Sepanjang perjalanan lebih banyak ditemani keheningan. Berbanding terbalik dengan gemuruh di dalam dada kami masing-masing.
"Jadi kamu tinggal di sini?" tanya Andrew.
"Iya aku tinggal di sini, terima kasih atas tumpangannya." jawabku sambil bergegas turun.
"Sama-sama, terima kasih juga sudah kembali." kata Andrew, tidak lama kemudian mobilnya berlalu.
***
"Ciee..ciee..cie.. udah ada yang anter pulang deh." goda Ann yang sedari tadi duduk di teras memperhatikan kedatanganku.
"Kami tidak ada apa-apa Ann, itu tadi dosenku." jawabku.
"Ada apa-apa juga boleh kok. Waw dosen pula. Kamu hutang penjelasan kepadaku Sally." sambung Ann.
"Betulan tidak ada apa-apa Ann!" jawabku dengan penekanan.
Tidak lama kemudian tampak seorang pria datang dengan sepeda motor besarnya.
"Aku pergi dulu ya!" kata Ann.
"Nah! yang ada aku yang butuh penjelasan dari kamu." kataku sambil gantian menggoda Ann.
"Siap! bye.." jawab Ann sambil berlalu.
Seperti biasanya setiap minggu malam Mess ini sepi. Kalau sebelumnya tersisa aku dan Ann, sekarang tinggal aku dan Pak Satpam yang berjaga di depan. Sedangkan Lazo, ga perduli malam minggu atau bukan semua malam sama saja. Tiada hari tanpa berkencan, semenjak mengenal Rina.
***
Sehabis mandi kulihat telepon genggamku kalau-kalau ada yang menghubungi.
Tiga pesan text.
"Terima kasih buat hari ini." pesan text dari Andrew.
"Jangan lupa nanti kita saling bertukar penjelasan." pesan text dari Ann.
"Sally, jangan lupa sisakan makan malam untukku." pesan text dari Lazo
Kujawab satu persatu pesan text dari mereka.
"Iya, aku belikan satu bungkus buat kamu." pesan text terkirim ke Lazo.
"Ok" pesan text terkirim ke Ann.
"Sama-sama" pesan text terkirim ke Andrew.
Ku letakan telepon genggamku di meja samping tempat tidur. Baru saja kurebahkan badanku. Tidak lama telepon genggamku berbunyi.
rriing..riing..
Tampak nama Andrew muncul di layar telepon.
"Hai Sally, apa kamu sudah mau tidur?" kata Andrew dari seberang sana.
"Iya, badanku lelah mau tidur cepat." jawabku acuh.
"Kalau begitu selamat tidur." kata Andrew.
"Terima kasih" kataku menutup pembicaraan.
Baru saja mau kuletakan telepon genggamku. Ada satu pesan text masuk.
"Maaf ganggu lagi, kalau besok kamu tidak acara dan butuh pergi kemana gitu, jangan sungkan hubungi aku ya." pesan text dari Andrew.
"Ok" jawabku
Tidak lama kemudian akupun terlelap.
***
Di suatu rumah tampak seorang pria sedang tersenyum-senyum sendiri setelah meletakan telepon genggamnya. Tidak lama kemudian ada panggilan telepon masuk, ada sedikit kesal di raut wajahnya karena merasa kesenangannya diganggu.
"Iya.. iya... aku mengerti. Tidak lama kok kan cuma satu tahun. Iya setelahnya aku akan bergabung di sana." jawab Andrew pada suara di seberang sana.
"Selalu seperti itu. Papa dan Mama ku aja tidak seperti itu. Malam minggu bukannya berkencan, malah asik menceramahi keponakannya. Dasar pria tua!" gerutu Andrew pada pria yang baru saja selesai meneleponnya.
Andrew adalah seorang pria muda berusia 25 tahun. Dia baru pulang beberapa waktu lalu setelah menyelesaikan sekolahnya di luar negeri. Saat ini dia mengajar sebagai dosen atas kemauannya sendiri. Tetapi itu tidak akan lama, karena sebelumnya dia sudah berjanji kepada Pamannya untuk ikut bergabung mengelola perusahaan dikemudian hari.
Pamannya Andrew adalah seorang pengusaha yang berhasil. Sebetulnya pamannya itu adalah adik tiri dari Ayah Andrew. Mereka satu Ibu tetapi berbeda Ayah. Pamannya Andrew sangat sayang kepada Andrew. Paman Andrew pun berhutang budi kepada kedua orang tua Andrew, karena sudah merawatnya.
Ayah dan Ibu Andrew berperan sebagai pengganti Ayah dan Ibu bagi Pamannya karena kedua orang tua pamannya telah meninggal dunia saat dia berusia 10 tahun.
Saat itu Ayah dan Ibu Andrew belum memiliki anak. Setelah itu barulah 1 tahun kemudian Andrew hadir.
***
Dua bulan berlalu sejak pertemuan kembali Sally dan Andrew. Setiap malam tidak pernah absen telepon ataupun pesan text dari Andrew kepada Sally. Setiap akhir pekan paling tidak sehari mereka pergi bersama.
Saat di kampus mereka bersikap seperti biasanya. Sally pun selalu bergegas pulang setiap selesai perkuliahan untuk menghindari Andrew.
Malam ini Andrew baru sampai di rumahnya setelah mengantarkan Sally pulang. Telepon genggamnya berbunyi yang muncul di layar adalah nomor telepon Pamannya.
"Hallo, iya.. aku ga ada jadwal ngajar kok senin ini? Iya nanti aku jemput, pesawat jam berapa memang? Ok, sampai Senin" Telepon pun ditutup.
***
Di bandara tampak dari kejauhan seorang pria dewasa yang gagah dan tampan melambaikan tangannya ke arah Andrew. Dia adalah Paman dari Andrew.
"Mau mampir ke rumah dulu atau langsung ke kantor Om?" tanya Andrew sambil membantu memasukan koper ke dalam bagasi.
"Langsung kantor aja. Kamu ikut ke dalam ya! Saya mau kenalkan kamu ke staff kantor." kata Paman Andrew.
"Kan masih lama Om, nanti saja kalau sudah dekat waktunya." kata Andrew berusaha menghindar.
"Kamu lihat dulu saja, bekerja di kantor juga bisa seasik mengajar. Malah lebih menghasilkan banyak uang. Lagi pula, lebih baik sekarang saya kenalkan kamu ke staff kantor dibanding hari ini saya minta kamu langsung bekerja di kantor kan?" kata Paman Andrew dengan nada mengancam.
"Ok" akhirnya Andrew berusaha pasrah mengalah.
***
Sampailah mereka di kantor Paman Andrew. Andrew masih terlihat enggan turun dari mobil.
"Ayok turun, saya butuh menyelesaikan pekerjaan cepat." kata Paman Andrew.
Dengan malas-malasan Andrew turun, kemudian mengekor di belakang Pamannya.
Para staff dan pekerja yang berpapasan dengan Paman Andrew membungkuk memberi hormat.
"Selamat pagi semua, perkenalkan ini Andrew keponakan saya. Nanti dia yang akan bergabung di perusahaan kita. Mohon bantuan dari kalian semua." kata Paman Andrew ketika sudah berada di ruangan para staff.
Di sudut ruangan staff gudang tampak ada seorang gadis yang terkejut. Apalagi saat tatapannya bertemu dengan Andrew membuat gadis itu salah tingkah. Gadis itu adalah Sally, gadis pujaan hati Andrew.
Dan.. Paman Andrew tidak lain dan tidak bukan adalah Pak Chris.
Reflek Pak Chris menepuk punggung Andrew saat dia melihat Andrew melihat Sally hampir tidak berkedip.
"Kamu baru diperkenalkan saja sudah menggoda seorang gadis." bisik Pak Chris kepada Andrew.
"Baiklah selamat bekerja kembali." kata Pak Chris lalu bersama Andrew masuk ke ruangannya.
Ann yang di ruangan bagian pembelian pun ikut terkejut. Segera dia mengunjungi meja kerja Sally.
"Sally, itu kan?" tanya Ann.
"Iya, aku juga tidak tahu Ann. Jangan tanya lebih jauh lagi, aku pun kaget. Sudah kembali ke mejamu, nanti dimarahi atasan mengobrol di tengah waktu kerja." kataku.
***
Di ruangan Pak Chris
"Kamu suma gadis tadi?" tanya Chris tiba-tiba.
"Gadis yang mana Om?" tanya Andrew bingung.
"Itu gadis yang menggunakan kemeja putih dengan celana cream. Nama gadis itu Sally, dia gadis di bagian gudang. Aku lihat kamu menatapnya sampai mata mu hampir keluar." kata Chris
"Oh, dia mahasiswi ku di kampus Om." jawab Andrew
"Oh.. kamu sudah kenal dia juga ya. Dia gadis yang waktu itu pernah saya ceritakan waktu pertemuan keluarga. Sebetulnya kalau tidak didesak Ayah Ibumu aku tidak akan bilang." kata Chris.
Andrew terdiam, ada sedikit sakit di hatinya.
--------
Selamat membaca 😊
salam
vatti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
⭕ᴀ͠ʏʋ ⃟ ⃟ ᵃ͢ᶯᵳ༂
semangat vantyy
2020-08-20
1