Selesai membeli kado, kami menuju kediaman Pak Don.
"Maaf Pak rumah saya hanya seperti ini." kata Pak Don saat kami memasuki kediamannya.
Sebuah rumah sederhana dengan dinding separuh kayu, mirip seperti rumahku di dusun Lembah Asri.
"Silahkan duduk Pak Chris dan bu Sally, saya panggilkan istri saya dulu." kata Pak Don.
Tidak lama istri Pak Don keluar, dan Pak Don datang membawa baki berisi minuman untuk kami.
"Terima kasih Bapak dan Ibu sudah mau repot-repot menengok saya dan bayi saya, malah sampai repot membawa banyak hadiah seperti ini." kata istri Pak Don.
"Tidak repot kok Bu, malah saya yang sering merepotkan Pak Don." jawab Pak Chris.
"Tidak apa-apa Pak, kalau soal hal itu kan suami saya memang bekerja untuk Bapak. Lagi pula kebaikan Bapak selama ini kepada kami, tidak sebanding dengan yang kami lakukan." kata istri Pak Don.
"Tidak perlu sungkan seperti itu Bu, Pak Don bekerja dengan saya sudah lama. Saya sudah menganggap sebagai keluarga sendiri." jawab Pak Chris.
"Terima kasih banyak Pak." kata Pak Don dan istrinya.
Aku hanya bisa tersenyum dan mendengarkan percakapan mereka. Ternyata Pak Chris yang di kantor dikenal sebagai seorang yang dingin dan menakutkan, dia bisa sangat dekat dengan orang-orang di sekitarnya tidak memandang kelas orang tersebut apa.
"Oh iya, apa Bapak dan Ibu mau melihat bayi kami?" tanya istri Pak Don.
"Tentu Bu, tentu saja." jawab Pak Chris kemudian melihat ke arahku memintaku untuk mengikutinya melihat bayi Pak Don.
"Mari silahkan lewat sini!" Pak Don mempersilahkan kami lewat lebih dulu, sedangkan istrinya berjalan di depan kami sebagai penunjuk jalan.
Seorang bayi lucu sedang tertidur pulas di tempatnya. Sungguh sangat menggemaskan, belum lagi anak itu seolah tahu ditengoki. Sesekali dia tersenyum dalam tidurnya. Pemandangan yang sangat menyenangkan.
***
Sekembalinya kami dari kediaman Pak Don, kami sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Aku sibuk bergelut dengan tumpukan surat jalan, order pembelian, dokumen gudang dan lain-lain.
Pesan text masuk dari Andrew, "Sal, nanti kamu tidak usah bawa motor ya, aku antar pulang." kata Andrew.
"Ok, tapi jangan malam-malam ya. Aku ada tugas kuliah yang harus kuserahkan besok." pesan text dariku terkirim untuk Andrew.
"Siap" jawab Andrew singkat dengan pesan text.
***
"Hati-hati di jalan bu Sally." kata Pak Don saat berpapasan denganku di tempat parkir motor.
"Terima kasih Pak." jawabku sambil berlalu.
Aku pulang ontime karena ada perkuliahan hari ini. Dan juga, harus mampir ke Mess terlebih dahulu menaruh motor dan lanjut naik kendaraan umum ke kampus.
Saat baru turun dari kendaraan umum, dan berjalan menuju kampus ada pesan text masuk.
"Saya sudah sampai bandara, sampai berjumpa lagi." ternyata dari Pak Chris.
"Baik Pak, hati-hati di jalan." pesan text dariku untuk Pak Chris.
Kemarin malam terpaksa aku harus bolos kuliah karena ikut Pak Chris ke acara ulang tahun Laura. Dosen yang mengajar sore adalah Andrew, dan mahasiswinya seperti biasa berdandan cantik ditambah wewangian bunga beraroma segar.
Perkuliahan berjalan lancar, sesekali Andrew mencuri pandang kepadaku. Saat jam pelajaran berakhir aku menuju tempat parkir mobil di mana mobil Andrew biasanya terparkir.
"Sudah lama nunggu?" tiba-tiba Andrew datang dari arah belakangku setelah aku menunggu 30 menit.
"Lumayan.." jawabku sambil menepuk tangan kiriku yang digigit nyamuk.
"Maaf ya, tadi ada beberapa mahasiswi yang bertanya mengenai pelajaran." katanya memberikan alasan.
"Tidak apa-apa kok. Kan sudah jadi kebiasaan, setiap Pak Andrew mengajar tidak bisa langsung pergi karena tertahan mahasiswi-mahasiswi cantik." kataku menggoda sambil tersenyum kepadanya.
"Hmm.. ga usah cemburu gitu juga sih. Kan udah tahu aku sukanya sama siapa." jawab Andrew tidak kalah menggodaku.
"Iih.. siapa yang cemburu, aku bicara sesuai kenyataan kok." kataku sambil mengerucutkan bibir.
"Cemburu juga ga apa-apa kok, aku malah suka kalau kamu cemburu. Itu tandanya kamu mulai membuka hati untukku. Ayok masuk mobil! Ga rela juga aku melihat darahmu dihisap nyamuk-nyamuk itu." katanya Andrew sambil membuka pintu mobil.
"Terserah deh Drew." jawabku sewot sambil menaiki mobil.
Andrew hanya tersenyum kesenangan.
"Kalau kita makan malam dulu boleh?" tanya Andrew.
"Engga.. kalau kamu mau, mungkin bisa beli makanan kemudian makan di rumah? Maaf.. Aku betul-betul harus menyelesaikan tugas kuliahku malam ini." jawabku.
"Ok, mau aku bantu? Aku ada waktu kok untuk mampir di Mess kamu dan membantu mengerjakan sampai tugas kamu selesai." kata Andrew.
"Terima kasih.. tetapi aku mau kerjakan sendiri saja. Lagi pula akukan tinggal di Mess Drew tidak semua orang bisa keluar masuk Mess karyawan seenaknya." jawabku.
"Walaupun ini di luar kebiasaanku. Tetapi kamu tahukan? Aku punya akses untuk keluar masuk fasilitas kantormu. Sesekali bolehlah aku gunakan menggunakan privillege." kata Andrew setengah memaksa sambil tersenyum menggoda.
"Andrew... please deh!" jawabku memohon.
"Baik Nona Cantik." katanya lagi.
"Kemarin malam kamu bilang ada yang mau dibicarakan, mau bicara apa?" tanyaku.
"Oh itu, sebetulnya tidak ada apa-apa sih. Kemarin malam itu aku cuma kuatir, karena kamu tidak merespon semua pesan text dariku. Bahkan teleponku tidak kamu angkat. Aku takut terjadi sesuatu dengan mu, aku takut kamu menghilang dariku seperti dulu." jawabnya sambil menatapku sendu.
"Aku kira ada apa, kan sudah aku jelaskan kemarin. Jadi sudah clear ya?" kataku.
"Kamu pergi bersama Pak Chris kemarin?" tanyanya lagi.
"Iya, ada meeting." jawabku singkat.
"Aku iri dengannya bisa berlama-lama denganmu. Dari pagi sampai larut malam. Apa aku harus secepatnya berhenti mengajar dan gabung di perusahaan biar lebih sering bertemu kamu?" sambung Andrew.
"Kami kan kerja Drew. Betulan kamu mau berhenti secepat itu? Bukannya mengajar itu keinginan kamu?" tanyaku.
"Iya sih, tapi.. ah sudahlah" jawab Andrew pasrah.
"Aku minta kamu jangan membuat hubungan dengan orang lain, sebelum kamu mantap memberi jawaban kepadaku. Entah itu berbentuk penerimaan ataupun.. penolakan." pinta Andrew.
Aku mengangguk pelan.
Aku masih bingung dengan hatiku. Aku merasa nyaman dengan Andrew, tetapi aku juga merasa hatiku berdebar saat berdekatan dengan Pak Chris.
Kami sampai di depan Mess ku.
"Terima kasih tumpangannya." kataku sambil membuka pintu.
"Sally, jangan hilang lagi ya. Kalau ada apa-apa tolong kabari aku. Jangan seperti kemarin lagi." kata Andrew sambil menahanku keluar mobil.
"Baik Bos!" jawabku sambil tersenyum, melepaskan genggaman tangannya dan turun dari mobil.
***
Jam 12 malam akhirnya selesai juga tugas kuliahku. Waktunya untukku beristirahat.
Kucoba memejamkan mata, tetapi hatiku seperti berbicara. Apakah yang kurasakan cinta? Lalu perasaan kepada siapa rasa cinta ini?
------
Terima kasih buat yang setia membaca cerita saya.
salam
vatti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments