Di dusun kami, untuk gadis seusiaku biasanya sudah menikah dan memiliki anak satu atau dua orang.
Tetapi, aku tidak mau memiliki kehidupan seperti itu. Aku masih ingin mengejar mimpi untuk memiliki pendidikan tinggi. Kalapun nanti memiliki kehidupan ekonomi yang cukup baik, itu merupakan bonusnya.
Di saat mereka sibuk mengurus anak dan suami. Aku tetap bersekolah, walaupun jarak dari rumah ke sekolah butuh beberapa kilo meter.
Pa dan Ma tentu mendukung apa yang kuimpikan. Menurut mereka yang berhak menentukan pilihan hidup anak-anaknya, adalah anak-anaknya sendiri. Tugas mereka sebagai orang tua hanya mengarahkan agar tetap sesuai dengan koridor yang benar.
Pada suatu petang sepulang Pa dari kota tiga tahun lalu.
"Sally.. Sally.. " panggil Pa dari luar rumah.
"Ya Pa.." jawabku sambil berlari menuju asal suara Pa.
Ternyata Pa membelikanku sebuah sepeda.
"Wuaah... ini untuk saya Pa?" tanyaku tak percaya.
" Iya untukmu sayang. Jarak sekolah menengah atas dan rumah kita cukup jauh. Pa harap, ini dapat membantu mempercepat perjalanmu ke sekolah" jelas Pa kepadaku.
"Terima kasih Pa" sambil kupeluk dan kucium lelaki yang paling kucintai sejagat raya.
"Pa.. nanti kalau Mey sudah sekolah menengah atas, Mey mau sepeda seperti itu juga ya" sahut Mey yang sedari tadi memperhatikan di sebelah Ma.
"Pasti sayang" jawab Pa, kemudian memeluk dan mencium Mey dengan sayang.
Aku beri nama beky untuk sepedaku. Beky setia mengantarku pergi dan pulang sekolah.
***
Tidak terasa sebentar lagi aku akan lulus dari Sekolah Menengah Atas. Sepertinya akan berat bagi Pa dan Ma untuk membiayaiku ke perguruan tinggi.
Mengandalkan beasiswa pun sepertinya akan sulit. Biasanya yang didapatkan hanya berupa biaya sekolah, sedang biaya hidup dan keperluan sekolah lainnya harus ditanggung sendiri. Itu semua membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan jujur saja aku agak ragu apakah bisa mendapat beasiswa itu, mengingat sedemikian ketat persaingan di negara kami.
Walaupun di sekolah aku memiliki hasil yang baik hampir di semua mata pelajaran. Tapi tidak menjamin akan lolos seleksi beasiswa di perguruan tinggi.
Akhirnya aku putuskan setelah lulus sekolah, aku akan pergi ke kota mencari pekerjaan. Nanti uangnya akan kutabung untuk membiayai keperluanku diperguruan tinggi, sambil terus mencoba seleksi untuk mendapatkan beasiswa.
Awalnya, Ma dan Pa agak berat melepas anak gadisnya untuk berjuang hidup dan tinggal jauh dari mereka. Tetapi melihat tekad anaknya yang demikian kuat dan demi kebahagiaan anaknya, akhirnya mereka memberikan ijin.
***
Hari ini adalah hari kelulusanku. Pa terlihat tampan dan gagah dengan baju kebangaannya yang pernah dipakai waktu hari raya tahun lalu.
Ma juga terlihat tambah cantik dengan gaun sederhana bordir bunga kecil warna biru langit yang khusus dibelikan Pa dua minggu lalu sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka.
Adikku Mey tampak manis dengan gaun cerah berwarna merah muda berbordir peony hasil dari tangan kreatif Ma.
Aku.. tentu saja tidak kalah cantik dengan Ma dan Mey. Aku memakai gaun biru langit bermotif bunga kecil putih. Tidak lupa Ma menambahkan pulasan tipis perona bibir pada bibirku. Risih sebetulnya pakai rias pada wajah, tetapi menurut Ma karena ini adalah hari spesialku, maka aku harus memakainya agar terlihat lebih cerah.
"Ma, Sally, Mey.. kalian sudah siap? Hari semakin siang. Jangan sampai kita terlambat" kata Pa dari teras.
" Ya Pa!" jawab kami bertiga hampir serempak, kemudian keluar dari kamar menuju teras.
"Cantiknya permaisuri dan putri-putriku" puji Pa kepada kami bertiga.
"Iya dong, kan kami anak Ma dan Pa" celoteh si kecil Mey.
Pa mengusap ujung kepala Mey, karena gemas.
"Ayok kita pergi" ajak Pa.
***
Mobil bak terbuka hasil pinjaman dari tetangga yang biasa digunakan untuk mengangkut hasil bumi, sudah siap mengantar kami ke sekolah.
Ma, Pa, dan Pak John pemilik mobil duduk di depan. Aku dan Mey duduk di belakang sambil menikmati angin menerpa wajah kami. Sesekali kami menahan rambut dengan tangan untuk menghalau angin yang seolah ingin merusak tatanannya.
"Sally, tolong jagain Mey. Jangan sampai dia terjatuh saat mobil melewati jalan berlubang" pesan Pa.
"Baik Pa" jawabku.
Saat ini aku merasa senang bercampur sedih. Senang, karena awal menggapai mimpiku akan dimulai. Sedih, karena sebentar lagi aku akan meninggalkan Pa, Ma, Mey, teman-teman, dan dusun Lembah Asri.
***
Pukul 7 lebih 45 menit kami tiba di sekolah. Tom, Mena, dan Kela sahabat-sahabatku sudah sampai lebih dulu.
"Sally.." panggil mereka bertiga.
"Hai Tom, Mena, Kela! Pa.. Ma.. saya bersama teman-teman ya?" pamitku kepada Pa dan Ma sambil menurunkan Mey dari mobil dan memberikannya kepada Ma.
"Iya, hati-hati jangan berlari. Ingat kamu itu pakai gaun Sally!" pesan Ma.
"Siap Ma!" jawabku.
Setelah kata sambutan dari kepala sekolah, tiba saatnya pengumuman para siswa yang menjadi juara umum tahun ini. Namaku yang salah satunya dipanggil sebagai siswa berprestasi untuk mendapat penghargaan dari Kepala Sekolah. Termasuk Tom juga dipanggil, tentunya untuk menerima penghargaan sepertiku.
Dari atas panggung aku lihat Pa dan Ma tersenyum bangga dan haru ke arahku. Mereka bangga dan terharu akan hasil dari kerja keras dan tekad ku untuk mengejar mimpi.
-----------------
Episode 2 segini dulu ya. Tetap ditunggu saran dan kritiknya.
salam
Vatty
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Nienol
jejak
2020-08-23
1
Priska Anita
Mampir kesini lagi thor 💜
2020-08-21
1
Zhia
like
2020-08-20
1