan salah ngomong, duuh.. kupukul kepalaku dengan tanganku. Bodoh.. bodoh.. kutuk ku dalam hati.

Selesai makan ku rapihkan kembali semuanya ke keranjang.

"Mau ke tempat lain lagi?" tanyaku.

Karena matahari mulai tinggi dan mulai terasa panas duduk di sini.

"Saya lelah, kita ke rumahku saja. Nanti dari sana baru ke rumahmu ambil mobil." jawabnya.

"Baik Pak" jawabku.

"Ini perintah! Saat berdua bersama saya, apalagi di waktu santai seperti ini jangan panggil saya dengan sebutan Bapak!" katanya.

"Lalu saya harus panggil apa?" tanyaku.

"Apa saja, kamu bisa panggil namaku.. Panggil sayang juga boleh." katanya sambil tersenyum nakal.

"Hmm saya panggil Chris saja ya." jawabku masih merasa agak risih memanggilnya dengan nama saja.

"Boleh, ayok kita ke rumahku!" jawabnya sambil menarik tanganku.

Kami berjalan bersama menuju rumahnya yang hanya sekitar 100 meter dari tempat kami tadi. Sepeda dituntunnya dengan tangan kiri. Tangan kanannya seolah tidak mau melepas tanganku.

***

Penjaga rumah mengetahui kedatangan tuannya. Sepedaku beralih tangan kepada penjaga. Mobil golf sudah terparkir di depan sana.

"Pak, bagaimana saya mau naik, kalau tangan saya tidak dilepas?" kataku sambil menunjuk tanganku yang digenggamnya.

"Oh maaf, sampai kelupaan. Saya sudah mulai terbiasa, seolah bagian dari tubuh saya soalnya." jawabnya sambil tersenyum.

Aku hanya bisa cemberut kesal.

Chris mengendarai mobil mini ini, dan aku berada di sebelahnya. Walaupun sudah kedua kalinya aku berada di tempat ini, tetapi tetap saja membuatku terkagum dengan keindahannya. Tanpa ku sadari senyum kekaguman menghiasi wajahku.

"Kalau kamu suka tempat ini, kenapa kamu tidak tinggal di sini saja Sally?" kata Chris seolah dia tahu kalau aku mengagumi tempat ini.

"Hah? tidak Pak tidak.." jawabku gugup.

"Kamu itu, hukuman yang tadi di atas bukit saja belum kamu terima. Sekarang kamu sudah membuat kesalahan baru. Mau saya tambah hukumannya?" ancamnya.

"Maaf Chris, saya lupa." jawabku ketakutan.

"Nanti kamu jaga ingatan kamu jangan sampai terlupa lagi. Kalau salah lagi tidak segan-segan akan saya tambah hukuman kamu." katanya mengancam dengan tersenyum menggoda.

"Iya" jawabku pelan.

Kami sampai di rumah utama. Chris mempersilahkanku turun dan memasuki rumah.

Bu Domy menyambut kami, "Selamat datang Chris! Hai Nona selamat datang kembali!" katanya ramah.

"Hai Bu Domy, senang berjumpa kembali!" jawabku.

"Ya Bu Domy" jawab Chris.

Kemudian bu Domy berlalu.

"Karena kamu suka akan tempat ini, selama di tempat ini kamu bisa lakukan apa yang kamu mau." kata Chris.

"Apa yang kamu ingin lakukan? Melihat-lihat setiap ruang di rumah ini atau kita berkeliling kebun dengan mobil golf?" Chris menawarkan pilihan kepadaku.

"Melihat-lihat kebun boleh?" tanyaku.

"Dengan senang hati gadis cantik." jawabnya sambil menarik tanganku menuju mobil golf.

Dari siang sampai sore kami habiskan di rumah Chris berkeliling kebun buah, kebun bunga, dan berkenalan dengan para pekerja.

Sorenya Chris mengantarku pulang dengan sepedaku. Kemudian pulang membawa mobilnya.

-----

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca cerita saya.

salam

vattu ☺️

Episodes
1 bab. 1. Aku dan Dusun Lembah Asri
2 bab. 2. Mimpiku
3 bab. 3. Kejutan dari Dean
4 bab. 4. Pergi Menuju Harapan
5 bab. 5. Kantor Baru
6 bab. 6. Dia datang
7 bab.7. Pelajaran Baru
8 bab. 8. Pertemuan Sahabat
9 bab.9. Maya tapi Nyata
10 bab.10. Dari Masa Lalu
11 bab.11. Ternyata Mereka?
12 bab. 12. Gadis Gaun Biru
13 bab. 13. Dia Mendamba
14 bab.14. Rencana Indah Buat Dia
15 bab.15. Asisten Pengganti
16 bab.16. Ini Cinta?
17 bab.17. Aku Pulang
18 bab.18. Hari Raya Kami
19 bab.19. Bukit Penantian
20 bab. 20. Liburan yang Hilang
21 Visual Tokoh "Hai Cinta, Kembalilah..."
22 bab. 21. Pengakuan
23 bab.22. Mengenal Keluarga Lain
24 bab. 23. Hilang
25 bab.24. Peluang dan Pertanyaan
26 bab. 25. Kejutan Luar dari Biasanya.
27 bab.26. Kehidupan Baru
28 bab.27. Perlakuan Manis
29 bab.28. Pesta Besar
30 bab.29. Orang Itu
31 bab.30. Tidak Disengaja
32 bab.31. Itu Memang Milikmu
33 bab.32. Rindu
34 bab.33. Aku Mau Milikku
35 bab.34. Tanggung Jawab
36 bab.35. Kedatangan Tamu
37 bab.36. Pantai Elsker
38 bab.37. Hangat dan Teduh
39 bab.38. Ada yang Berubah
40 bab.39. Dia Datang Lagi
41 bab.40. Luka Lama
42 bab.41. Cinta atau Obsesi?
43 bab. 42. Be A Better Man
44 bab. 43. Aku, Kamu dan Hujan
45 bab. 44. Saat Aku, Kamu Menjadi Kita
46 bab. 45. Apa artinya?
47 bab.46. Bersembunyi dari Mu
48 bab. 47. Itu Kamu
49 bab 48. I am still..
50 bab 49. Everybody Knew
51 bab 50. I will be here
52 bab 51. Cinta Kita
53 bab 52. Pernikahan
54 bab 53. Aku dan Dean
55 bab 54. Secret Admirer
56 bab 55. Aku dan Lea
57 bab 56. Project baru.
58 bab 57. Masih Sama
59 bab 58. Kembalilah Cinta
60 bab 59. First Love
Episodes

Updated 60 Episodes

1
bab. 1. Aku dan Dusun Lembah Asri
2
bab. 2. Mimpiku
3
bab. 3. Kejutan dari Dean
4
bab. 4. Pergi Menuju Harapan
5
bab. 5. Kantor Baru
6
bab. 6. Dia datang
7
bab.7. Pelajaran Baru
8
bab. 8. Pertemuan Sahabat
9
bab.9. Maya tapi Nyata
10
bab.10. Dari Masa Lalu
11
bab.11. Ternyata Mereka?
12
bab. 12. Gadis Gaun Biru
13
bab. 13. Dia Mendamba
14
bab.14. Rencana Indah Buat Dia
15
bab.15. Asisten Pengganti
16
bab.16. Ini Cinta?
17
bab.17. Aku Pulang
18
bab.18. Hari Raya Kami
19
bab.19. Bukit Penantian
20
bab. 20. Liburan yang Hilang
21
Visual Tokoh "Hai Cinta, Kembalilah..."
22
bab. 21. Pengakuan
23
bab.22. Mengenal Keluarga Lain
24
bab. 23. Hilang
25
bab.24. Peluang dan Pertanyaan
26
bab. 25. Kejutan Luar dari Biasanya.
27
bab.26. Kehidupan Baru
28
bab.27. Perlakuan Manis
29
bab.28. Pesta Besar
30
bab.29. Orang Itu
31
bab.30. Tidak Disengaja
32
bab.31. Itu Memang Milikmu
33
bab.32. Rindu
34
bab.33. Aku Mau Milikku
35
bab.34. Tanggung Jawab
36
bab.35. Kedatangan Tamu
37
bab.36. Pantai Elsker
38
bab.37. Hangat dan Teduh
39
bab.38. Ada yang Berubah
40
bab.39. Dia Datang Lagi
41
bab.40. Luka Lama
42
bab.41. Cinta atau Obsesi?
43
bab. 42. Be A Better Man
44
bab. 43. Aku, Kamu dan Hujan
45
bab. 44. Saat Aku, Kamu Menjadi Kita
46
bab. 45. Apa artinya?
47
bab.46. Bersembunyi dari Mu
48
bab. 47. Itu Kamu
49
bab 48. I am still..
50
bab 49. Everybody Knew
51
bab 50. I will be here
52
bab 51. Cinta Kita
53
bab 52. Pernikahan
54
bab 53. Aku dan Dean
55
bab 54. Secret Admirer
56
bab 55. Aku dan Lea
57
bab 56. Project baru.
58
bab 57. Masih Sama
59
bab 58. Kembalilah Cinta
60
bab 59. First Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!