Pagi saat aku datang, kulihat seisi kantor sibuk dan panik. Aku dan Ann yang datang bersamaan saling berpandangan heran.
Kutanya pada Kak Dea seniorku. "Ada apa ya Kak? kok semua terlihat sangat sibuk?"
"Sally.. Ann.. segera bantu kami merapihkan ruangan, dan segera selesaikan perkerjaan kalian jika masih ada yang tertunda. Hari ini Pak Chris akan ke sini. Jangan sampai ada kesalahan sedikitpun, karena itu akan jadi masalah untuk kita sekantor." jawab Kak Dea dengan terburu-buru sambil menyelesaikan pekerjaannya.
Aku dan Ann langsung mengerjakan apa yang dikatakan Kak Dea. Tiba-tiba Rico seniorku datang dengan tergesa-gesa.
"Pak Chris sedang dalam perjalanan menuju ke sini !!" ucapnya yang membuat kami semua tambah panik.
Akhirnya selesai juga apa yang kami kerjakan. Saat ini semua menanti dengan wajah tegang. Pak Greg datang mengiringi seorang pria tinggi tegap, sepertinya aku pernah melihat pria itu.
Seperti diberi aba-aba para seniorku serempak berdiri. Aku dan Ann buru-buru ikut berdiri. Serempak juga kami mengucapkan "Selamat pagi Pak Chris!"
Oh ternyata ini Pak Chrish kataku dalam hati.
"Pagi!" jawabnya lalu masuk ke ruangan Pak Greg.
Dari tadi beberapa senior kami tingkat manager secara bergantian masuk ke ruangan Pak Greg sambil membawa berkas pekerjaannya. Saat ini Kak Dea manager ku sedang berada di ruangan itu.
Tidak berapa lama aku dipanggil juga ke ruangan Pak Greg, tentu saja aku terkejut. Aku takut ada pekerjaanku yang salah sehingga tidak cukup hanya Kak Dea yang maju, tetapi akupun harus ikut ke sana.
tok tok tok!
"Masuk!" sahut Pak Greg dari dalam ruangan.
Kubuka pintu perlahan kemudian Kak Dea memanggilku, "Sally ke sini!" katanya
Masih dengan setengah tertunduk aku dekati Kak Dea.
"Ini Sally Pak, semua data ini dari dia." kata Kak Dea kepada Pak Chris
Mendadak bertambah pucat wajahku.
"Sally, kamu yakin semua data kamu ini tidak ada kesalahan catat?" kata Pak Chris kepadaku.
"I...iyaa..Pak" jawabku pelan karena gugup.
"Jawab yang jelas!" Pak Chris mulai meninggikan suaranya.
Pak Greg dan Kak Dea pun menjadi ikut tertunduk.
"Iya Pak, semua data itu saya catat dengan selengkapnya. Kemudian saya bandingkan dengan data dari bagian pembelian, sehingga menghasilkan hasil seperti itu." jawabku dengan berusaha tegas agar terdengar jelas.
"Hmm.., ok terima kasih. Tolong berikan kepada saya semua bukti pendukungnya dari awal periode pada hari ini juga, nanti kasihkan ke ruangan saya!" perintahnya.
"Baik Pak" jawabku.
Begitu aku keluar dari ruangan Pak Greg, ada tatapan tajam dari kubikal kiri yang diduduki kepala bagian pembelian. Dan ada raut ketakutan dari sahabatku Ann yang merupakan staff dari bagian pembelian.
Biasanya data-data pembelian aku dapat dari kepala bagian mereka Pak Hans selama ini. Tetapi karena 2 minggu lalu kepala bagian cuti selama 1 minggu, jadi data aku minta langsung dari Ann. Saat itu Pak Greg membutuhkan datanya segera. Awalnya Ann takut memberikan data pembelian, karena biasanya dari Ann tidak boleh memberikan langsung. Sedang Pak Hans masih tidak bisa dihubungi.
Saat aku coba cocokan dengan data stock gudang ternyata terdapat selisih. Sehingga aku berinisiatif untuk memeriksa keseluruhan fisik barang, kartu stock, dokumen-dokumen. Aku terkejut mengapa data bulan-bulan lalu beda dengan dokumen pembayaran.
Selama ini Pak Hans tidak pernah cuti, 2 minggu lalu dia terpaksa cuti karena orang tuanya meninggal di luar kota.
***
Saat ini, aku sudah sampai di depan ruang Direktur yang memang dikhususkan jika sewaktu-waktu Pak Chris Direktur Utama kantor pusat berkunjung.
tot tok tok!
"Masuk!" jawab Pak Chris dari dalam.
"Permisi Pak, ini semua dokumen yang Bapak minta. Apa ada lagi yang Bapak butuhkan?" tanyaku.
"Sebentar saya periksa dulu! Kamu tunggu di sana!" perintahnya menyuruhku untuk duduk di sofa empuk di ruangannya.
"Baik Pak" jawabku.
Baru kali ini aku masuk ke ruangan ini. Terlihat mewah dengan semua fasilitasnya. Tetapi aku merasa tidak nyaman berada di ruangan ini. Aku kuatis kalau-kalau Pak Chris akan marah lagi.
Waktu terus berlalu tanpa terasa, sekali-kali kulihat jam tanganku.
"Ok sudah cukup semua dokumen ini, kamu ke sini!" perintahnya kepadaku sambil menunjuk kursi depan mejanya.
"Sepertinya saya pernah melihat kamu, tapi di mana ya?" kata Pak Chris.
"Asal kamu dari mana? dan sudah berapa lama kamu bekerja di sini?" sambungnya.
"Saya dari dusun Lembah Asri Pak, saya sudah bekerja di sini selama enam bulan" jawabku.
"Dusun Lembah Asri? Maaf boleh tahu berapa usiamu sekarang?" tanyanya lagi.
"Iya Pak saya dari sana, saat ini saya berusia 19 tahun" jawabku lagi.
"Baiklah kamu kembali ke ruangan kamu!" katanya.
"Maaf Pak, apakah ada hal yang Bapak butuhkan dari saya lagi? Kalau tidak ada, apakah boleh saya pamit pulang? Karena sekarang sudah jam 8 malam, dan teman-teman sudah pulang semua." kataku sambil menunduk meminta persetujuannya.
Dilirik jam tangannya sekilas, "Oh iya, ok saya antar sekalian kamu ke Mess. Sepertinya sudah tidak ada angkutan umum yang lewat." katanya sambil diambilnya jas beserta tas kerjanya.
"Terima kasih sebelumnya Pak, saya tidak usah ikut Bapak. Saya akan menelepon teman saya untuk menjemput saya" jawabku.
"Jarak antara kantor dan Mess lumayan jauh. Kalau kamu menunggu teman kamu menjemput, nanti akan bertambah malam. Lebih baik kamu saya antar. Lagi juga searah. Ayo nanti tambah malam!" ajak Pak Chris.
"Baik Pak" jawabku.
Sebetulnya sungkan di antar oleh Pak Chris. Tetapi apa yang dikatakannya betul juga. Aku sendiri belum pasti apakah Lazo bisa mendapat motor pinjaman untuk menjemputku. Sedangkan di kota ini angkutan umum terakhir sekitar jam 7 malam.
Tadi Kak Dea sempat menawarkan untuk menemaniku karena takut akan selesai malam. Tapi aku kira jam 6.30 malam pun akan selesai. Ku pikir masih cukup waktunya untuk naik angkutan umum. Ternyata setelah aku menyerahkan dokumen jam 6.30, aku malah disuruh menunggu Pak Chris selesai memeriksanya.
Segera kuambil tas dan setengah berlari mengejar Pak Chris ke tempat parkir. Di dalam mobil Pak Don sopir yang melayani Pak Chris selama di sini sudah menunggu dibalik kemudi.
Saat mau kubuka pintu penumpang sebelah sopir..
"Kenapa kamu duduk di situ, ikut saya duduk di belakang!" perintah Pak Chris.
"Baik Pak" kututup pintu depan dan ikut duduk di belakang.
"Ke Mess karyawan dulu ya Pak! Nanti baru pulang!" perintah Pak Chris ke Pak Don.
"Baik Pak" jawab Pak Don.
Sepanjang jalan kami hanya terdiam. Sekitar 30 menit sampailah kami di depan gerbang Mess.
"Terima kasih Pak atas tumpangannya." kataku sambil membuka pintu mobil.
"Ya!" jawab Pak Chris singkat.
Kemudian mobilnya pun berlalu.
----
Terima kasih teman-teman yang sudah bersedia mampir di sini
salam
vatti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Diana Rosfita
simple dan tenang alurnya tp enak untuk dibaca. cm penyebutan ma dan pa saja yang agak ngganjal 😊
2020-09-28
1
Kadek
jangan lupa mmpir y kk
2020-07-31
1