Seorang pria terlihat sedang gusar di sebuah taman di depan kolam. Sesekali rambutnya dijambak dengan kedua tangan.
"Arrrrgh.. kenapa harus wanita yang sama?" geramnya
"Apakah aku harus mengalah? Arrgh.. tidak.. tidak mungkin. Aku mengenalnya lebih dulu dan aku mencarinya lebih lama. Biar dia yang memilih." kata pria itu langsung mengambil kunci mobilnya dan langsung pergi.
"Drew.. ada yang ingin kutanyakan kepadamu.. Loh kemana anak itu, sudah malam seperti ini." Chris baru saja berjalan ke arah taman, tetapi yang dicari menghilang entah kemana.
***
"Aku menunggumu di seberang jalan. Malam ini aku antar pulang, ada yang ingin kukatakan kepadamu." pesan text masuk dari Andrew.
"Aku bawa motor, kalau aku pulang bersamamu siapa yang membawa motorku?" pesan text terkirim ke Andrew.
"Itu urusan mudah, kau berikan saja kuncinya nanti temanku yang akan mengantarnya ke Mess kantormu." pesan text dari Andrew.
"Baiklah" jawab Sally mengakhiri pesan text dan berjalan ke seberang jalan dari kampusnya.
"Mana kunci motor mu?" tanya Andrew saat Sally sudah sampai.
"Ini" Sally menyerahkan kuncinya.
"Silahkan nona!" Andrew membukakan pintu sebelah kursi penumpang.
"Terima kasih" jawab Sally.
30 menit kemudian mereka sampai di Rumah Makan Bukit Langit. Rumah makan dengan pemandangan perbukitan, tampak lebih indah jika dilihat pada malam hari karena lampu dari rumah penduduk tampak seperti bintang berkelap kelip.
Saat ini mereka sudah duduk berdua memandang keindahan kota Agria di malam hari.
"Maaf, kalau membuatmu kesal karena aku tidak jujur siapa aku. Aku memang keponakan Om Chris, tetapi diriku bukan siapa-siapa. Aku hanya seorang pengajar yang sederhana bukan seorang pengusaha." kata Andrew membuka percakapan.
"Tidak, aku tidak kesal. Lagi pula saat ini kita tidak ada hubungan spesial kan? Jadi tidak masalah mengenai itu." jawab Sally.
"Apakah sampai detik ini hanya seperti itu Sally?" tanya Andrew.
Sally menjadi salah tingkah dan hanya tertunduk.
"Tolong lihat aku! dan jawab pertanyaanku Sally, please!"pinta Andrew dengan memelas sambil mengangkat dagu Sally agar melihat ke arahnya.
"Aku sungguh mencintai kamu dari awal kita bertemu, bahkan aku tidak pernah bisa berpaling kepada yang lain." lanjut Andrew.
"Drew.. Aku kan sudah katakan kepada kamu, kalau aku masih belum yakin dengan perasaannku kepada kamu. Aku bahkan minta kamu pergi dari aku, karena aku takut kamu tidak mendapat yang kamu inginkan. Tetapi kamu tetap memaksa aku selalu berada di sisi kamu. Lalu aku harus bagaimana lagi?" jawab Sally.
"Cintai aku Sally, mohon cobalah untuk mencintai aku walaupun cuma sedikit. Aku mohon buka hatimu untukku!"pinta Andrew.
"Andrew, aku.." belum selesai kalimat keluar dari mulut Sally, bibir Andrew sudah mendarat lembut di bibirnya.
Sally tersentak diam beberapa detik, lalu kemudian mendorong dada Andrew untuk menjauh darinya.
"Kamu..., antar aku pulang sekarang." Sally mengambil tasnya lalu berlari ke luar rumah makan. Dia merasa kesal karena ada yang menyentuhnya tanpa permisi.
"Sally maafkan aku, Sally tunggu.." setelah membayar pesanan mereka, Andrew ikut berlari mengejar Sally.
Di dalam mobil pandangan Sally hanya tertuju ke depan, dia masih marah dengan perlakuan Andrew tadi. Sedang Andrew sesekali menatap ke arah Sally dengan wajah cemas.
"Sally maaf kalau membuat kamu marah. Aku tidak bermaksud kurang ajar. Aku..aku.. arrgh.. maaf atas kelancanganku." kata Andrew sambil memukul stir mobilnya.
Sally cuma diam saja, tatapannya tetap ke depan jalan.
Setelah mereka sampai di depan Mess Sally. Sally langsung bergegas turun, tetapi tangannya ditahan Andrew.
"Sally, jangan terus diam begini. Kalau kamu ingin marah ungkapkan kepada ku. Caci aku, atau pukul aku. Aku tidak akan mengulanginya lagi." kata Andrew.
"Drew.. itu yang aku takutkan dari awal. Kamu akan meminta lebih di saat aku sendiri belum yakin. Lebih baik kita seperti dulu saja hanya sebagai dosen dan mahasiswi. Aku tidak mau memberi harapan kepadamu yang ujungnya hanya menyakitimu." kata Sally sambil menatap Andrew lekat-lekat.
"Aku tidak mau kehilangan kamu lagi Sally" kata Andrew memelas.
"Aku tidak mau menyakiti kamu lagi Drew, tolong juga mengerti aku." kata Sally sambil mengusap puncak rambut Andrew.
"Aku tahu Sally, kamu sudah mulai sayang kepadaku. Dan aku tidak akan menyerah. Aku yakin kamu akan merasakan hal sama kepadaku suatu saat. Tidak masalah aku harus mengalami beberapa kali rasa sakit." kata Andrew menahan tangan Sally di puncak kepalanya sambil terus menatap mata Sally.
"Aku sudah memperingati kamu Drew. Kamu tidak boleh berharap banyak dariku. Jangan buang waktumu." pinta Sally.
"Justru saat ini aku sedang menjalani waktuku, setelah sekian tahun terbuang tanpa kamu." kata Andrew dengan yakin kemudian dia kecup tangan Sally.
"Andrew! Aku mau masuk, terima kasih tumpangannya." Sally menarik tangannya lalu berlari masuk ke dalam Mess.
***
Andrew melempar kunci mobilnya ke arah meja bar di rumahnya. Diambilnya sebuah botol minuman dan meminumnya langsung dari sana.
"Kamu dari mana? Ada masalah?" tanya Chris yang baru keluar dari kamarnya.
"Nope.. lagi kepingin minum aja."jawabnya singkat kemudian meneguk lagi minuman dari botol.
"Ok, tadinya aku mau membicarakan mengenai urusan kantor. Tapi.. sepertinya tidak tepat waktunya." kata Chris sambil berlalu menuju kamarnya.
***
"Sally kamu dipanggil Pak Chris ke ruangannya!" kata Kak Dea yang baru kembali dari ruangan Pak Chris.
"Oh.. baik Kak" aku langsung bergegas ke ruangan Pak Chris.
Sesampainya di ruangan Pak Chris.
"Silahkan duduk Sally!"perintah Chris.
"Nanti malam ada pertemuan dengan partner perusahaan kita. Saya minta kamu ikut menemani saya untuk membantu menjelaskan mengenai produk kita, jalur distribusi, dan hasil produksi kita." kata Chris.
"Saya Pak? Maaf, bukan maksud saya menolak perintah Bapak. Apakah tidak apa-apa jika saya yang ikut dan menjelaskan kepada mereka, bagaimana dengan bagian marketing?" tanya Sally karena takut akan melangkahi bagian lain.
"Itu urusan saya mau siapapun yang saya ajak untuk meeting. Saya meminta orang tidak sembarangan, saya tahu pontensi kamu dan pengetahuan kamu. Karena itu yang saya ajak untuk meeting itu kamu." kata Chris dengan nada sedikit ditinggikan.
"Maaf Pak, baik Pak" jawab Sally sambil menundukan wajah.
"Baiklah, kamu kembali ke tempat kamu. Siapkan semua bahan meeting. Nanti jam 6 saya tunggu di lobby semua sudah siap."sambung Chris
"Baik Pak" jawab Sally sambil keluar dari ruangan Chris.
Tampak senyuman tipis menghiasi wajah Chris. Tidak lama Chris berkutat kembali dengan pekerjaannya.
----------
Terima kasih teman-teman yang sudah mampir.
salam
vatti ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments